PART 2
Aku menciumnya, lebih berhasrat
dari yang kulakukan sebelumnya, lebih dari ciuman-ciuman yang pernah kulakukan
dengan orang lain...
“Oppa kau gila?!!” tanyaku setelah berhasil melepaskan
ciuman Sungmin, “Kau ingin membunuhku?!!” tambahku lagi setelah berhasil
mengatur nafasku.
“Salahmu!” jawabnya sambil nyengir tak jelas.
“Salahku??” tanyaku heran.
“Kau terlalu menggoda..” jawabnya santai lalu aku memukul
pelan bahunya.
“Sebenarnya kau mencintaiku atau bibirku sih?” tanyaku
curiga.
Dia mengacak rambutku, “Keduanya, aku mencintaimu
seutuhnyaa!”
“Really?” godaku.
“Hmm,” dia mengangguk lalu menghidupkan mobilnya, “I love
you with all my heart..” sambungnya lagi sambil menatapku lalu menjalankan
mobilnya.
Aku tak melepaskan mataku dari wajahnya saat perjalanan
pulang. Sesekali dia melihatku lalu menyuruhku untuk tidak memandanginya
seperti itu.
“Kau tidak akan meninggalakanku kan Oppa?” tanyaku
tiba-tiba ditengah perjalanan pulang.
“Waeyo?” tanyanya terkejut, “Kenapa tiba-tiba tanya
seperti itu?”
“Aniyo..” jawabku ragu.
“Ada sesuatu yang kau sembunyikan EunGi-ya?” tanyanya
lagi mulai curiga, aku menggeleng, “Marhaebwa!”
“Aiis, aku kan sudah bilang tidak ada,” seruku lalu
memandang kearah jendela, Sungmin hanya diam saja.
“Ah, sampai disini saja Oppa,” ucapku menahannya turun
dari mobil, “Aku capek, mau langsung istirahat.” jelasku.
“Kau yakin?” tanyanya memastikan.
Aku mengangguk, “Hmm.”
“EunGi-ya..”
“Ne?”
Dia mencium keningku, “Saranghae..”
Aku hanya mengangguk lalu membuka pintu mobilnya dan
turun, kutunggu sampai mobilnya menghilang dari pandanganku lalu aku masuk ke
gedung apartemenku.
“Joon-ssi??” tanyaku kaget saat hampir sampai di
apartemenku, dia berdiri di depan pintu apartemenku.
“Ah, lama sekali sih!” keluhnya, “Kau tak mau menyuruhku
masuk dulu? Kakiku pegal nih..”
Aku menatapnya lama lalu membuka pintu apartemenku dan
mempersilahkannya masuk.
“Mau apa kemari?” tanyaku to the point tanpa
memberikannya minuman terlebih dahulu.
“Ini!” ucapnya ketus sambil memberikan sebuah tas
kepadaku yang ternyata adalah notebook’ku yang tertinggal di lokasi syuting,
“Ceroboh sekali..” ejeknya.
Aku hanya nyengir tak jelas, “Gomawoo.. Aku tidak bisa
hidup tanpa notebook ini!”
“Babo,” ucapnya pelan tapi masih tertangkap olehku,
“Bagaimana bisa meninggalkan barang yang begitu berharga buatmu??”
Aku nyengir lagi, ini memang kebiasaan burukku. Aku suka
sekali meletakkan barang sembarangan bahkan barang berharga sekalipun. Lalu aku
akan lupa barang itu dimana hingga membuatku menangis meraung-raung sampai
akhirnya menemukan barang itu lagi ditempat yang tak terduga, yang selalu
membuat Sungmin menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Kau mau minum?” tanyaku.
“Cih, harusnya dari tadi nawarin minum!” cerewetnya, “Aku
mau soft drink.. yang dingin ya!”
Aku memanyunkan bibirku kesal, lalu pergi ke dapur dan
mengambil soft drink yang sebenarnya punya Sungmin dari lemari es. Kalau dia
tau jumlah Chilsung Cider’nya berkurang pasti dia akan mencerewetiku, aku
terkekeh membayangkan reaksinya nanti.
“Kau dan Sungmin hyung??”
Aku terdiam mendengar pertanyaan Joon, kulihat dia sedang
melihat wallpaper notebook’ku. Aduh, bagaimana ini?? Aku menggaruk kepalaku
yang sebenarnya tidak gatal, dia lalu menatapku meminta kebenaran.
