November 13, 2013

T-ara - Hurt

Another song yang sering banget didengerin dan sangat teramat pas dengan keadaan hati sekarang.. *curcol :D


Korean
안돼요 아파요 제발 이러지 마요
나도 알고 보면 작고 여린 여자랍니다

나빠요 미워요 정말 안보이나요
나를 봐요 당신과 함께
사랑하고 싶은데

웃는데 눈물이 날까
있는데 어딜 찾니
나를 봐요 뒤에서 부른다

사랑해요 사랑해요 그대만을
아픈 사랑이죠
곁에 있지만 가질 수는 없는 사랑

그대만을 당신만을 사랑해요
아픈 사랑 때문에 멈춰지지 않아
자꾸 눈물이 나요 사랑해요

알아요 싫어요 이런 내가 미워요
이상하죠 눈을 감아도
그대가 보이네요

언제쯤 내게 닿을까
입술은 누굴 부르니
나를 봐요 뒤에서 너를 부른다

사랑해요 사랑해요 그대만을
아픈 사랑이죠
곁에 있지만 가질 없는 사랑

그대만을 당신만을 사랑해요
아픈 사랑 때문에 멈춰지지 않아
자꾸 눈물이 나요

한번만 돌아봐 한번이라도
제발 친구라는 말은 말아줘

사랑해요 사랑해요 듣죠
말을 해야 아나요
곁에 있는 우정이 아닌 사랑

그대만을 당신만을 사랑해요
아픈 사랑 때문에 멈춰지지 않아
자꾸 눈물이 나요 사랑해요


Roman
andwaeyo apayo jebal ireoji mayo
nado algo bomyeon jakgo yeorin yeojaramnida

nareul bwayo dangsingwa hamkkesaranghago sipeundenan inneunde neon eodil chatni

nareul bwayo dwieseo neol bureundaapeun nae sarangijyogyeote itjiman gajil suneun eomneun sarang

apeun sarang ttaemune meomchwojiji anhajakku nunmuri nayo saranghaeyoisanghajyo nuneul gamado

geudaega boineyone ipsureun nugul bureuninareul bwayo dwieseo neoreul bureunda

apeun nae sarangijyogyeote itjiman gajil sun eomneun sarangapeun sarang ttaemune meomchwojiji anha

jakku nunmuri nayojebal chinguraneun mareun marajwomareul haeya anayo

gyeote inneun nan ujeongi anin sarangapeun sarang ttaemune meomchwojiji anhajakku nunmuri nayo saranghaeyo



nappayo miwoyo jeongmal anboinayo
wae utneunde nunmuri nalkka
saranghaeyo saranghaeyo geudaemaneul

geudaemaneul dangsinmaneul saranghaeyo
arayo sirheoyo ireon naega miwoyo

neon eonjejjeum naege daheulkka
saranghaeyo saranghaeyo geudaemaneul
geudaemaneul dangsinmaneul saranghaeyo

hanbeonman dorabwa hanbeonirado nal
saranghaeyo saranghaeyo wae mot deutjyo
geudaemaneul dangsinmaneul saranghaeyo



English

No it hurts, please don’t be like this
If you know, I’m a small and weak girl

You’re bad, I hate you, you really don’t see it
Look at me, I want to love with you

Why do tears come down when I’m smiling
I’m here, where are you looking?
Look at me, calling you from behind

Love you love you only you
My painful love
You’re next to me but can’t have your love

Only you, love only you
Because of the painful love, it won’t stop
Tears keep on drop, love you

I know, hate it, hate myself like this
Weird, eyes closed but still can see you
When would you ever be able to reach me
Who do your lips call
Look at me, calling you from behind

Love you love you only you my painful love
You’re Next to me but I can’t have your love
Only you, love only you
Because of the painful love, it won’t stop
Tears keep on dropping, love you

Just once, look back at me
Please don’t say the word friend

Love you love you, why can’t you hear me
Do I have to say it?
Me next to you isn’t the friendship but love

Only you, love only you
Because of the painful love, it won’t stop
Tears keep on drop, love you

All I Want For Christmas Is You

Mungkin karena 42 hari lagi natal, belakangan ini jadi sering dengerin lagu ini..


I don't want a lot for Christmas
There is just one thing I need
I don't care about the presents
Underneath the Christmas tree

I just want you for my own
More than you could ever know
Make my wish come true
All I want for Christmas
Is you

I don't want a lot for Christmas
There is just one thing I need
And I don't care about the presents
Underneath the Christmas tree

I don't need to hang my stocking
There upon the fireplace
Santa Claus won't make me happy
With a toy on Christmas Day

I just want you for my own
More than you could ever know
Make my wish come true
All I want for Christmas is you
You baby..

I won't ask for much this Christmas
I won't even wish for snow
And I'm just gonna keep on waiting
Underneath the mistletoe

I won't make a list and send it
To the North Pole for Saint Nick
I won't even stay awake to
Hear those magic reindeer click

'Cause I just want you here tonight
Holding on to me so tight
What more can I do?
Baby all I want for Christmas is you
You..

Oh all the lights are shining
So brightly everywhere
And the sound of children's
Laughter fills the air

And everyone is singing
I hear those sleigh bells ringing
Santa won't you bring me the one I really need?
Won't you please bring my baby to me?

Oh I don't want a lot for Christmas
This is all I'm asking for
I just want to see my baby
Standing right outside my door

Oh I just want you for my own
More than you could ever know
Make my wish come true
Baby all I want for Christmas is
You..

All I want for Christmas is you baby..


All My Heart V


“Ani, maksudku.. posisi nomor satu sebagai namja yang ada di hati EunGi, bukan sebagai Oppa’nya..” jelas Yonghwa oppa membuatku terdiam.
“Ah, kalau itu kau tanyakan sajalah langsung pada EunGi,” jawab Joon oppa cepat, “Hmm, aku lupa tadi aku ada janji menghubungi EunJi! EunGi-ya, aku pinjam kamarmu yaa, kalian lanjutkan saja berdua...” sambungnya lagi lalu masuk ke kamarku.
Apa-apaan namja tengik itu, beraninya dia meninggalkan kami setelah menciptakan suasana yang canggung seperti ini! Aigoo, apa yang harus kukatakan? Ottokhae?! Ottokhae?!!


PART 5

“Ah, itu.. itu..” kataku terbata-bata, bingung mau menjawab apa.
“Aniyo, tidak usah dijawab sekarang EunGi-ya, take your time to think..” potong Yonghwa oppa, diacaknya rambutku pelan, aku lega sekali rasanya.
“Kita jadi pergi Oppa?” tanyaku langsung mengalihkan pembicaraan, “Kau bilang mau belanja keperluanmu kan..”
“Ah, itu, tadi Minhyuk bilang dia yang akan belanja,” jawab Yonghwa oppa, “Bagaimana kalau hari ini kita ke taman bermain? Ajak Joon dan Eunji juga..”
“Taman bermain??” tanyaku heran, sejak kapan Yonghwa oppa suka ke taman bermain?
“Hmm,” gumam Yonghwa oppa sambil mengangguk, “Sudah lama aku tidak kesana, kau juga kan?”
Aku mengangguk, “Hmm, baiklah, aku ajak Joon oppa dulu..” jawabku lalu pergi ke kamarku untuk mengajak Joon oppa.

