January 10, 2014

First Snow

If I met you, would tears rise up?
The foolish me wouldn’t be able to say anything...
Tell me, “Merry Merry Christmas, hi, how have you been?”
When the snow falls, would my bruised heart get covered whitely..?
EXO – First Snow

Aku melangkahkan kakiku keluar dari Kona Beans dengan enggan, siang ini suhu dingin sekali, kurapatkan mantelku lalu melilitkan syal tebalku sampai hampir menutupi setengah wajahku. Hari ini aku memutuskan tidak membawa mobilku, aku ingin menikmati suasana natal yang semakin terasa di kota Seoul. Pohon-pohon yang dihiasi lampu dan pernak-pernik natal, mistletoe, patung-patung santa, indah sekali.
Aku menyusuri jalan yang sudah lama tidak pernah kulewati, hampir setahun kurasa. Di tengah perjalanan kurasakan sesuatu yang dingin menyentuh kepalaku. Aku menengadah keatas, butiran-butiran putih mulai berjatuhan dari langit, salju pertama musim ini.

On this afternoon as the first snow is falling
If only I could call you, I’d be so happy

“Yobose..”
“Oppa, odisseo??” suara nyaring diseberang sana terdengar detik pertama aku mengangkat teleponku.
“Aku di studio, sedang latihan, wae.?” Tanyaku.
“Ah, Oppa belum meliha salju?” tanyanya antusias, “Salju pertama musim ini..”
“Ya, Shin EunGi, kau meneleponku hanya untuk menanyakan ini?!”
Dia terkikik disana, “Haaaahh, padahal aku ingin sekali melihatnya bersamam Oppa.. Bukankah itu romantis?”
“Kau ini..”
“Oppa.. bogoshipda..!” ucapnya hampir berteriak sepertinya, “Setelah latihan nanti bisakah kau ke apartemenku?”
“Hmm, mianhae EunGi-ya, jadwalku penuh hari ini..” ucapku, memang di akhir tahun seperti ini jadwalku selalu padat.
“Hmm, keurae..” suaranya terdengar lemah. “Bye Oppa, take care, saranghae..” ucapnya lagi lalu memutuskan hubungan telepon kami. Sebenarnya aku junga rindu padanya, tapi kesibukanku belakangan ini membuatku tidak sempat menemuinya.

A year has already passed but I’m still not over you
So I talk to myself, “I’m lonely”

Aku menarik napasku dalam, sepenggal kenangan itu muncul begitu saja. Sudah setahun berlalu, tapi aku masih belum bisa melupakannya.
Kurasakan butiran-butiran salju mendarat di telapak tanganku, dingin.. Seperti rasa dingin yang sepanjang tahun ini kurasakan semenjak EunGi menghilang dari pandanganku.
“Sseulsseulhae...”
Setelah puas menikmati salju aku kembali melanjutkan perjalananku.

*

“Sungmin-ah, kenapa kau lama sekali?” tegur Kangin begitu aku memasuki studio, untuk ke sekian kalinya aku terlambat latihan, mereka sudah latihan duluan di situ.
“Mianhae Hyung,” jawabku memamerkan senyumku berlebihan.
“Jangan beraegyeo, kau menjijikkan..” ucapnya membuatku mau tak mau tertawa terbahak.
Aku mengganti bajuku lalu ikut berlatih dengan mereka. Latihan ini untuk performence kami besok, di salah satu acara di malam Natal nanti. Setelah beberapa jam berlatih kami memutuskan untuk beristirahat.
Sementara para member sibuk bercengkerama, aku memilih duduk di sudut ruangan. Bersandar di dinding kaca studio sambil memejamkan mataku. Entah kenapa belakangan ini aku lebih suka menyendiri.
“Hyung,” sapa Kyuhyun yang tiba-tiba sudah berbaring disampingku.
“Wae?” aku melihatnya sekilas lalu menutup mataku lagi.
“Apa kau sudah dengar...” Kyuhyun diam sebentar, “Hyojun bilang EunGi sudah kembali ke Seoul..”
Seketika perasaan aneh itu menjalari seluruh tubuhku. Aku senang, ya, tentu saja aku sangat senang mendengarnya sudah kembali ke Seoul. Tapi...
“Kau akan menemuinya kan Hyung?” tanya Kyuhyun.
“Setelah semua yang kulakukan dulu, apa menurutmu dia masih mau melihatku..?” tanyaku, lebih kepada diriku sebenarnya. Setelah aku menyakitinya, apa mungkin dia masih mau menemuiku..
“Tidak ada salahnya mencoba Hyung,” ucap Kyuhyun, “Memang penyesalan selalu datang belakangan ya..” tambahnya.
Aku mengangguk lemah, “Sendainya dulu aku mengakuinya, seandainya dulu aku memberikan waktuku sedikit saja untuknya, mungkin sekarang akan berbeda keadaannya..”
“Tapi kau tidak bisa memutar waktu untuk kembali ke masa dulu kan Hyung? Karena itu kau harus memperbaikinya sekarang..” saran Kyuhyun, yang entah kenapa sedikit bijak hari ini, lalu dia bangun dan meninggalkanku.