“Ng.. begitulah,” jawabku sekenanya, dia lalu mengangguk
dan kembali sibuk dengan notebook’ku.
“Joon-ssi..”
“Oppa saja,” potongnya,
aku mengangguk.
“Oppa, kau tidak akan me..”
“Aiis, memangnya aku ada tampang tukang gosip apa?!”
potongnya lagi terlihat kesal, “Aku tidak suka ikut campur urusan pribadi orang
lain..”
Aku tersenyum lega, sepertinya namja yang bernama Joon
ini baik juga, walaupun kadang-kadang yah, sangat menyebalkan.
“Waeyo?” tanyanya bingung, “Kenapa melihatku seperti
itu??”
“Anii..” jawabku, “Hanya saja, tadinya aku pikir kau
orang yang menyebalkan Oppa..” sambungku sedikit takut dia akan marah, tapi
diluar dugaanku dia malah tertawa lalu menarikku mendekat padanya.
“Aigo, kau ini!” ucapnya disela-sela tawanya, “Kenapa
berpikir kalau aku menyebalkan? Aku ini orang yang baik tauuuu..”
Aku ikut tertawa mendengar ucapannya yang dibuat sok
imut, apa dia mau jadi king of aegyo? Jadi teringat namjachinguku yang bodoh
itu, yang selalu pamer aegyo didepanku membuatku ingin mencekiknya..
“Sudah berapa lama kau dengan Sungmin hyung?”
“Hmm.. 3 bulan lebih,” jawabku.
“Ooh, masi pasangan muda ternyata..” komentarnya, aku
mengangguk, “Kau mencintainya?”
Aku menatapnya terkejut, “Pertanyaan macam apa itu
Oppa??” tanyaku marah, “Memangnya menurutmu aku yeoja seperti apa?! Tentu saja
aku mencintai namjachingu’ku!!”
Dia malah nyengir melihatku marah, lalu menepuk-nepuk
kepalaku, “Aku cuma bercanda yeodongsaeng’ku yang babo.. Lucu sekali ekspresimu
itu, ahahahahaha..”
“Yeodongsaeng?” tanyaku heran.
Dia mengangguk, “Hmm, mulai sekarang kau itu
yeodongsaengku dan aku oppamu! Ara?”
Aku mengangguk setuju, sekarang aku punya 10 oppa deh.
“Kau punya yeojachingu Oppa?” tanyaku.
Dia menggeleng, “Aku mau fokus ke karirku dululah, lagi
pula susah sekali menemukan yeoja yang sesuai standarku..”
“Cih, memangnya kau siapa Oppa sampe punya standar
segala?!” ejekku.
“Kekekeke.. Bukan bermaksud sombong EunGi-ya, tapi memang
benar, belum ada yeoja yang berhasil membuatku deg-degan saat melihat
matanya..” jelasnya lagi, aku mengangguk paham, “Sebenarnya ada sih..”
sambungnya lagi lalu meminum soft drinknya.
“Siapa Oppa??” tanyaku antusias.
“Neo,” jawabnya santai sambil menunjukku lalu meminum
minumannya lagi, aku yang ditunjuk hanya bisa terbengong.
Sesaat kemudian dia mulai terkikik geli, aku memukul
bahunya gemas, “Kau mengerjaikukan Oppa??!” geramku, dia lalu mengangguk sambil
tetap tertawa hampir menumpahkan minuman yang ada dimulutnya.
“Haah, tapi belum apa-apa aku malah harus tau kalau kau
sudah punya Sungmin hyung,” ucapnya lagi membuatku bingung, “Menyebalkan..”
“Oppa, kau ini! Iis..”
“Hahahaha, yasudahlah sudah jam 7,” katanya sambil
melihat jam tangannya, “Aku pulang dulu.”
Aku mengangguk lalu mengantarnya ke pintu.
“Oiya, aku juga mau minta maaf..”
“Maaf? Buat apa?” tanyaku heran.
“Mian..” dia terdiam lalu menunjuk bibirku, aku mengerti
sekarang.
“Hmm, sudahlah..” jawabku sambil tersenyum, “Aku tau Oppa
tidak sengaja.”
Dia terdiam lagi sebentar lalu mengangguk dan keluar dari
apartemenku.
“Sampai jumpa besok!” ucapanya.
“Eh??” aku bingung, “Besok kan tidak ada syuting Oppa?”
Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu menjetikkan
jarinya dikeningku, “Kau lupa sudah tanda tangan untuk MV MBLAQ terbaru?”
Aku menepuk jidatku, “Ah, iya yah.. Aku hampir lupa tadi.
Gomawo Oppa sudah diingatkan!”
“Aiis, jinja!” gumamnya, “Aku jemput besok?”
Aku menggeleng cepat, “Aniya, aku bisa sendiri.”
“Ta..” dia terdiam, “Baiklah, annyong!” lanjutnya lalu melambaikan
tangannya. “EunGi-ya..” Joon oppa
memanggilku lagi saat aku akan menutup pintu.
*
“Aiiss!!” rutukku kesal mendengar jawaban saat aku
menelepon EunGi, non aktif lagi?? Lagi apa sih sebenarnya dia? Apa dia
benar-benar langsung tidur?
“Hyung, aku capek melihatmu mondar-mandir terus..” ucap
Ryeowook yang sedang duduk di sofa bersama Kyuhyun menonton drama Secret
Garden, kami sedang tidak ada kegiatan malam ini.
Aku melempar hp’ku ke sofa lalu ikut menghempaskan badan
duduk disamping Ryeowook. “Kemana sih anak ini?!!”
“EunGi ya?” tanya Kyuhyun memastikan, aku mengangguk,
“Ada kerjaan kali.”
“Ani, dia tidak ada kegiatan hari ini,” ucapku, “Tadi sih
dia bilang capek dan langsung mau istirahat..”
“Berarti dia sudah tidur Hyung,” kata Ryeowook, “Kau sudah
telfon ke apartemennya?”
Aku menganggguk, “Bagaimana ini Kyu?” rengekku sambil
mengguncang-guncang tangan Kyuhyun yang kembali sibuk dengan PSP’nya saat jeda
drama itu, “Aku takut kalau dia kenapa-kenapa..”
“Hyung, sebenarnya umurmu itu berapa sih?” ejeknya, “Kau
ini lebih tua 3 tahun dariku Hyung, masa seperti ini saja kau tidak tau mau
ngapain..” dia menghentikan permainannya lalu menatapku, “Apartemen EunGi kan
bukan di Hongkong sana!”
Aku menatapnya bingung, tidak mengerti apa maksud
ucapannya. Dia menjitak kepalaku dongkol, oke, karena kau Cho Kyuhyun dan aku
sedang dilanda kekhawatiran aku membiarkanmu kali ini menjitak kepalaku. “Turun
dari dorm ini, keluar, belok ke kanan jalan terus sekitar 5 menit, lalu belok
ke kiri, jalan lagi sekitar 3 menit, masuk ke gedung Samdong Apartmen, cari
apartemen nomor 1186, ketuk pintunya, dan selesaikan masalahmu.. Huh!” jelasnya
panjang lebar lalu mendengus dan lanjut menyibukkan diri dengan PSP’nya lagi.
Aku memeluknya kencang, “Gomawo Kyuuu!! Kau memang paling
mengerti aku!!” Dia menatapku jengah lalu mendorongku, aku buru-buru ke kamar
mengganti pakaianku.
“Kau belum makan Hyung..!” teriak Ryeowook saat aku
keluar dari kamar.
“Aku makan diluar sajalah..” jawabku, “Aku keluar
sebentar!”
“Lama juga tak apa Hyung, asal pulangnya bawa bayimu dan
EunGi..” balas Kyuhyun, lalu mereka berdua tertawa, aku melempar sepatu yang
asal kuambil dari rak disampingku tepat dikepala Ryeowook karena Kyu langsung
mengelak, gantian aku yang tertawa.
“Hyuung!” seru Ryeowook sambil mengelus kepalanya, aku
dan Kyu masih tertawa.
Pletak!
Tawaku makin keras saat Kyuhyun mengelus kepalanya sambil
mencibir, Ryeowook baru saja menokok kepalanya dengan sepatu yang kulempar
tadi.
*
“EunGi-ya..” Joon oppa memanggilku lagi saat aku akan
menutup pintu.
“Waeyo Oppa?” tanyaku, “Ada yang tertinggal?”
“Ani..” jawabnya ragu, “Hmm, itu.. apa boleh aku pakai
kamar mandimu?”