“Hwaaaa...” teriakku dan Eunji kesenangan begitu kami sampai di taman bermain, benar-benar sudah lama tidak kesini, terakhir kali aku kesini sudah berapa tahun yang lalu bersama.. ah, sudahlah lupakan!
“Hmm, inilah susahnya kalau kita pergi dengan artis EunGi-yaa..” keluh Eunji melihat Joon oppa dan Yonghwa oppa sibuk menutup-nutupi wajah mereka.
Aku terkikik geli, “Heehehehe, sudahlah Eunji kau terima saja nasibmu punya calon suami orang terkenal seperti itu..” kataku membuat Eunji memutar bola matanya.
“Waah, bianglala!!” pekik Eunji senang, “Ayo kita naik ituuu!!” katanya bersemangat langsung menarik Joon oppa sambil berlari-lari kecil.
Aku dan Yonghwa oppa berjalan santai mengikuti mereka, beberapa orang yang kami lewati sibuk melihat kami sambil berbisik-bisik, sepertinya mereka tau kalau namja yang sedang menggandeng tanganku ini adalah leader CN. Blue.
Aku dan Yonghwa oppa duduk berdua dalam diam, perlahan bianglala itu berputar. Aku memandang pemandangan kota Seoul dengan kagum, sudah 2 tahun aku meninggalkan kota ini, juga meninggalkan kenangan itu, tapi entah kenapa kenangan-kenangan itu seakan tak mau lepas dari ingatanku.
Tanpa sadar aku tersenyum sendiri mengingat kencan pertamaku dengan namja itu, kami pergi ke taman bermain ini. Dan di bianglala ini kami hampir saja berciuman, kalau saja saat itu bianglala ini tidak macet.

“Oppa, ini sih namanya bukan kencan..” gerutuku pada Sungmin oppa yang sedang mengatur nafasnya, kami bersembunyi di dalam sebuah gua di taman bermain yang menjadi tempat pilihan kami untuk kencan pertama kami.
Sungmin oppa mengintip keluar dengan wajah khawatir, dari tadi kami dikejar-kejar oleh Elf karena penyamaran Sungmin oppa terbongkar.
“Mianhae EunGi-ya..” jawabnya kembali menatapku, “Aku tidak tau akan begini jadinya, mian..” sambungnya lagi, dia benar-benar menyesal sepertinya.
Aku hanya bisa tersenyum, bagaimana pun ini kencan pertama kami, mana mungkin aku merusaknya dengan marah-marah tak jelas. Sungmin oppa berusaha mencari waktu untuk kencan kami saja aku sudah senang, mengingat jadwalnya yang padat itu.
“Gwaenchana,” jawabku, “Asal bisa bersama Oppa saja aku sudah senang..” sambungku lagi membuat senyuman indah di wajahnya kembali lagi, ah, manis sekali senyumnya itu.
Sungmin oppa menarikku ke pelukannya, “Ah, aku tau bagaimana supaya kita bisa berduaan saja, lepas dari kejaran Elf EunGi-ya..”
“Bagaimana?” tanyaku melepas pelukannya.
“Ayo siap-siap lari lagi..” katanya menggemgam tanganku.
“Mau lari kemana lagi Oppa?” tanyaku.
“Ayolah, tidak jauh dari sini kok,” jawabnya, aku menghela nafas, membalas genggaman tangannya mantap.
Setelah menghitung sampai 3 kami keluar dari gua itu, benar saja semua Elf yang sudah kelimpungan mencari-cari kami segera teriak dan ikut berlari mengejar kami, Sungmin oppa mempererat genggamannya. Setelah agak lama berlari dan sepertinya Elf agak ketinggalan dibelakang kami, Sungmin oppa berhenti, lalu berbicara pada seorang petugas, lalu menarik tanganku lagi masuk ke kantor kecil, sepertinya tempat petugas itu.
“Oppa, untuk apa kita kesini?” tanyaku bingung.
“Antri,” jawabnya santai, membuatku melongo.
“Antri??”
Dia mengangguk, “Antri untuk naik itu,” jawabnya sambil menunjuk keluar jendela.
“Ah, bianglala..” aku dari tadi tidak memperhatikan sekitar kami karena terlalu fokus berlari menghindar dari kejaran Elf.
“Nanti setelah bianglalanya hampir penuh baru kita naik,” jelas Sungmin oppa, lalu dia mengintip ke jendela melihat Elf yang kembali bingung mencari kami, satu-satu Elf itu mulai pergi, mungkin mencari kami ke tempat lain.
“Sungmin-ssi, kalian boleh naik sekarang,” kata seorang petugas masuk ke kantor kecil ini.
Aku dan Sungmin oppa masuk ke bianglala pelan-pelan untuk menghindari perhatian, setelah kami duduk baru bianglala itu berputar.
“Oppa, kau mengenal petugas tadi?” tanyaku.
Dia mengangguk, “Waktu kami syuting MV, dia yang membantu..”
“Oh,” gumamku, lalu memperhatikan pemandangan kota Seoul, “Dari atas sini, kota Seoul itu indah sekali ya.. Sepertinya aku tidak akan pernah bosan memandangnya,”kataku kagum.
“Hmm, sama seperti aku yang tidak akan pernah bosan memandangmu..” ucap Sungmin oppa, membuatku tertegun.
Aku melihat kearahnya yang duduk disampingku, dia tengah menatapku intens. Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya, membuat jantungku jumpalitan. Aku bingung harus bagaimana, ini yang pertama kali buatku, sebelumnya aku tidak pernah dengan pacarku yang lalu. Aku menutup mataku menanti apa yang selanjutnya akan terjadi.
Treekk, bianglalanya mendadak berhenti.
Aku dan Sungmin oppa lantas membuka mata kami terkejut, “Oppa, ottokhae?” tanyaku khawatir, yang benar saja, kami sedang berada di paling atas bianglala ini, aku memandang kesekitar, membuatku semakin takut.
Aku merapatkan diri ke Sungmin oppa, dia menggenggam tanganku, “Tenang saja,” katanya, dia terlihat tenang-tenang saja. Terdengar dari bawah pengumuman bahwa ada kesalahan tehknis dan bianglala ini akan diberhentikan beberapa saat.
“Oppa, kenapa kau tenang-tenang saja?” tanyaku heran, kenapa dia tidak takut.
“Mwo? Kenapa aku harus takut?” tanyanya balik, “Kemungkinan terburuknya cuma kita jatuh atau mati disini kan, kalau pun aku mati, aku bakal mati dipelukanmu kan? Kenyataan itu saja sudah cukup kok untuk membuatku tenang..” sambungnya lagi dengan ketenangan yang sama, dia memelukku erat.
“Kau ini..” gumamku dengan wajah yang bersemu merah, mau tak mau aku senang sekali mendengar ucapannya, adakah yeoja yang lebih beruntung dariku?

