“Aku bisa Hyojun-ah, asalkan dia
bahagia..”
“Apa selama dua tahun ini kau pikir
kau hidup Oppa??!” seru Hyojun geram, “Bahkan hanya karena mendengar kabarnya 3
hari yang lalu kau sudah seperti ini.. Kau tidak bisa hidup tanpanya Oppa..”
“Aku tidak mau dia menderita
Hyojun-ah..”
“Tapi..”
“Sudahlah, aku ingin istirahat,”
potong Sungmin.
“Seandainya dia masih mencintaimu,
dia tidak akan menderita hanya karena kau lumpuh Oppa..” gumam Hyojun pelan
sambil menghapus air matanya lalu meninggalkan Sungmin yang terpaku mendengar
kenyataan itu disebutkan lagi didepannya, dia lumpuh, kakinya tidak bisa
menopang tubuhnya lagi, tidak bisa dia gerakkan. Tak terasa air mata yang dari
tadi ditahannya mengalir keluar, bayangan wajah yeoja yang dicintainya itu
kembali menghantuinya...
PART
4
“Yepputaa!” seru Joon oppa begitu masuk ke ruang rias.
“Yeppunji?!” tanyaku sambil tersenyum senang, “Kau sudah
siap Oppa?”
“Aku deg-degan sekalii..” jawabnya gugup sambil melap
keringatnya, aku tertawa dibuatnya.
“Relax Oppa, ini cuma pertunangan.” kataku sambil
memberikan tissue kepadanya, “Sekarang saja kau sudah begini apalagi saat pernikahannya
nanti, aku gak bisa bayangin deh..”
“Kau mau kemana?” tanyanya begitu aku beranjak dari
kursiku.
“Tentu saja keluar, aku mau menemui tamu-tamu diluar sana . Oppa tenangkan diri
saja dulu disini…” jawabku, dia mengangguk.
“EunGi onnie!!” seseorang memanggilku saat baru saja
masuk ke hall tempat acara pertunangannya.
“Jiyeon-ah!” pekikku senang, sudah lama tidak bertemu
dengannya, dia langsung memelukku, “Oraenmanieyo… Bagaimana kabarmu?”
“Baik onnie, hwaaa, onnie cantik sekali..” serunya.
“Geez, kau ini!” kataku sambil mencubit pipinya gemas,
“Dengan siapa kesini?”
“T-ara,” jawabnya, “Ah, sebentar onnie aku jawab telfon
dulu..” katanya meminta izin dariku. Aku mengangguk lalu berjalan lagi
melihat-lihat siapa lagi tamu yang kukenal dekat yang ada di hall ini.
Belum lama aku berjalan, akhirnya aku melihat mereka,
semuanya tersenyum kaku saat melihatku, kecuali seorang namja yang berdiri diam
dengan tatapan dinginnya yang tak berubah saat terakhir kali melihatku sebelum
aku pindah ke Jerman.
“Oppa.. annyong..” sapaku pelan, berusaha tersenyum
sebaik mungkin.
“An..nyong..” jawab Leeteuk oppa disusul dengan member
Super Junior yang lain.
“Sudah lama tidak bertemu, kau semakin cantik saja
EunGi-ya..” ucap Ryeowook oppa berusaha mencairkan suasana yang aneh diantara
kami.
“Ahaha, gomawo Oppa..” jawabku.
“Kau apa kabar? Oppa dengar kuliah spesialismu baru
selesai ya..?” tanya Leeteuk oppa lagi, aku mengangguk, “Chukae..” dia
menyalamiku dan lagi-lagi member lain ikut menyalamiku dalam diam.
“Selamat juga atas pertunanganmu EunGi-ssi,” tambah namja
yang dari tadi diam dengan tatapan dinginnya membuat suasana tak enak muncul
lagi diantara kami.
Aku hampir menangis mendengarnya memanggilku dengan
EunGi-ssi mengingat betapa dekatnya kami dulu. Begitu seringnya dia menjitak
kepalaku dan aku langsung mengadu kepada orang yang sangat tidak ingin kuingat
lagi sekarang..