Aku tersenyum melihat wajahnya yang memerah, apa-apaan
dia ini, masa malu hanya karena mau numpang kamar mandi. Aku mengangguk lalu
mempersilakan dia masuk lagi. “Pakai yang dikamarku Oppa, yang dibelakang lagi
rusak.”
“Kamar??” tanyanya terkejut.
Aku mengangguk, “Hmm.”
“Bagaimana bisa ada yeoja sepertimu, menyuruh namja yang
baru dikenalnya masuk ke kamar?? ”
Aku menggaruk kepalaku yang sebenarya tak gatal,
“Memangnya salah ya?” tanyaku bingung, “Kan Joon-ssi sudah jadi oppa’ku.. Lagi
pula aku bukan menyuruhmu masuk ke kamarku tapi kamar mandi kamarku.”
“Tapi kan.. Aigoo!!” Dia kembali memegangi perutnya,
sepertinya sakit sekali.
“Sudah lah Oppa pakai saja,” suruhku sambil menutup hidung mengejeknya,
“Bau nih!”
Dia menatapku geram lalu buru-buru masuk ke kamarku yang
sudah kubuka pintunya, aku hanya bisa geleng-geleng kepala dibuatnya. Baru saja
aku akan duduk ke sofa tiba-tiba seseorang mengetuk pintu apartemenku.
“Oppa?!” seruku setengah terkejut. “Ada apa kemari?”
“Mwoya?! Kenapa kau terkejut aku datang?” tanyanya
curiga.
“Ani..” aku menggeleng sambil sebisa mungkin tersenyum.
“Aku.. tadi ada kerjaan, yah jadi mampir saja sebentar.”
Jelasnya lalu nyelonong masuk, “Kenapa handphonemu tidak aktif?”
“Eh? Oh.. Aku lupa hidupin selesai syut..”
“Kau minum Chilsung ini??!!” serunya hampir memekakkan
telingaku sambil mengacungkan kaleng soft drink kosong ke arahku, aku
menggeleng, dia menatapku tak percaya.
“Oppa itu kan cuma sekaleng soft drink! Kenapa berlebihan
begitu??” kataku kesal dimarahi dan ditatap seperti itu, “Aku akan bayar!!!”
Dia menarik tanganku mendekat padanya, aku menepisnya
lalu duduk di sofa membelakanginya. Dia ikut duduk disampingku lalu menarik
tanganku lagi kepelukanya.
“EunGi-ya..” panggilnya lembut, aku masih tetap
memalingkan wajahku, “Kau tau ini bukan masalah uang kan?” Aku diam saja,
“Aigoo yeoboo.. Kau juga tau aku pasti mau membelikanmu beribu-ribu kaleng
Chilsung Cider ini kalau saja itu baik untukmu kan?” bujuknya lagi, “Nae
sarang, dokter kan sudah melarangmu minum minuman soda seperti ini, tidak baik
untuk lambung dan hatimu..”
“Yaa Lee Sungmin, kalau itu tidak baik untuk lambung dan
hati, kenapa masih kau minum juga?!!!” seruku, “Tidak adil!”
“Aiish..” keluhnya lalu menarikku ke dapur, “Baiklah, aku
juga tidak akan minum, jadi ini dibuang saja semua.” katanya lalu mengeluarkan
kaleng-kaleng Chilsung itu dari kulkas.
“Dibuang semua?” tanyaku tak percaya, “Masih ada 2 kotak
lagi loh..”
Dia berhenti sebentar, “Kalau begitu nanti aku bawa ke
dorm saja untuk hyung dan dongsaengku..”
“Geez, bilang saja Oppa juga tidak rela membuangnya kan?”
tanyaku sambil membuka satu kaleng Chilsung, dia hendak mengambilnya dari tanganku
tapi aku buru-buru menjauh. “Aku mau coba Oppa.. Sudah lama tidak minum ini.”
Lagi-lagi dia menatapku tak percaya, “Jadi siapa yang
minum Chilsung itu?” dia menunjuk ke ruang TV, aku terdiam, “Apa ada orang yang
datang?” tanyanya curiga, “Namja? Apa hyung atau dongsaengku?”
Aku masih diam, bingung mau jawab apa. Kalau aku kasih
tau Joon oppa tadi datang bisa-bisa dia marah besar. “EunGi-ya..??”
“Iya, aku yang minum!” jawabku cepat lalu meletakkan
kaleng Chilsung yang tadi kubuka ke meja, tak jadi meminumnya.