(Turn back the clock) if only I could go back one year
(Turn back my heart) would we be different now?
Yeah, it’s a stupid thought, but still, what if...

“Sungmin Oppa..!!”
Aku langsung mencari sumber suara cempreng yang baru saja memanggil namaku, suara ini sangat familiar. Benar saja, EunGi, si pemilik suara cempreng itu berdiri di lobby gedung KBS, tempat Super Junior perform malam Natal ini, dia menatapku sebal.
“Kenapa kau bisa ada disini?” tanyaku panik, melihat ke sekeliling kami, aku takut kalau sampai ada yang melihat kami.
Dia mendecak sebal, “Hampir satu bulan kita tidak bertemu, dan sekarang Oppa bertanya kenapa aku bisa ada disini?!!”
“EunGi-ya, kau tau aku sangat sibuk bela..”
“Bogshippeo..” potongnya, matanya memerah, dia menggigit bibirnya, aku tau dia sedang menahan tangisnya.
Aku menggenggam tangannya, hampir saja menariknya ke dalam pelukanku saat tiba-tiba beberapa ELF masuk dan langsung berjalan mendekati kami.
“Sungmin Oppa, siapa dia?” tanya salah satu dari mereka.
“Oppa, apa dia yeojachingumu?” tanya yang lain.
“Jinca Oppa?!”
“Jeongmal??!!”
“Maldo andwae, Sungmin Oppa kan tidak punya yeojachingu.. Ya kan Oppa? Yeojachingu Sungmin Oppa adalah ELF, benarkan?”
Aku melepaskan genggaman tanganku dari EunGi, lalu memaksakan diriku untuk tertawa. “Keurae,” jawabku, “Yeojachinguku adalah ELF..”
“Jadi dia siapa Oppa?” tanya salah satu dari mereka lagi, menatap EunGi tidak suka.
“Dia temanku,” jawabku berbohong,“Kami sudah lama tidak bertemu, kebetulan sekali bertemu disini..”sambungku. Yeoja-yeoja itu diam, memandangi EunGi tak percaya.
“Ah, jweisonghamnida,” ucap EunGi sedikit membungkuk,, “Kurasa aku mengganggu kalian, maaf.. Aku deluan Sungmin-ssi..”sambungnya lagi lalu berjalan hampir berlari meninggalkan kami, aku tau dia pasti menangis sekarang.

I’m sorry I didn’t treat you well
That Christmas I was only filled with regrets

Selesai perform, aku langsung menghubungi EunGi, dia tidak mengankat teleponnya, mungkin dia sudah tidur. Akhirnya kuputuskan untuk mengirim pesan padanya,

Mianhae, EunGi-ya, aku terpaksa berbohong tadi.
Jeongmal mianhae..

Tak berapa lama EunGi membalas pesanku, aku  langsung menghubunginya lagi.
“Ada apa Oppa?” tanyanya begitu mengankat teleponku, suaranya sedikit berbeda.
“Kau tidak apa-apa?” tanyaku.
“Eoh, nan gwaenchana..” jawabnya.
“Kau belum tidur?” tanyaku tak penting.
“Ini aku mau tidur Oppa,” jawabnya.
“Besok malam.. aku ke apartemenmu ya..”
“Gwaenchana Oppa, aku tau kau sangat sibuk, jangan memaksakan diri..”
“Bogoshipposeo EunGi-ya,” ucapku, “Aku ingin menghabiskan natal besok bersamamu..”
“Jeongmal?” tanyanya.
“Eoh,” jawabku.
“Keurae, aku akan menunggumu di taman besok, lagipula ada yang ingin kubilang Oppa..” suaranya terdengar bersemangat lagi.
“Hmm, aku tau, pasti kau ingin bilang kalau kau mencintaiku kan..?” godaku.
Dia terkikik geli, “Dasar narsis,” ejeknya.
Kami berbicara cukup lama sebelum akhirnya memutuskan sambungan telepon.