“EunGi-yaa.. EunGi..” aku tersadar dari lamunanku, Yonghwa oppa sedang melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.
“Ah, iya, ada apa Oppa?” tanyaku.
“Kau banyak melamun belakangan ini EunGi-ya,” jawabnya.
“Ah, benarkah Oppa?” tanyaku, “Mianhae, tadi aku hanya teringat sesuatu saja..”
Dia mengangguk, “Sesuatu yang menyenangkan sepertinya, dari tadi kau senyum sendiri..”
Benarkah aku tersenyum? “Ah, ani, sama sekali bukan hal yang menyenangkan..”
“Jinca?” tanyanya tak percaya, aku mengangguk lalu kembali memperhatikan pemandangan diluar.
Yonghwa oppa diam, ikut memperhatikan keluar, sepertinya dia tau aku tidak ingin membahas tentang lamunanku tadi.
“EunGi-ya, apa kau masih marah karena dulu aku pernah menghianatimu?” tanya Yonghwa oppa, membuatku menatapnya.
Aku tersenyum, “Aku bahkan sudah melupakannya Oppa..” jawabku, “Lagi pula bukan salahmu, kan aku yang meninggalkanmu selama setahun dan tidak memberimu kabar..”
“Tapi kita sudah berjanji untuk menjaga perasaan kita masing-masing kan?” tanyanya, “Tapi aku malah jatuh cinta pada yeoja lain..”
“Siapa juga namja yang tidak akan jatuh cinta pada Seohyun Onnie, kalau aku jadi kau, aku juga pasti akan jatuh cinta padanya Oppa..” kataku, “Dia yeoja yang baik..”
Yonghwa oppa mengangguk, “Dan kau juga yeoja yang tak kalah baik, karena itu aku berulang kali jatuh cinta padamu..” ucapnya terang-terangan.
Aku hanya bisa diam mendengar ucapannya. Aku sendiri tak yakin dengan perasaanku, di satu sisi aku nyaman bersama Yonghwa oppa, di sisi lain aku tidak yakin untuk menerima perasaannya. Aku takut jika aku menerima cintanya malah akan menyakiti dia dan aku, bagaimana pun perasaanku pada namja yang telah lama berlalu itu masih belum sepenuhnya hilang.
“Ayo kita turun,” ajak Yonghwa oppa menarik tanganku, aku mengikutinya tanpa suara.
“Aku lapaar..” kata Eunji begitu kami sudah berempat lagi.
“Ayo kita makan,” ajak Yonghwa oppa.
“Ayoo!!” seru Eunji senang lalu menarik tanganku, “Kita biarkan saja kedua artis itu di belakang, kan enak punya bodyguard artis, hehhehehe..” candanya membuatku ikut tertawa.
“Kau mau makan apa EunGi?” tanya Joon Oppa, aku membolak-balik buku menunya, tinggal aku yang belum memesan.
“Aku tidak lapar,” jawabku, “Strawberry milkshake saja satu,” ucapku pada pelayan.
“Hyung, kapan rencananya kalian menikah?” tanya Yonghwa oppa.
“Desember tahun ini,” jawab Joon oppa, “Ya kan Eunji?”
Eunji mengangguk, “Hmm, aku suka sekali musim salju, makanya aku mau pernikahanku nanti di musim salju,” terangnya, “Ah, EunGi-ya kau juga suka musim salju kan?”
“Eh? Aku..”
“Jongmal?” tanya Yonghwa oppa penasaran, “Aku baru tau kau suka musim salju EunGi-ya.. Kenapa kau suka musim salju?”
“Masa Oppa tidak tau?” tanya Eunji heran, “EunGi suka musim salju karena saat musim salju lah EunGi pertama kali bertemu Sungmin Op...” Eunji menutup mulutnya, Joon Oppa memelototinya, “Mianhae..” ucap Eunji memelas padaku.
Aku tersenyum kecut, “Aniyo, gwaenchana..” jawabku.
Kami terdiam cukup lama, sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Untunglah tak lama pesanan kami datang, lalu kami kembali bercerita tentang rencana pernikahan Eunji dan Joon oppa.

Aku duduk diam memandang keluar jendela kamarku, di luar hujan deras. Kulirik jam dindingku, sudah jam 2 subuh, ntah sudah berapa jam aku duduk diam begini. Ini lah yang ku takutkan pulang ke Seoul, baru beberapa hari aku kembali ke kota ini dan tak sehari pun aku tidak mengingat dia. Kenangannya di kota ini terlalu kuat.
Aku teringat ucapan Eunji tadi, dia benar, aku suka sekali musim salju. Karena musim itu mengingatkanku pertama kali aku bertemu namja itu, namja yang akhirnya mencuri seluruh hatiku. Tentu saja saat itu aku masih tidak ingat ternyata kami pernah bertemu di Jeju sebelumnya.