“Sayang, kau bohong padaku?” tanyanya curiga.
“A.. Aniyo!” jawabku gugup, “Mana mungkin aku bohong pada
Oppa..”
“Tadi kau bilang bukan kau yang meminumnya, sekarang kau
bilang kau yang meminumnya..” katanya, “Kau sudah bohong padaku..” sambungnya
dengan wajah sedih membuatku merasa bersalah.
“Mian..” kataku tertunduk, “Aku hanya takut Oppa marah.”
“Kalau aku marah itu karena aku sayang padamu EunGi-ya..”
dia memelukku lalu mengelus kepalaku, membuat jantungku tidak karuan semakin
merasa bersalah padanya, “Jadi benar tidak ada yang datang?”
Aku menggigit bibir bawahku sambil menggeleng, mianhae
Sungmin Oppa..
“Ya sudah, aku..”
“EunGi-ya!! Oddiso??” suara Joon dari kamarku membuatku
mengejang seketika, bagaimana bisa aku lupa dia masih ada dikamarku??!
Sungmin oppa menatapku dengan matanya yang terbelalak
antara minta penjelasan dan tidak percaya.
“EunGi-ya.. aku lupa tadi aku lepas celanaku dimana, aku
cari di kamar tidak ada! Kau dima..” Joon oppa terdiam menatapku dan Sungmin
yang masih berpelukan di dapur dengan suasana mencekam.
Sungmin menyentak tanganku menjauh lalu pergi
meninggalkan aku dan Joon yang berbalut handuk dipinggangnya tanpa sepatah kata
pun. Sementara aku hanya bisa terdiam dan Joon menatapku dan Sungmin yang
menjauh bergantian. Mimpi buruk apa ini??!!
*
“Hyung kau kenapa??” suara Kyuhyun menyambutku begitu aku
masuk ke dalam dorm, kulihat dia sebentar lalu tanpa menjawabnya aku masuk ke
kamar, aku tidak tau bagaimana perasaanku saat ini.
“Hyung gwaenchana??” tanya Kyu lagi disusul beberapa member
ikut masuk ke kamar.
“Apa sesuatu terjadi dengan EunGi Hyung?” tanya Ryeowook
khawatir, aku tersenyum pahit, sesuatu terjadi dengan EunGi? Ya, sesuatu
terjadi dengannya! Sesuatu terjadi dengan EunGi..
“Sungmin-ah, ada EunGi datang,” Leeteuk hyung muncul masih
menggunakan pakaian rapi, sepertinya dia baru pulang, “Kau apakan dia sampai
menangis seperti itu? Kalian bertengkar?”
Menangis?? Untuk apa dia menangis?? Hatiku yang hancur
kenapa dia yang menangis? Menangis karena kasihan padaku?? Aku membenamkan
wajahku ke bantal, seluruh tubuhku merasa panas, apalagi mataku. Bisa kurasakan
mataku sudah basah sekarang, aku namja yang hampir tidak pernah menangis bisa
seperti ini dibuatnya..
“Sungmin-ah,” panggil Leeteuk hyung lagi sambil menggoncang
bahuku.
“Suruh saja dia pulang Hyung,” kataku tak melepaskan wajahku dari bantal.
“Kalian benar-benar bertengkar Hyung??” koor Kyu dan
Ryeowook bersamaan, aku tak menjawab, mereka sudah diam tidak bertanya-tanya
lagi setelah itu.
Aku lanjut sesenggukan dibantalku setelah menyadari
mereka sudah pergi, tak berapa lama kurasakan seseorang mengguncang bahuku
lagi. “Sudah lah Hyung, aku tidak mau melihat dia!” tandasku.
“Jinca..?”
Aku terdiam, itu bukan suara Leeteuk hyung, itu suara
dia, buat apa dia ke kamarku? Ingin melihat aku nangis karena dia? “Keluarlah,
aku tidak ingin melihatmu...”
“Oppa..” panggilnya lagi, aku tidak memperdulikannya,
“Kau marah padaku?”
Aku langsung menatapnya tak percaya mendengar
pertanyaannya. Dia bertanya apa aku marah padanya??? Pertanyaan apa itu? Apa
kurang jelas keadaanku sekarang? Apa masih perlu kuberitahu kalau aku sedang
marah, kecewa, sakit hati, dan hancur karena dia? Shin Eun Gi, perempuan
seperti apa sebenarnya kau ini...?