“Aku tidak bisa menerima ucapan selamatmu Kyuhyun op..
ssi,” jawabku setenang mungkin membuat yang lainnya menatapku bingung, “Ini..
bukan pertunanganku,” tambahku membuat mereka semakin melongo.
“Tap..”
“EunGi-ya!” panggil Yonghwa oppa, “Kau kemana saja? Aku
mencarimu… Ah, Super Junior sunbaenim ternyata, annyonghaseyo sunbae!”
“Ah, ne, annyonghaseyo Yonghwa-ssi,” jawab Leeteuk oppa.
“Ah, mian, aku harus membawa EunGi sebentar, tidak apa kan ?” tanyanya.
“Oh, ya, silahkan..” jawab Leeteuk oppa.
“Aku permisi Oppa..” kataku pada mereka yang dijawab
dengan anggukan, “Ada
apa sih Oppa?” tanyaku pada Yonghwa.
“EunJi mencarimu, dia gugup sekali katanya..” jawab
Yonghwa oppa sambil buru-buru menarikku.
“Hhahaha.. dasar itu calon pengantin berdua sama saja..”
aku terkekeh mendengarnya.
*
“Kamsahamnida semua atas ucapannya..” ucap Joon kepada
semua wartawan yang sudah dari tadi berkumpul di luar gedung menunggu
pengklarifikasian berita pertunangannya yang sempat membuat heboh. “Sebelumnya,
aku ingin meminta maaf dulu kepada yeodongsaengku yang tercinta, yang selama
berada di Seoul
ini tidak berhenti dikejar-kejar wartawan karena berita pertunanganku.. Mianhae
EunGi-yaa..” sambungnya sambil mengacak-acak rambutku.
Aku pura-pura cemberut, lalu mengangguk sambil melepaskan
tangannya dari kepalaku, bisa rusak nanti rambutku dibuatnya.
“Wah, kalau begitu kami juga harus minta maaf nih karena
selama ini sudah salah memberitakan pertunangan Joon-ssi..” kata salah satu
wartawan dan yang lain ikut mengangguk.
“Ahahaha, gwaenchana.. bukannya kami juga yang membuat
kalian jadi salah paham?” tanyaku tersenyum geli.
“Iya, kami juga meminta maaf karena selama ini membuat
kalian penasaran,” ucap Joon, “Jadi disini aku jelaskan, tunanganku bernama
Shin Eun Ji, bukan EunGi..”
“Wah, kenapa namanya bisa mirip begitu?” Tanya wartawan,
“Kebetulan sekali!”
“Aniya,” jawabku, “Bukan kebetulan, sebetulnya EunJi ini
adalah sahabat yang menjadi saudara angkatku di Korea ,
selama beberapa bulan aku tinggal di rumahnya dan karena orang tuanya sudah
menganggapku seperti anak sendiri mereka memberikanku nama korea yang mirip dengan nama
anaknya yaitu Shin Eun Gi..”
“Oh..” gumam mereka.
“Jadi karena aku kasihan dengan Oppa’ku yang tak kunjung
punya pasangan ini, hehehe, aku mengenalkannya dengan EunJi dan ternyata mereka
saling jatuh cinta, hahahaha..”
“Hahahaha, ternyata EunGi yang menjadi cupid’nya ya..”
celetuk salah satu dari mereka, “Kalau begitu kapan EunGi-ssi menyusul?”
“Ah, benar, kapan EunGi-ssi menyusul?” tanya mereka lagi,
“Aku dengar kabar kau dekat dengan seorang leader band ya?”
“Mwo? Ah, jangan membuat kabar yang tidak-tidak..”
jawabku santai.
“Haha, sepertinya EunGi-ssi ini walaupun sudah tidak
bekerja di dunia hiburan lagi tapi tetap banyak berhubungan dengan artis-artis
ya..” kata mereka lagi.
“Tentu saja,” jawabku, “Walaupun aku tidak di dunia
hiburan lagi, mereka kan
tetap teman-temanku...”