“Ah, harusnya tadi aku bawa mantelku..” gerutuku, menggosok-gosokkan kedua telapak tanganku, ini benar-benar dingin sekali, batinku, tentu saja ini kan bulan Desember, ah EunGi babo!
Aku memandang sekitar coffe shop yang sedang kudatangi ini, seprtinya sebentar lagi akan tutup, hanya tinggal aku dan seorang namja yang sibuk dengan notebooknya yang duduk di coffe shop ini. Aku memandang lesu handphoneku yang sudah mati, kalau begini bagaimana caranya aku menghubungi Eunji, bahkan nomor handphonenya pun aku tak hapal..
Aku menghela nafas dalam, baiklah EunGi-ya, biar bagaimana pun kau harus melewati malam dingini ini, kalau tidak kau tidak akan sampai di apartemenmu yang hangat, ucapku dalam hati membayangkan ranjangku dan bedcover tebal yang sudah menungguku. Aku merapikan barang-barangku, namja yang duduk tak jauh dariku juga sedang merapikan barangnya.
Aku segera meninggalkan bangkuku, lalu membuka pintu coffe shop itu dan brrr.. seketika aku menggigil, ini benar-benar dingin, aku bisa mati kalau begini. Aku menggosok-gosok kedua tanganku lagi.
“Kau tidak bawa mantel?” tanya namja yang tadi duduk di coffe shop, dia sudah berdiri disampingku, kenapa wajahnya khawatir begitu?
Otomatis aku menggeleng dan tiba-tiba dia memakaikan mantel yang dipegangnya padaku membuatku terkejut, “Aniyo, tidak perlu..” kataku cepat-cepat sambil melepas mantelnya, tapi sepertinya aku mengenal wajah namja ini, astaga! “Neo.. Lee Sungmin Super Junior kan??” pekikku tak percaya.
Dia hanya mengangguk dan kembali memakaikan mantelnya padaku, “Kau bisa mati membeku kalau tidak pakai ini,” katanya lalu melepas syalnya dan memakaikannya padaku yang masih terbengong. Dia melepas sarung tangan kirinya dan memakaikannya di tangan kiriku, lalu digenggamnya tangan kananku, “Kajja, kita ke mobilku, aku antar kau pulang..” katanya menarik tanganku dan aku yang masih belum sepenuhnya sadar hanya mengikutinya.
“Jangkkaman!!” seruku tiba-tiba membuatnya berhenti, “Salju..” ucapku kagum melihat butiran-butiran putih mulai berjatuhan dari langit, kulepas tanganku dari genggamannya, lalu merasakan salju-salju itu jatuh di telapak tanganku, dingin.
Aku melihat ke arahnya yang dari tadi memandangiku intens, dia sepertinya tersadar aku melihatinya dengan bingung. “Kajja!” katanya lalu menarik tanganku lagi.
“Kau tau Sungmin-ssi,” ucapku sambil terus berjalan cepat-cepat mengikuti langkahnya, “Aku selalu membayangkan bisa berduaan dengan orang yang kusuka melihat pertama kali turun salju,” sambungku tak peduli sepertinya dia tidak mendengar ucapanku, “Dan kau mewujudkannya..”
Dia membukakan pintu mobilnya padaku dan menyuruhku masuk, lalu dia masuk ke dalam mobil tanpa bicara sedikit pun. Aku menyebutkan alamatku tanpa ditanyanya. Lalu kami hanyut dengan pikiran kami masing-masing.
“Gomawoyo..” ucapku begitu kami sampai di depan geudng apartemenku, dia turun lalu membukakan pintu mobilnya untukku. “Ini..”
“Besok aku akan kembali mengambil mantelnya,” potongnya saat aku akan melepaskan mantelnya, “Masuklah,” katanya dan entah kenapa aku malah menuruti kata-katanya, saat aku melangkah masuk dia kembali masuk ke mobilnya, dia membuka kaca jendelanya, lalu dengan sedikit berteriak dia bilang,“Ternyata hyungku benar Shin EunGi, kalau aku berjodoh dengamu aku pasti akan bertemu denganmu, sampai jumpa besok!” lalu dia pergi meninggalkanku yang masih terbengong.
“Sepertinya aku tidak ada menyebut namaku tadi..” gumamku bingung.


Aku menghapus air mataku yang sudah menetes tanpa kusadari, benarkah kita berjodoh Sungmin oppa, batinku. Apa kau pernah sekali saja mengingatku Oppa? Apa kau sudah bahagia dengan yeoja itu sampai tidak pernah mengingatku bahkan sekali saja? I still love you Lee Sungmin, with all my heart..

All My Heart IV

“Aku bisa Hyojun-ah, asalkan dia bahagia..”
“Apa selama dua tahun ini kau pikir kau hidup Oppa??!” seru Hyojun geram, “Bahkan hanya karena mendengar kabarnya 3 hari yang lalu kau sudah seperti ini.. Kau tidak bisa hidup tanpanya Oppa..”
“Aku tidak mau dia menderita Hyojun-ah..”
“Tapi..”
“Sudahlah, aku ingin istirahat,” potong Sungmin.
“Seandainya dia masih mencintaimu, dia tidak akan menderita hanya karena kau lumpuh Oppa..” gumam Hyojun pelan sambil menghapus air matanya lalu meninggalkan Sungmin yang terpaku mendengar kenyataan itu disebutkan lagi didepannya, dia lumpuh, kakinya tidak bisa menopang tubuhnya lagi, tidak bisa dia gerakkan. Tak terasa air mata yang dari tadi ditahannya mengalir keluar, bayangan wajah yeoja yang dicintainya itu kembali menghantuinya...

PART 4

“Yepputaa!” seru Joon oppa begitu masuk ke ruang rias.
“Yeppunji?!” tanyaku sambil tersenyum senang, “Kau sudah siap Oppa?”
“Aku deg-degan sekalii..” jawabnya gugup sambil melap keringatnya, aku tertawa dibuatnya.
“Relax Oppa, ini cuma pertunangan.” kataku sambil memberikan tissue kepadanya, “Sekarang saja kau sudah begini apalagi saat pernikahannya nanti, aku gak bisa bayangin deh..”
“Kau mau kemana?” tanyanya begitu aku beranjak dari kursiku.
“Tentu saja keluar, aku mau menemui tamu-tamu diluar sana. Oppa tenangkan diri saja dulu disini…” jawabku, dia mengangguk.

“EunGi onnie!!” seseorang memanggilku saat baru saja masuk ke hall tempat acara pertunangannya.
“Jiyeon-ah!” pekikku senang, sudah lama tidak bertemu dengannya, dia langsung memelukku, “Oraenmanieyo… Bagaimana kabarmu?”
“Baik onnie, hwaaa, onnie cantik sekali..” serunya.
“Geez, kau ini!” kataku sambil mencubit pipinya gemas, “Dengan siapa kesini?”
“T-ara,” jawabnya, “Ah, sebentar onnie aku jawab telfon dulu..” katanya meminta izin dariku. Aku mengangguk lalu berjalan lagi melihat-lihat siapa lagi tamu yang kukenal dekat yang ada di hall ini.
Belum lama aku berjalan, akhirnya aku melihat mereka, semuanya tersenyum kaku saat melihatku, kecuali seorang namja yang berdiri diam dengan tatapan dinginnya yang tak berubah saat terakhir kali melihatku sebelum aku pindah ke Jerman.
“Oppa.. annyong..” sapaku pelan, berusaha tersenyum sebaik mungkin.
“An..nyong..” jawab Leeteuk oppa disusul dengan member Super Junior yang lain.
“Sudah lama tidak bertemu, kau semakin cantik saja EunGi-ya..” ucap Ryeowook oppa berusaha mencairkan suasana yang aneh diantara kami.
“Ahaha, gomawo Oppa..” jawabku.
“Kau apa kabar? Oppa dengar kuliah spesialismu baru selesai ya..?” tanya Leeteuk oppa lagi, aku mengangguk, “Chukae..” dia menyalamiku dan lagi-lagi member lain ikut menyalamiku dalam diam.
“Selamat juga atas pertunanganmu EunGi-ssi,” tambah namja yang dari tadi diam dengan tatapan dinginnya membuat suasana tak enak muncul lagi diantara kami.
Aku hampir menangis mendengarnya memanggilku dengan EunGi-ssi mengingat betapa dekatnya kami dulu. Begitu seringnya dia menjitak kepalaku dan aku langsung mengadu kepada orang yang sangat tidak ingin kuingat lagi sekarang..
“Aku tidak bisa menerima ucapan selamatmu Kyuhyun op.. ssi,” jawabku setenang mungkin membuat yang lainnya menatapku bingung, “Ini.. bukan pertunanganku,” tambahku membuat mereka semakin melongo.
“Tap..”
“EunGi-ya!” panggil Yonghwa oppa, “Kau kemana saja? Aku mencarimu… Ah, Super Junior sunbaenim ternyata, annyonghaseyo sunbae!”
“Ah, ne, annyonghaseyo Yonghwa-ssi,” jawab Leeteuk oppa.
“Ah, mian, aku harus membawa EunGi sebentar, tidak apa kan?” tanyanya.
“Oh, ya, silahkan..” jawab Leeteuk oppa.
“Aku permisi Oppa..” kataku pada mereka yang dijawab dengan anggukan, “Ada apa sih Oppa?” tanyaku pada Yonghwa.
“EunJi mencarimu, dia gugup sekali katanya..” jawab Yonghwa oppa sambil buru-buru menarikku.
“Hhahaha.. dasar itu calon pengantin berdua sama saja..” aku terkekeh mendengarnya.