“Oppa, kau menangis??” tanyanya kaget melihat mataku yang
sembab, aku semakin melongo dibuatnya, “Kau menangis karena aku???” tanyanya
kegirangan.
“Kau..” belum sempat aku memarahinya dia sudah berlari ke
pelukanku, memelukku erat kesenangan. Harus kuakui aku senang dipeluknya, aku
merasa nyaman, rasanya aku langsung bisa melupakan kemarahanku padanya.
Setelah lama memelukku, dia melepaskanku sambil
tersenyum, “Mian Oppa..” katanya serius, “Tapi Oppa cuma salah paham, aku mana
mungkin dengan Joon Oppa.”
“Joon OPPA? Sekarang kau memanggilnya Oppa EunGi-ya?”
tanyaku kesal, “Aku jadi semakin tak bisa mempercayai kata-katamu..”
“Oppa tidak percaya padaku??!!” tanyanya kesal, “Aiish!
Memangnya Oppa pikir aku ini perempuan macam apa tidur dengan namja yang bukan
suaminya??!!” Aku terdiam mendengar kata-katanya. “Jadi kau benar-benar
berpikir begi.. AIISH, AKU MEMBENCIMU OPPA!!!”
Aku langsung menahan tangannya saat dia akan keluar dari
kamarku, “Yaa, kenapa jadi kau yang marah-marah sih?” tanyaku pelan berusaha
meredakan emosinya.
“Aku bukan perempuan murahan Oppa,” jawabnya datar sama
dengan ekspresi wajahnya.
“I know EunGi-ya..” kataku menatap matanya yang entah
memandang kearah mana, “Kau tau apa yang membuatku marah, sakit hati, dan
merasa kecewa padamu..?” Dia menatapku lalu menggeleng, “Kau membohongiku karena
namja lain..”
Dia tertunduk dan detik berikutnya air matanya menetes
deras, aku langsung menariknya
kepelukanku. “Mianhae Oppa..” ucapnya disela-sela tangisnya, aku mengangguk,
mana bisa aku marah lama-lama dengan gadisku ini, “Tapi aku berbohong bukan
karena dia...” sambungnya lagi membuatku mengernyit bingung, “Aku berbohong
karena kau Oppa..”
“Aku?” tanyaku semakin bingung.
“Aku takut kau marah Oppa,” jawabnya masih tetap
memelukku, “Kau itu menyeramkan kalau marah.. Memang bukan membentak-bentak atau
memukul, lebih mengerikan dari itu, Oppa hanya akan diam..”
Aku tersenyum mendengar ucapannya, tentu saja aku tidak
akan pernah membentaknya apalagi sampai memukulnya. Kalau aku marah,
satu-satunya yang bisa kulakukan hanya diam. Aku baru tau kalau ternyata aksi
diamku yang sedang marah lebih mengerikan untuknya daripada membentak atau
memukul, apa memukul?? Ya Tuhan, aku sama sekali tidak akan pernah melakukan
itu padanya, memikirkannya saja tidak. Walaupun aku bisa Martial Art, tapi
kekerasan sama sekali bukan diriku.
“Saat tadi Jungsoo Oppa bilang kau menyuruhku untuk
pulang, aku sudah takut sekali..” sambungnya lagi, “Aku tau pasti Oppa akan
mulai mendiamiku lagi.”
“Makanya kau langsung masuk ke kamarku tanpa ijin?”
tanyaku menggodanya.
“Aniyo, tadi aku dipaksa Leeteuk Oppa masuk,” elaknya,
“Lagi pula ini kan kamar Kyu Oppa juga, tadi dia juga memaksaku masuk, berarti
aku masuk dengan ijin dong Tuan Lee Sungmin!”
“Ne, ne, arraseo..” jawabku, “Jadi kau benar-benar takut
kalau aku mendiamimu ya Sayang?” godaku lagi, dia hanya memanyunkan bibirnya.
“Tentu saja aku takut,” jawabnya membuatku tersenyum,
“Ini kan sudah bulan September..”
“Memangnya kenapa dengan September?” tanyaku bingung.
Dia menatapku marah, “Kau lupa Oppa??!”
“Lupa apa??”
“Aku membencimu Lee Sungmin!” tandasnya membuatku semakin
heran, kenapa gadisku ini suka sekali membuat bingung?!