“Jadi, apa benar berita yang menyebutkan anda dekat
dengan seorang leader band yang namanya sedang bersinar belakangan ini?” tanya
salah satu dari mereka lagi.
“Hmm, ada benarnya juga sih…”
“Jinca?”
“Jongmalyo??!” seru mereka, tiba-tiba suasana jadi ribut
karena jawabanku.
“Hahaha. Kan
seperti yang kubilang tadi, mereka masih tetap teman-temanku, jadi aku dekat
dengan mereka..” jawabku sambil tertawa geli melihat reaksi mereka.
“Aigoo, EunGi-ssi ini suka sekali membuat orang
penasaran..” ucap salah satu wartawan.
“Baiklah, kita langsung to the point saja, apa benar
EunGi-ssi dekat dengan leader CN. Blue Jung Yonghwa?”
“Mwoo??” tanyaku kaget mendengar pertanyaannya, mereka
ini punya sumber informasi dari mana sih? Kenapa semuanya bisa tau? “Ah, kalian
ini ada-ada saja..” jawabku sekenanya, “Ya sudah Oppa, semuanya, aku permisi ke
belakang dulu, have something to do,” sambungku lalu meninggalkan mereka yang
masih ribut dengan pertanyaan mengenai Yonghwa.
“Omonaaa.. kau ini tega sekali EunGi meninggalkanku
dengan wartawan-wartawan itu kemarin!!” seru Joon sambil mencubit pipiku, lalu
duduk disampingku mengganti channel televisi.
“Yaa, oppa! Bukannya mengucapkan salam, baru saja datang
sudah mencubit orang, kemarikan remotenya!” ucapku.
“Mana Yonghwa?” tanyanya sambil tetap menahan remotenya.
“Ke studio…” jawabku menarik-narik remote dari tangannya,
“Oppa nanti aku mau pergi nih, Oppa disini kan ?”
“Yaaa, mau pergi bukannya ngajak malah nyuruh jagain
apartemen!” repetnya, “Mau kemana?”
“Aiissh, aku juga perginya kan
mau nemenin Yonghwa Oppa belanja keperluannya…” jawabku, “Emang Oppa mau
ikut? Kita jalan bertiga?”
“Ooh, mau kencaan..” ejeknya, “Nggak ikut ah, nggak mau
ganggu..”
“Aiish, apa sih Oppa?!!” gerutuku.
“Hwahaaha, gwaenchana.. Oppa malah senang kalau kau mulai
dekat dengannya lagi EunGi-ya, dia baik..”
“Yaa, yaa! Mwoyaa..?! Aku kan sudah bilang aku tidak ada apa-apa
dengan Yonghwa Oppa..” seruku.
“Keuresso, jadi siapa pacarmu sekarang ini?” tanyanya
serius, “Berapa tahun di Jerman tidak mungkin kan kau terus-terusan sendiri..?”
Aku menghela napas, “Hmm, aku kan sudah bilang berkali-kali pada Oppa, aku
tidak tertarik dengan orang-orang barat sanaaaa… Lagi pula selama di Jerman kan Oppa setiap hari menelfonkuu, kalau ada pasti sudah
kuberitahu dari dulu kan ?”
“Open your heart EunGi-ya…” ucap Joon pelan masih tetap
serius, tanpa sadar aku menggeleng lemah, “Kau masih belum bisa melupakannya?”
Aku menggigit bibirku, menahan air mata yang sudah mulai
menggenang. Kutarik nafasku dalam-dalam berusaha menenangkan diri, “Aku sudah
melupakannya Oppa..” jawabku tersenyum.
“Geojitmal..” ucapnya, “Aku mengenalmu bukan sehari dua
hari EunGi-ya, aku tau kau belum melupakannya kan ?!”
“Aku sudah melupakannya Oppa!” tegasku, “Kalau tidak,
tidak mungkin aku kembali ke Seoul …”
sambungku pelan.