*

“Kamsahamnida semua atas ucapannya..” ucap Joon kepada semua wartawan yang sudah dari tadi berkumpul di luar gedung menunggu pengklarifikasian berita pertunangannya yang sempat membuat heboh. “Sebelumnya, aku ingin meminta maaf dulu kepada yeodongsaengku yang tercinta, yang selama berada di Seoul ini tidak berhenti dikejar-kejar wartawan karena berita pertunanganku.. Mianhae EunGi-yaa..” sambungnya sambil mengacak-acak rambutku.
Aku pura-pura cemberut, lalu mengangguk sambil melepaskan tangannya dari kepalaku, bisa rusak nanti rambutku dibuatnya.
“Wah, kalau begitu kami juga harus minta maaf nih karena selama ini sudah salah memberitakan pertunangan Joon-ssi..” kata salah satu wartawan dan yang lain ikut mengangguk.
“Ahahaha, gwaenchana.. bukannya kami juga yang membuat kalian jadi salah paham?” tanyaku tersenyum geli.
“Iya, kami juga meminta maaf karena selama ini membuat kalian penasaran,” ucap Joon, “Jadi disini aku jelaskan, tunanganku bernama Shin Eun Ji, bukan EunGi..”
“Wah, kenapa namanya bisa mirip begitu?” Tanya wartawan, “Kebetulan sekali!”
“Aniya,” jawabku, “Bukan kebetulan, sebetulnya EunJi ini adalah sahabat yang menjadi saudara angkatku di Korea, selama beberapa bulan aku tinggal di rumahnya dan karena orang tuanya sudah menganggapku seperti anak sendiri mereka memberikanku nama korea yang mirip dengan nama anaknya yaitu Shin Eun Gi..”
“Oh..” gumam mereka.
“Jadi karena aku kasihan dengan Oppa’ku yang tak kunjung punya pasangan ini, hehehe, aku mengenalkannya dengan EunJi dan ternyata mereka saling jatuh cinta, hahahaha..”
“Hahahaha, ternyata EunGi yang menjadi cupid’nya ya..” celetuk salah satu dari mereka, “Kalau begitu kapan EunGi-ssi menyusul?”
“Ah, benar, kapan EunGi-ssi menyusul?” tanya mereka lagi, “Aku dengar kabar kau dekat dengan seorang leader band ya?”
“Mwo? Ah, jangan membuat kabar yang tidak-tidak..” jawabku santai.
“Haha, sepertinya EunGi-ssi ini walaupun sudah tidak bekerja di dunia hiburan lagi tapi tetap banyak berhubungan dengan artis-artis ya..” kata mereka lagi.
“Tentu saja,” jawabku, “Walaupun aku tidak di dunia hiburan lagi, mereka kan tetap teman-temanku...”
“Jadi, apa benar berita yang menyebutkan anda dekat dengan seorang leader band yang namanya sedang bersinar belakangan ini?” tanya salah satu dari mereka lagi.
“Hmm, ada benarnya juga sih…”
“Jinca?”
“Jongmalyo??!” seru mereka, tiba-tiba suasana jadi ribut karena jawabanku.
“Hahaha. Kan seperti yang kubilang tadi, mereka masih tetap teman-temanku, jadi aku dekat dengan mereka..” jawabku sambil tertawa geli melihat reaksi mereka.
“Aigoo, EunGi-ssi ini suka sekali membuat orang penasaran..” ucap salah satu wartawan.
“Baiklah, kita langsung to the point saja, apa benar EunGi-ssi dekat dengan leader CN. Blue Jung Yonghwa?”
“Mwoo??” tanyaku kaget mendengar pertanyaannya, mereka ini punya sumber informasi dari mana sih? Kenapa semuanya bisa tau? “Ah, kalian ini ada-ada saja..” jawabku sekenanya, “Ya sudah Oppa, semuanya, aku permisi ke belakang dulu, have something to do,” sambungku lalu meninggalkan mereka yang masih ribut dengan pertanyaan mengenai Yonghwa.



“Omonaaa.. kau ini tega sekali EunGi meninggalkanku dengan wartawan-wartawan itu kemarin!!” seru Joon sambil mencubit pipiku, lalu duduk disampingku mengganti channel televisi.
“Yaa, oppa! Bukannya mengucapkan salam, baru saja datang sudah mencubit orang, kemarikan remotenya!” ucapku.
“Mana Yonghwa?” tanyanya sambil tetap menahan remotenya.
“Ke studio…” jawabku menarik-narik remote dari tangannya, “Oppa nanti aku mau pergi nih, Oppa disini kan?”
“Yaaa, mau pergi bukannya ngajak malah nyuruh jagain apartemen!” repetnya, “Mau kemana?”
“Aiissh, aku juga perginya kan  mau nemenin Yonghwa Oppa belanja keperluannya…” jawabku, “Emang Oppa mau ikut? Kita jalan bertiga?”
“Ooh, mau kencaan..” ejeknya, “Nggak ikut ah, nggak mau ganggu..”
“Aiish, apa sih Oppa?!!” gerutuku.
“Hwahaaha, gwaenchana.. Oppa malah senang kalau kau mulai dekat dengannya lagi EunGi-ya, dia baik..”
“Yaa, yaa! Mwoyaa..?! Aku kan sudah bilang aku tidak ada apa-apa dengan Yonghwa Oppa..” seruku.
“Keuresso, jadi siapa pacarmu sekarang ini?” tanyanya serius, “Berapa tahun di Jerman tidak mungkin kan kau terus-terusan sendiri..?”
Aku menghela napas, “Hmm, aku kan sudah bilang berkali-kali pada Oppa, aku tidak tertarik dengan orang-orang barat sanaaaa… Lagi pula selama di Jerman kan Oppa setiap hari menelfonkuu, kalau ada pasti sudah kuberitahu dari dulu kan?”
“Open your heart EunGi-ya…” ucap Joon pelan masih tetap serius, tanpa sadar aku menggeleng lemah, “Kau masih belum bisa melupakannya?”
Aku menggigit bibirku, menahan air mata yang sudah mulai menggenang. Kutarik nafasku dalam-dalam berusaha menenangkan diri, “Aku sudah melupakannya Oppa..” jawabku tersenyum.
“Geojitmal..” ucapnya, “Aku mengenalmu bukan sehari dua hari EunGi-ya, aku tau kau belum melupakannya kan?!”
“Aku sudah melupakannya Oppa!” tegasku, “Kalau tidak, tidak mungkin aku kembali ke Seoul…” sambungku pelan.
“Lalu kenapa kau masih sendiri sampai sekarang Shin Eun Gi?!” tanyanya geram, aku terdiam, “Kau tidak bisa jawab??” tanyanya lagi, “Aku tau kenapa EunGi-ya, kau belum melu…”
“Aku sudah melupakannya Oppa!!!” teriakku, air mataku tak bisa lagi kutahan, “Hanya.. hanya saja aku tidak bisa.. aku tidak bisa berhenti mencintainya…” sambungku terisak. “Aku masih mencintai Sungmin, Oppa…”
Joon langsung menarikku ke dalam pelukannya, “Aku masih sangat.. sangat mencintainya Oppa..” gumamku disela-sela isak tangisku, Joon membiarkanku meluapkan perasaan yang selama ini sudah kukubur dalam-dalam.
“Kenapa kau tidak menemuinya..?” tanya Joon dan luka lama itu kembali menyeruak, potongan-potongan kenangan itu tergambar jelas dikepalaku.