“Kenapa mebenciku? Apa yang aku lupakan Sayaaang..??”
tanyaku lagi, tiba-tiba aku merasa ingin menjahilinya.
“Sudah lah, lupakan saja!” rutuknya, “Jangan salahkan
kalau nanti aku juga lupa dan tidak perduli dengan ulang tahunmu Oppa!”
“Hahahahaha.. Kau mengancamku Sayang?” godaku, “Tenang
saja, aku ingat kok.. Hari itu sangat berarti buatku EunGi-ya, 16 September
tahun lalu, pertama kali aku bertemu denganmu. Kau sedang menghabiskan ulang
tahunmu sendirian, memandangi entah apa di luar jendela.. Lalu saat melihatku
kau langsung tertarik padaku kan??”
“Mwo??” matanya membulat, “Mana mungkin aku tertarik
padamu Oppa!”
“Sudah lah, jujur saja EunGi-ya.. ” kataku, padahal
jelas-jelas aku yang langsung menyukainya saat pertama kali melihanya, dasar
Sungmin babo!
“Aniyo Oppa, aku sudah jujur..” jawabnya tiba-tiba
menjadi serius, “Aku sedang patah hati saat itu, mana mungkin langsung tertarik
dengan namja lain.”
“Patah hati..?”
Dia mengangguk, aku diam menunggu dia melanjutkan
ceritanya, “Ulang tahunku tahun lalu seharusnya aku dilamar oleh pacarku yang
sudah setahun tidak kutemui karena aku harus tinggal di Jepang studi banding.
Aku sendiri yang memintanya untuk tidak menghubungiku selama setahun itu karena
aku sangat yakin dengan cinta kami berdua, yah, sekalian aku juga ingin fokus
dengan kuliahku agar bisa cepat-cepat kembali ke Seoul. Aku pikir dia akan
tetap bertahan sepertiku, tapi ternyata saat aku kembali ke Seoul aku
menghadapi kenyataan pahit, Yonghwa jatuh cinta dengan perempuan lain..
Walaupun dia bilang dia bersedia meninggalkan perempuan itu untukku tapi aku
tidak bisa egois kan Oppa?” Aku mengangguk mendengarnya.
“Yonghwa benar-benar mencintai perempuan yang bernama
Seohyun itu, begitu juga dengan Seohyun, rasanya aku tidak mungkin masuk ke
tengah-tengah mereka.. Apalagi setelah aku tau dia sakit parah, mana mungkin
aku tega merusak kebahagian perempuan malang seperti dia..”
“Aku mengalah, aku melepaskan Yonghwa walaupun aku sakit.
Hampir sebulan aku menjauh dari Seoul menjelang pernikahan mereka, mengitari
Korea tepatnya.. Tepat tanggal 16 September aku tinggal di Jeju, tempat yang
dijanjikan Yonghwa untuk melamarku. Dan kau tau Oppa, besoknya mereka menikah, tanggal
17 mereka menikah..”
“Ah, karena itu kau menangis saat melihat boneka yang
memakai gaun pengantin?”
“Eh? Darimana kau tau Oppa?” tanyanya sedikit terkejut.
“Aku mengikutimu ke museum Teddy Bear hari itu..”
jelasku, “Aku sangat ingin memelukmu saat itu EunGi-ya, tapi tiba-tiba kau
menghilang.”
“Oh, aku ke toilet,” jawabnya santai, “Aku malu
orang-orang melihatku menangis seperti itu, jadi aku menangis sepuasnya di
toilet.”
“Pantas saja aku tidak melihatmu setelah itu, padahal aku
sudah hampir 1 jam mengitari gedung itu, mencarimu..” kenangku, “Sebenarnya aku
ingin mencarimu sampai ketemu, tapi Omma harus menjalani operasi, jadi aku
buru-buru pulang ke Seoul.”
“Oppa mendengar ceritamu..” dia berhenti sebentar, “Tidak
salahkan kalau aku menyimpulkan kau yang tertarik padaku saat pertama kali kita
bertemu?”
Aku menggaruk-garuk kepalaku, entah kenapa wajahku terasa
panas. Ini aneh, dia kan yeojachinguku sekarang, kenapa aku masih seperti ini
juga sih?!!
“Cih, dasar Lee Sungmin babo!” ejeknya, “Jelas-jelas kau
yang tertarik padaku kenapa malah menyuruhku yang harus mengakui kalau aku yang
tertarik deluan padamu?”