“Lalu kenapa kau masih sendiri sampai sekarang Shin Eun
Gi?!” tanyanya geram, aku terdiam, “Kau tidak bisa jawab??” tanyanya lagi, “Aku
tau kenapa EunGi-ya, kau belum melu…”
“Aku sudah melupakannya Oppa!!!” teriakku, air mataku tak
bisa lagi kutahan, “Hanya.. hanya saja aku tidak bisa.. aku tidak bisa berhenti
mencintainya…” sambungku terisak. “Aku masih mencintai Sungmin, Oppa…”
Joon langsung menarikku ke dalam pelukannya, “Aku masih
sangat.. sangat mencintainya Oppa..” gumamku disela-sela isak tangisku, Joon
membiarkanku meluapkan perasaan yang selama ini sudah kukubur dalam-dalam.
“Kenapa kau tidak menemuinya..?” tanya Joon dan luka lama
itu kembali menyeruak, potongan-potongan kenangan itu tergambar jelas
dikepalaku.
“Sungmin Oppa…” gumamku tak
jelas saat melihat seorang namja yang duduk disampingku, aku
mngerjap-ngerjapkan mataku berusaha melihatnya lebih jelas.
“Aniyo, EunGi-ya..” jawabnya,
“Ini Joon Oppa..”
“Joon Oppa..?”
“Ne..”
“Sungmin Oppa odisseo?” tanyaku
sedikit kecewa, kenapa bukan dia yang ada disampingku sekarang..
“Molla,” jawab Joon singkat.
“Eh?” aku tak percaya mendengar
jawabannya, “Oppa.. Sungmin Oppa odisseo??” rengekku.
“Nan
jongmal mollayo!” jawab Joon kesal, “Kau lupakan saja dia!”
“Mworago??” tanyaku shock
mendengar ucapannya, apa-apaan ini?! Siapa dia berani menyuruhku melupakan
namjachinguku?! “Neo michyeosseo?!” Aku langsung berusaha berdiri melihat Joon
tidak berniat menberitahukanku dimana Sungmin Oppa, “Aigoo…” gumamku, kepalaku
pusing sekali.
“Gwaenchana?” tanya Joon, aku
langsung menepis tangannya kesal. “Yaa, kau mau kemana? Istirahat saja dulu…”
“Aku mau Sungmin Oppa!” jawabku
cepat. “Aku harus menemuinya di museum Teddy Bear…”
“Huh! Apa kau tak tau sekarang
kita berada si Seoul ??”
“Mwo? Seoul ?” tanyaku tak percaya. “Apa yang
sebenarnya terjadi Oppa??”
“Justru seharusnya aku yang
bertanya apa yang sebenarnya terjadi sampai namjachingumu itu tega
meninggalkanmu pingsan di museum teddy bear kemarin?!” tanya Joon balik.
Aku terdiam mendengar pertanyaan
Joon, jadi Sungmin Oppa tidak datang hari itu? Dia meninggalkanku? “Tanggal
berapa sekarang?”
“20, wae?”
“Dua puluh??? Jadi aku tidak
sadarkan diri selama empat hari??” Joon mengangguk, “Kau tidak menghubungi
Sungmin Oppa?”
“Aku tidak bisa menghubunginya,
handphone’nya mati dan sekarang Super Junior berada di Thailand. Aku tidak bisa
menghubungi mereka…”
“Dia tidak mencariku…?” Joon
hanya menggeleng. “Jadi.. dia tidak mencariku…”
Aku terduduk lemas diranjangku
mendengar kenyataan pahit yang baru saja diucapkan Joon oppa. Lee Sungmin,
namjachinguku, namja yang sudah aku serahkan diriku sepenuhnya itu tidak
mencariku, tidak memperdulikanku, tidak menghubungiku… Apa sebenarnya yang ada
di kepalanya, apa yang dia lakukan sampai tidak tahu aku di rumah sakit sekarang..?
“Hwaaaa… Ige mwoyaa?!!” teriak
seorang yeoja yang sedang sibuk dengan notebooknya sampai-sampai tidak
memperdulikan makanannya lagi. Berisik sekali dia…
“Yaa, mworago?” tanya temannya.