“Sungmin Oppa…” gumamku tak jelas saat melihat seorang namja yang duduk disampingku, aku mngerjap-ngerjapkan mataku berusaha melihatnya lebih jelas.
“Aniyo, EunGi-ya..” jawabnya, “Ini Joon Oppa..”
“Joon Oppa..?”
“Ne..”
“Sungmin Oppa odisseo?” tanyaku sedikit kecewa, kenapa bukan dia yang ada disampingku sekarang..
“Molla,” jawab Joon singkat.
“Eh?” aku tak percaya mendengar jawabannya, “Oppa.. Sungmin Oppa odisseo??” rengekku.
Nan jongmal mollayo!” jawab Joon kesal, “Kau lupakan saja dia!”
“Mworago??” tanyaku shock mendengar ucapannya, apa-apaan ini?! Siapa dia berani menyuruhku melupakan namjachinguku?! “Neo michyeosseo?!” Aku langsung berusaha berdiri melihat Joon tidak berniat menberitahukanku dimana Sungmin Oppa, “Aigoo…” gumamku, kepalaku pusing sekali.
“Gwaenchana?” tanya Joon, aku langsung menepis tangannya kesal. “Yaa, kau mau kemana? Istirahat saja dulu…”
“Aku mau Sungmin Oppa!” jawabku cepat. “Aku harus menemuinya di museum Teddy Bear…”
“Huh! Apa kau tak tau sekarang kita berada si Seoul??”
“Mwo? Seoul?” tanyaku tak percaya. “Apa yang sebenarnya terjadi Oppa??”
“Justru seharusnya aku yang bertanya apa yang sebenarnya terjadi sampai namjachingumu itu tega meninggalkanmu pingsan di museum teddy bear kemarin?!” tanya Joon balik.
Aku terdiam mendengar pertanyaan Joon, jadi Sungmin Oppa tidak datang hari itu? Dia meninggalkanku? “Tanggal berapa sekarang?”
“20, wae?”
“Dua puluh??? Jadi aku tidak sadarkan diri selama empat hari??” Joon mengangguk, “Kau tidak menghubungi Sungmin Oppa?”
“Aku tidak bisa menghubunginya, handphone’nya mati dan sekarang Super Junior berada di Thailand. Aku tidak bisa menghubungi mereka…”
“Dia tidak mencariku…?” Joon hanya menggeleng. “Jadi.. dia tidak mencariku…”
Aku terduduk lemas diranjangku mendengar kenyataan pahit yang baru saja diucapkan Joon oppa. Lee Sungmin, namjachinguku, namja yang sudah aku serahkan diriku sepenuhnya itu tidak mencariku, tidak memperdulikanku, tidak menghubungiku… Apa sebenarnya yang ada di kepalanya, apa yang dia lakukan sampai tidak tahu aku di rumah sakit sekarang..?

“Hwaaaa… Ige mwoyaa?!!” teriak seorang yeoja yang sedang sibuk dengan notebooknya sampai-sampai tidak memperdulikan makanannya lagi. Berisik sekali dia…
“Yaa, mworago?” tanya temannya.
“Sungmin berpacaran dengan Hyojun!!!” teriaknya antusias.
“Sungmin nugu??”
“Lee Sungmin! Sungmin Super Junior!!!”
“Mwooyaaa??!! Dia berpacaran dengan siapaaa???”
“Hyojun! Model yeoja di iklan Super Junior yang  Sweet Berry..”
“Hyojun.. Hyojun… Ah! Shin Hyo Jun?!!”
“Ne, disini ditulis Shin Hyo Jun… Waaaahh, yepputa..”
“Omonaaa, menghancurkan hatiku sajaa…”
Serangkaian kalimat itu terdengar jelas di telingaku.. Apa kau tahu bagaimana rasanya mendengar itu? Aku tidak bisa menjelaskan perasaanku sekarang.. Penjelasan seperti seribu pedang menancap di hatiku pun rasanya belum cukup untuk menggambarkan perasaanku sekarang.. Apa aku masih bermimpi sekarang? Bisakah seseorang membangunkanku? Aku tidak mau mendengarkan ini! Ini sampah! Mana mungkin Sungmin’ku berpacaran dengan yeoja lain!! Dasar mahluk-mahluk bodoh!!
Aku berdiri dari bangkuku, kembali menutup sebagian wajahku dengan sapu tangan agar tidak ada orang yang mengenaliku. Kugigit bibirku kuat-kuat menahan rasa sesak yang sebenarnya tidak pantas aku rasakan, Sungmin tidak mungkin begitu…

“Kasihan Eunjung..” ucap seorang yeoja yang duduk tak jauh dariku di taman rumah sakit.
“Hmm, aku tidak menyangka akan begini jadinya.. Tapi lebih baik memang dia di rumah sakit jiwa sekarang, kita tidak bisa menjamin keselamatannya mengingat setiap waktu dia berusaha bunuh diri..”
“Apa sudah ada kabar mengenai Jihwan?”
“Belum, namja brengsek itu menghilang setelah meniduri Eunjung, makanya dia stress..”
“Aku tidak menyangka Jihwan bisa melakukan hal seperti ini.. Kupikir dia sangat-sangat mencintai Eunjung..”
“Hmmm, dia bahkan melakukan apa saja untuk menyenangkan Eunjung, tidak pernah memarahinya, aku saja sampai iri dibuatnya..”
“Haah, namja sekarang memang tidak dapat dipercaya.. Kau tidak akan tau apakah dia tulus mencintaimu atau hanya menginginkan tubuhmu..”
“Ne, kau benar. Sekali dia mendapatkanmu, selesai sudah, kau hanya tinggal seonggok sampah yang akan dengan cepat dibuangnya..”