“Yaa, kau ini..” kataku sebal, “Kan tidak ada ruginya kau
bilang begitu untuk menyenangkanku.”
Dia terkekeh pelan membuatku semakin terlihat bodoh, “Kan
tidak penting siapa yang pertama Oppa..” dia tersenyum sebentar, “Yang pasti
sekarang sampai selamanya aku menyukaimu Oppa, ani, ani, aku mencintaimu Oppa,
jongmal saranghae.. with all my heart!”
Aku menatap wajahnya, rasanya kebahagiaanku meluap-luap,
aku selalu begini kalau mendengar dia
bilang dia mencintaiku, kucium bibirnya sebentar, “Na do saranghae EunGi-ya..”
“Tapi aku baru tau Oppa, ternyata meredakan emosimu itu
gampang sekali ya..” celetuknya tiba-tiba.
“Maksudnya?”
“Aku tinggal memelukmu dan aku rasa tadi kemarahanmu
langsung merosot.. Ternyata Sungmin’ku yang babo ini benar-benar tidak bisa
hidup tanpa Shin Eun Gi!” ucapnya bangga.
Aku terkekeh mendengarnya, lalu terdiam teringat sesuatu,
“Jadi, kenapa Joon bisa ada di apartemenmu dan memakain handuk seperti tadi??”
“Oh, tadi Joon Oppa mengantar notebook’ku yang tertinggal
di lokasi syuting..” jelasnya, “Terus tiba-tiba dia sakit perut, ya udah pakai
kamar mandi deh.”
“Lalu celananya? Tadi dia bilang tidak ada di kamar
kan..? Maksudnya?” tanyaku lagi penasaran.
“Kamar mandi di luar kan rusak, airnya mati.. Jadi aku
suruh pakai yang dikamarku saja.”
“Kamar???” tanyaku terkejut, “Jadi kau membiarkannya
masuk ke kamarmu??”
“Oppa, jangan berlebihan,” jawabnya, “Kau juga sudah
sering masuk ke kamarku..”
“Itu berbeda EunGi-ya, aku kan namjachingu’muu..” rengekku.
“Oke, oke, arraseo..” jawabnya, “Aku tidak akan
memperbolehkan siapapun lagi masuk ke kamarku.”
“Hmm!” aku mengangguk, “Kecuali aku!”
“Babo,” gumamnya pelan, “Lagipula ini salahmu Oppa, aku
kan sudah bilang mau panggil tukang, tapi kau malah melarangnya!”
“Tentu saja aku melarangnya EunGi-ya, aku harus ada di
apartemenmu kalau ada orang asing datang,” jelasku, “Aku tidak bisa
membayangkan kalau sesuatu terjadi padamu.. Hmm, besok siang aku tidak ada
kegiatan, bagaimana kalau besok diperbaikinya?”
“Aku tidak bisa Oppa,” jawabnya cepat, “Besok aku ada
syuting MV boyband M..” dia menutup mulutnya cepat-cepat melihatku mataku
membulat. “Mian Oppa, aku lupa bilang kalau aku sudah tanda tangan untuk jadi
model MV..
“Huuh..” aku menghela nafas, “Boyband apa?”
“MB..LAQ..” jawabnya takut-takut.
“Oh, MBLAQ ya..” aku teringat lagi kalau itu kan
boybandnya.. “Joon kan??!!” teriakku, EunGi mengangguk pelan, ingin sekali
kugigit dia saat ini, “Kenapa harus dia lagi EunGi-ya?? Kau tau aku tidak suka
padanya kan...?” dia mengangguk lagi, yah, kalau begini aku tidak bisa
menyalahkan dan memarahinya, toh, itu kan sudah diatur sama managernya juga.
“Dimana syutingnya? Cuma besok kan?”
“Dua hari Oppa, besok di Incheon,” jawabnya, “Dan
selanjutnya di Jeju.. Tapi, hmm, sepertinya syutingnya tanggal 16 Oppa..”
“MWOO??” tanyaku tak percaya, apa maksudnya? 16 September
itu salah satu hari penting, enak saja dia merayakannya bersama Joon di Jeju
pula, “ANDWEE EUNGI-YA, AKU TIDAK RELA..!!”
“Tapi kan Oppa i..”
“SHIRO!! BATALKAN POKOKNYA!!”
TBC
No comments:
Post a Comment