*

“Yoboseyo, EunGi-ya, mianhae, aku tidak bisa datang malam ini..”
“Tapi kau bilang..”
“Mianhae EunGi-ya, ternyata ada acara dari SM, selesainya pasti lama, aku janji akan menemuimu besok..”
“Tapi besok..”
“EunGi aku tutup teleponnya dulu ya, sepertinya kami dipanggil, bye..” aku memutuskan sambungan telepon kami, begitu mendengar nama Super Junior disebut oleh MC.
“Itu barusan EunGi Hyung?” tanya Kyuhyun saat kami bersampingan jalan menuju panggung.
“Eoh,” aku mengangguk.
“Apa tidak apa aku membatalkan janjimu?” tanyanya, “Kurasa nanti kau bisa permisi pulang deluan Hyung..”
“Tidak apa Kyu,” jawabku, “Besok aku akan menemuinya, dia pasti mengerti..”
“Tapi besok..”
Aku tidak sempat mendengar ucapan Kyuhyun karena musik lagu kami yang sudah dimainkan. Aku langsung mengambil posisiku di panggung.


Oppa, mianhae, aku tidak bisa menemuimu pagi ini. Sebenarnya pagi ini aku harus berangkat ke luar negeri.
Maafkan aku juga karena tidak bisa mengerti jadwalmu yang padat. Terimakasih selama ini sudah meluangkan waktumu untukku. Aku janji tidak akan mengganggumu lagi. Ah iya, aku menitipkan hadiah natalku untukmu pada Hyojun, jangan lupa mengambilnya, nanti dia bisa menghabiskan semuanya, hehe. :D
Take care, saranghae..

I walked alone on a street filled with lights, everyone looks happy
I used to think you would always be there like air
But I foolishly let you go, I’m so sorry

Setelah perform aku memutuskan untuk langsung kembali ke dorm. Dan lagi-lagi aku memilih untuk berjalan kaki. Ini tanggal 24 Desember, malam Natal, pasti sangat indah di jalan..
Salju kembali turun menemaniku menikmati malam ini. Di sekelilingku banyak sekali pasangan yang sedang bergandengan, mereka semua tampak bahagia. Seandainya kau ada disini, aku pasti sangat bahagia seperti mereka..

(Such a typical story) After time passed, the fact that you’re so precious
(It always passes by) Why didn’t I know back then?
I want to tell you that it’s different now

Tanpa sadar kakiku membawaku sampai di taman dekat apartemen EunGi dulu. Aku menduduki salah satu bangku yang dulu sering kami tempati. Mungkin malam itu, setelah aku tidak mengakuinya di depan para ELF, dia menangis disini. Mianhae EunGi-ya, jeongmal bogoshipposeo..
Dadaku terasa sangat sesak, tanpa bisa kucegah air mataku mendesak keluar. Mungkin begini rasa sakit yang dirasakannya dulu. Seluruh tubuhku sakit saat mengingatnya, sakit saat menyadari dia tidak ada disisiku lagi..

Is it tears or is it because of the snow?
That Christmas, I kept seeing you get farther away