Sampah? Apa mungkin Sungmin berpikir kalau aku ini sampah sekarang? Apa kau akan membuangku sebentar lagi Oppa? Babo! Mana mungkin Sungmin oppa begitu..!! Aku pergi meninggalkan bangku taman itu, menyeramkan rasanya mendengar percakapan dua orang yeoja yang sedang membahas temannya itu…

“Kau sudah berhasil menghubunginya?” tanya Joon saat membantuku mengepak barang-barangku, hari ini aku sudah bisa keluar dari rumah sakit. Aku menggeleng lemah, “Member lain?” tanyanya lagi, dan lagi-lagi aku hanya bisa menggeleng.
“Sudah seminggu lebih..” gumamku, “Mungkin dia benar-benar sudah mencampakkanku..”
“Aku akan membunuhnya kalau itu terjadi..” ucap Joon pasti.
Aku menghapus air mata yang sejak hari aku sadar dari tidur panjangku tidak berhenti mengalir, “Gomawo..” jawabku, “Setidaknya aku masih punya Oppa..” Joon membenamkan wajahku dipelukannya, aku tak tau ini sudah keberapa kali aku menangis dipelukannya. Dia benar-benar oppa yang baik buatku.
“Hmm, kalau begitu hapus air matamu!” suruhnya, “Life must go on EunGi-ya, cutimu hanya sampai minggu ini.. Oppa mau Senin nanti, saat syuting dimulai, tidak ada lagi air mata seperti ini.. Arachi??”
“Arasseo Joon songsaenim..” candaku. Joon benar, life must go on, dan lagi bukannya aku sudah tau bagaimana kisah percintaan selebritis yang mahsyur dengan cerita ‘seumur jagung’nya..
“Hwaiting EunGi-yaa!!!” seru Joon tiba-tiba membuatku terkejut, “Aza aza hwaitting!!!!”
Aku memukul bahunya gemas, membuat orang terkejut saja, “Aza aza hwaitting!” seruku ikut-ikutan dan kami berdua tertawa seperti orang bodoh.

“Shin Eun Gi?” tanya seorang yeoja begitu aku membuka pintu apartemenku.
Heehh, baru saja sampai sudah ada saja orang yang mengganggu pikirku, “Ne, nuguya?” jawabku sekenanya.
“Hyojun imnida, Shin Hyo Jun..” jawabnya pelan, “Kau tidak tau aku?”
Shin Hyo Jun, bukankah dia yeoja yang digosipkan dengan Sungmin Oppa?! Ada apa dia kemari? “Apa terjadi sesuatu dengan Sungmin Oppa?” tanyaku cepat.
“Apa boleh aku masuk dulu?” tanyanya.
“Ah, mian..” jawabku, “Silahkan masuk..”
“Apartemenmu bagus..” komentarnya memulai percakapan diantara kami.
“Hmm, Sungmin Oppa yang memilihkan,” jawabku.
Dia mengangguk, “Kau mencintainya?”
“Mwo??!” tanyaku tak percaya mendengar pertanyaannya, siapa dia berani-berani menanyakan itu padaku.
“Kau mencintai Sungmin Oppa?” tanyanya lagi lebih keras seolah-olah aku tidak mendengar pertanyaannya yang tadi.
“Apa urusanmu?!” tanyaku ketus.
“Jawab saja pertanyaanku..” jawabnya.
“Kau pikir kau siapa bisa menanyakan hal seperti itu seenaknya?!!” sergahku, “Tidak ada hubungannya denganmu aku mencintainya atau tidak!!”
“Aku hanya memastikan..” jawabnya tenang, “Apa kau benar mencintainya?”
Aku mendengus kesal, apa-apaan orang ini, “Kau lebih baik kelu..”
“Dia.. Sungmin Oppa terjadi sesuatu..” sambungnya  tiba-tiba masih dengan ketenangan yang luar biasa membuatku emosi.
Ada apa dengan Sungmin Oppa??” tanyaku khawatir seketika.
“Kau benar-benar mencintainya kan?” tanyanya lagi membuatku ingin menelannya.
“Yaa!! Kenapa kau terus-terusan menanyakan itu??” bentakku, “Ne, aku mencintainya!! Sangat sangat mencintainya!! Apa kau tau aku hampir gila karena tak bisa menghubunginya berapa hari ini??!!” teriakku lagi dan air mataku kembali menetes, “Beri tau aku dimana Sungmin Oppa, aku ingin menemuinya Hyojun-ssi.. Aku membutuhkannya…” isakku sampai berlutut dihadapannya, “Kenapa kalian menyiksaku seperti ini?? Sungmin Oppa membuatku gila… ”
“Keumanhae..” pintanya ikut-ikutan duduk disampingku, “Sungmin Oppa kece..”
Suara dering handphoneku membuat Hyojun terdiam, “Jakkaman..” ucapku lalu mengangkat telepon yang ternyata dari Joon, aku menarik nafasku dalam-dalam, berusaha setenang mungkin menjawab Joon, “Ne Oppa, na gwaenchana..” “Hmm, Oppa bawakan saja makanan yang enak..” “Ne, aku akan tunggu..” “Hmm, annyong..”
“Itu.. siapa?” tanya Hyojun menunjuk handphoneku.
“Joon,” jawabku, “Beri tau aku ada apa dengan Sungmin Oppa??”
“Joon MBLAQ..? Kau benar-benar dekat dengannya ya..?” tanyanya lagi.
Aku mengangguk tak sabar, “Aku sangat dekat dengannya, sekarang beri tau aku tentang Sungmin Oppa!!”
“Sungmin Oppa…” dia diam sebentar, “Kau.. Lupakan saja Sungmin Oppa..”
“Neo…” kugenggam tanganku erat-erat mencegahnya lepas ke pipi yeoja yang ada dihadapanku sekarang ini, “Beri tau aku dimana Sungmin Oppa!” ucapku dengan suara bergetar menahan emosi.
“Apa kau tidak mengerti juga Shin Eun Gi??” tanyanya.
“Apa maksudmu?”
“Sungmin Oppa sudah tidak menginginkanmu..”
Plak!! Satu tamparan mendarat mulus dipipinya, “Geojitmal!!!” teriakku.
“Sungmin Oppa akan menikah denganku!” tandasnya sambil memegangi pipinya yang memerah.
Dan satu kalimatnya itu berhasil membuat seluruh sarafku membeku. Sesak sekali rasanya, seperti seribu ton beban menghimpit dadaku, “Geojitmal…” gumamku antara sadar dan tak sadar.
“Mian,” ucapnya, “Tapi aku sudah mengandung anaknya…” tambahnya tanpa ampun, tanpa melihat kearahku, tanpa berbelas kasihan padaku yang sudah hampir mati mendengar berita yang bagaikan petir di siang bolong menyambarku tanpa perasaan.
“Tidak mungkin…” kataku berkeras, “Sungmin oppa selalu bersamaku, dia mencintaiku, mana mungkin dia bersamamu…”
“Baiklah kalau kau tak percaya,” jawabnya masih tetap tak melihatku, lalu dia mengambil handphonenya, menghubungkannya dengan seseorang di luar sana. “Oppa, aku sudah menceritakan semuanya, mungkin dia akan percaya kalau Oppa yang bilang sendiri…”
Yeoja itu lagi-lagi tanpa melihatku menyerahkan handphonenya padaku, “Yoboseyo EunGi-ya…”
Untuk pertama kalinya sejak aku sadar dari tidur panjangku akhirnya aku mendengar suara Sungmin oppa lagi, air mataku kembali berjatuhan tak terkontrol, “Oppa…” ucapku pelan ditengah-tengah tangisku, “Oppa… Sungmin Oppa…”
“EunGi-ya…”
“Sungmin Oppa…”
Lama kami terdiam, aku hanya bisa mendengar suara nafasnya dan itu semakin membuatku ingin menemuinya, aku ingin memeluknya, aku ingin sekali…
“Mian…” ucapnya akhirnya, “Lupakan aku…”
Sebuah tikaman menancap pasti di jantungku, aku terduduk lemas. Seperti bumi berputar dengan jelas disekelilingku membuatku pusing, muak, membuatku ingin mati… “Shireo..” gumamku dengan sisa-sisa kekuatan yang masih mampu kukumpulkan
“Mianhae EunGi-ya…”
“Keumanhae..” jawabku, “Mianhata hajima…”
“EunGi-ya…”
“Malhajima!!!” teriakku tanpa sadar, “Aku tidak perduli apa yang sudah Oppa lakukan, aku tidak peduli, aku mau Sungmin Oppa!!”
“EunGi…”
“Oppa, saranghae! Jongmal saranghaeyo!” teriakku terisak, “Aku akan melupakan semuanya Oppa, asal Oppa kembali padaku… Oppa, aku mau Oppa…”
“Jongmal mianhae EunGi-ya…”
“Keuman!” potongku, “Aku sudah memaafkan Oppa, aku hanya mau Oppa kembali padaku sekarang.. Oppa odisseo?? Aku ingin menemui Oppa…”
“Aku tidak bisa bersamamu lagi Eun…”
“Aaaaaaaaa!!” teriakku tak ingin mendengar ucapannya, “Aku hanya tau Sungmin Oppa mencintaiku, Oppa tidak mungkin meninggalkanku, aku tidak peduli yang lain!! Oppa beritau aku Oppa dima…”
“EunGi dengarkan aku!!!” potongnya membentakku, “Aku tidak bisa bersamamu lagi…”
“Shikoro,” jawabku pelan, “Aku tidak mau dengar apapun Oppa…”
“Aku tidak mencintaimu Shin Eun Gi,” ucapnya kembali seperti petir yang menyambarku, “Aku… aku mau kau.. kau jangan muncul lagi dihadapanku.”
“Oppa…”  ucapku serak.
“Keuman EunGi…” katanya, “Dan… aku harap kau berhenti menemui Super Junior, berhenti mengusik hidupku…”
“Sampah…” gumamku.
“Mwo..??”
“Begitukan Oppa melihatku sekarang?” tanyaku entah dapat kekuatan darimana, “Beralasan kau sudah menghamili yeoja ini hanya untuk mencampakku kan? Ini hanya rekayasa kan? Ini semua hanya karena kau ingin meninggalkanku kan?”
“Aku tidak pernah menganggapmu sampah Eun..”
“Shikoro!!” bentakku, “Kau tidak berbeda dengan namja-namja lain…” sambungku pelan, kugigit bibirku menahan air mata yang sepertinya sebentar lagi akan tumpah. “Baiklah kalau Oppa ingin aku melupakan Oppa..”
“EunGi..”
“Saranghae Oppa..” ucapku tanpa bisa menahan air mataku lagi, “Berbahagialah selalu…”
Kuputuskan sambungan telepon itu, “Kau tau pintu keluarnya kan?” tanyaku pada Hyojun sambil menyerahkan handphonenya.
Setelah dia menutup pintu apartemenku, aku masuk ke kamarku. Kupandangi sekali lagi fotonya yang terpampang jelas dikamarku, “Jadi begini akhirnya…” gumamku, kuambil foto-foto itu dan semua barang-barang pemberiannya, “Hahhh, sepertinya aku butuh beribu-ribu kotak untuk ini semua...” ucapku menghibur diriku sendiri. Kumasukkan semua barang-barang itu kedalam kotak besar dengan ditemani lagu I Will Forget You – CN. Blue yang akhirnya membawaku ke alam mimpi.


*

“Annyonghaseyoo…” terdengar suara dari arah pintu.
“Oppa, wasseo?” tanyaku langsung mengambilkan air minum untuk Yonghwa oppa, sepertinya dia sedang capek.
“Hmm,” jawabnya sambil mengangguk, “Gomawo…”
“Yaa, yaa, ige mwoya?!” seru Joon tiba-tiba, “Oppa tadi datang kau bahkan tidak menawarkan minum, sekarang Yonghwa datang kau malah dengan cepat mengambilkannya minum!!” protesnya.
“Eiish, apa sih Oppa..” gerutuku.
“Waah, jinca Hyung?” tanya Yonghwa seperti kesenangan, “Ah, aku jadi merasa lebih special..”
“Yaa, bocah! Mentang-mentang EunGi memberikanmu minum, jangan berpikir kalau kau lebih special dariku ya!!” repet Joon, “Aku tetap yang nomor satu untuk EunGi..!!”
“Eh..?” aku menatap Joon bingung, narsis sekali namja yang satu ini, “Aigoo, pernyataan macam apa itu Joon-ssi??! Sejak kapan kau jadi nomor satu untukku??”
Joon menatapku sebal, “EunGi-yaaaa, jangan mempermalukanku!”
Aku tertawa mendengar ucapannya, seperti anak kecil saja, “Ciih, arraseo, araseo.. Kau yang nomor satu untukku Joon Oppa tersayang!!”
“Jadi aku nomor berapa?” tanya Yonghwa polos.
Aku memutar bola mataku, “Oppa nomor dua… hahahaha.”
“Tak bisa kah aku nomor satu saja?” tanya Yonghwa lagi membuatku dan Joon memandangnya bingung.
“Aku yang nomor satu Yonghwa-ssi..” ucap Joon bangga.
“Ani, maksudku.. posisi nomor satu sebagai namja yang ada di hati EunGi, bukan sebagai Oppa’nya..” jelas Yonghwa oppa membuatku terdiam.
“Ah, kalau itu kau tanyakan sajalah langsung pada EunGi,” jawab Joon oppa cepat, “Hmm, aku lupa tadi aku ada janji menghubungi EunJi! EunGi-ya, aku pinjam kamarmu yaa, kalian lanjutkan saja berdua...” sambungnya lagi lalu masuk ke kamarku.
Apa-apaan namja tengik itu, beraninya dia meninggalkan kami setelah menciptakan suasana yang canggung seperti ini! Aigoo, apa yang harus kukatakan? Ottokhae?! Ottokhae?!!