*

“Kalian siap-siap, 15 menit lagi kita tampil,” seru Kangin hampir berteriak pada kami semua yang memang sedang bersiap-siap di ruang ganti. “Dimana Kyuhyun?” tanyanya.
“Dia keluar sebentar, ada Hyojun diluar sepertinya..” jawab Eunhyuk.
“Ck, anak itu, sempat-sempatnya berpacaran..” repet Kangin.
“Yaaa, Hyung! Mereka itu tidak berpacaran, Hyojun itu gadisku..” protes Donghae, padahal dia masih sibuk di make-up, tapi Kangin sudah pergi masa bodo dengannya.
“Sungmin Hyuung..” panggil Kyuhyun yang tiba-tiba sudah muncul di pintu, dia seperti habis berlari.
“Wae?” tanyaku bingung, “Kau darimana?”
“Ini..” ucapnya tak menjawab pertanyaanku, malah memberikanku sebuah kotak.
“Kau memberikanku hadiah natal..?” tanyaku tak percaya, sedikit geli sebenarnya.
“Aish, babo, buka kotaknya..” repetnya.
Aku membuka kotak itu, didalamnya terdapat cookies-cookies berbentuk hiasan natal, ada pohon natal, gingerbread man, dan yang paling menarik perhatianku sebuah kartu kecil yang terdapat tulisan tangan yang sangat ku kenal..

Kau berjanji akan menghabiskan hari Natal denganku kan Oppa?
Aku menunggu..

Jantungku berdetak kencang saat membacanya, ini tulisan EunGi, dan cookies ini sama dengan hadiah natal EunGi yang dititipkannya pada Hyojun setahun yang lalu.
“Kyu, kau darimana saja?!” repet Kangin yang baru datang lagi, “Ayo kita harus kebelakang panggung seka..”
“Hyung, mianhae, aku harus pergi sekarang,” potongku cepat, semua member menatapku tak percaya.
“Kau mau mati hah?” seru Kangin dan Heechul bersamaan.
“Mianhae Hyung,” ucapku lagi beranjak pergi.
“Ya, Sungmin-ah, kau mau kemana?! Ya, inma, kembali kau..! Kau mau kubunuh haaahhh..?!!”
“Mianhae Hyung..!!!!” teriaku kuat, lalu berlari kencang-kencang meninggalkan tempat itu.
Aku tidak peduli yang lain, aku hanya ingin bertemu EunGi sekarang, tanpa sadar air mataku kembali keluar. Aku berlari sekencang-kencangnya ke taman itu..

It’s so strange, just thinking of you makes tears fall
I want to go back to you
I can do anything
Even if all of my life till now disappears..

Dan akhirnya aku melihatnya lagi..
Yeoja itu sedang duduk di bangku yang semalam kutempati, yang setahun lalu kami tempati bersama. Aku terdiam sebentar memandanginya, menikmati jantungku yang berdetak cepat sambil berusaha menghentikan air mataku yang dengan tidak tau malunya terus keluar.
Aku berjalan selangkah mendekatinya, dia berhenti memandangi salju dan langsung berdiri, mengarahkan pandangannya padaku. Seketika lidahku kelu, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku..

If I met you, would tears rise up?
The foolish me wouldn’t be able to say anything
Tell me, “Merry Merry Christmas, hi, how have you been?”
When the snow falls, would my bruised heart get covered whitely?

“Merry Christmas..” ucapnya sambil tersenyum padaku, “Anyeong, jal jinaeneungeoji..?”
Aku berlari dan langsung menariknya ke pelukanku, memeluknya seerat yang kubisa. Dia membalas pelukanku tak kalah erat.
“Bogoshippeo..” bisiknya ditengah isak tangisnya.
“Nado bogoshippeo,” jawabku, “Jeongmal bogoshippeo..”
Dia melepas pelukanku, “Gomawo, tidak membiarkanku menunggumu sampai membeku seperti tahun lalu..” ucapnya bercanda, berusaha tertawa, “Kupikir Oppa tidak akan datang tadi..”
“Mianhae EunGi-ya..” ucapku, “Mianhae.. Jeongmal mianhae.. Mianhae.. Aku tidak akan membuatmu menunggu lagi, aku tidak akan menyakitimu lagi, dorawa..”
“Oppa.. itu berarti aku boleh mengganggumu lagi?” tanyanya setengah tertawa, tawa yang sangat kurindukan.
Tanpa berpikir apa-apa lagi, aku langsung menciumnya.
“Oppa!” pekiknya terkejut, lalu mundur menjauh, lalu dengan polos memegang bibirnya, “My first kiss..”
Perlahan aku maju mendekatinya, dia mundur lagi, aku berjalan mendekatinya lagi, dia mundur lagi sampai akhirnya terduduk di bangku taman. Aku mendekatkan wajahku perlahan, “Merry Christmas..” bisikku lalu menciumnya dengan lembut.


** FIN **

No comments:

Post a Comment