“Sungmin berpacaran dengan Hyojun!!!”
teriaknya antusias.
“Sungmin nugu??”
“Lee Sungmin! Sungmin Super
Junior!!!”
“Mwooyaaa??!! Dia berpacaran
dengan siapaaa???”
“Hyojun! Model yeoja di iklan
Super Junior yang Sweet Berry ..”
“Hyojun.. Hyojun… Ah! Shin Hyo
Jun?!!”
“Ne, disini ditulis Shin Hyo
Jun… Waaaahh, yepputa..”
“Omonaaa, menghancurkan hatiku
sajaa…”
Serangkaian kalimat itu
terdengar jelas di telingaku.. Apa kau tahu bagaimana rasanya mendengar itu?
Aku tidak bisa menjelaskan perasaanku sekarang.. Penjelasan seperti seribu
pedang menancap di hatiku pun rasanya belum cukup untuk menggambarkan
perasaanku sekarang.. Apa aku masih bermimpi sekarang? Bisakah seseorang
membangunkanku? Aku tidak mau mendengarkan ini! Ini sampah! Mana mungkin
Sungmin’ku berpacaran dengan yeoja lain!! Dasar mahluk-mahluk bodoh!!
Aku berdiri dari bangkuku,
kembali menutup sebagian wajahku dengan sapu tangan agar tidak ada orang yang
mengenaliku. Kugigit bibirku kuat-kuat menahan rasa sesak yang sebenarnya tidak
pantas aku rasakan, Sungmin tidak mungkin begitu…
“Kasihan Eunjung..” ucap seorang
yeoja yang duduk tak jauh dariku di taman rumah sakit.
“Hmm, aku tidak menyangka akan
begini jadinya.. Tapi lebih baik memang dia di rumah sakit jiwa sekarang, kita
tidak bisa menjamin keselamatannya mengingat setiap waktu dia berusaha bunuh
diri..”
“Apa sudah ada kabar mengenai
Jihwan?”
“Belum, namja brengsek itu
menghilang setelah meniduri Eunjung, makanya dia stress..”
“Aku tidak menyangka Jihwan bisa
melakukan hal seperti ini.. Kupikir dia sangat-sangat mencintai Eunjung..”
“Hmmm, dia bahkan melakukan apa
saja untuk menyenangkan Eunjung, tidak pernah memarahinya, aku saja sampai iri
dibuatnya..”
“Haah, namja sekarang memang
tidak dapat dipercaya.. Kau tidak akan tau apakah dia tulus mencintaimu atau
hanya menginginkan tubuhmu..”
“Ne, kau benar. Sekali dia
mendapatkanmu, selesai sudah, kau hanya tinggal seonggok sampah yang akan
dengan cepat dibuangnya..”
Sampah? Apa mungkin Sungmin
berpikir kalau aku ini sampah sekarang? Apa kau akan membuangku sebentar lagi
Oppa? Babo! Mana mungkin Sungmin oppa begitu..!! Aku pergi meninggalkan bangku
taman itu, menyeramkan rasanya mendengar percakapan dua orang yeoja yang sedang
membahas temannya itu…
“Kau sudah berhasil
menghubunginya?” tanya Joon saat membantuku mengepak barang-barangku, hari ini
aku sudah bisa keluar dari rumah sakit. Aku menggeleng lemah, “Member lain?”
tanyanya lagi, dan lagi-lagi aku hanya bisa menggeleng.
“Sudah seminggu lebih..”
gumamku, “Mungkin dia benar-benar sudah mencampakkanku..”
“Aku akan membunuhnya kalau itu
terjadi..” ucap Joon pasti.
Aku menghapus air mata yang
sejak hari aku sadar dari tidur panjangku tidak berhenti mengalir, “Gomawo..”
jawabku, “Setidaknya aku masih punya Oppa..” Joon membenamkan wajahku
dipelukannya, aku tak tau ini sudah keberapa kali aku menangis dipelukannya.
Dia benar-benar oppa yang baik buatku.
“Hmm, kalau begitu hapus air
matamu!” suruhnya, “Life must go on EunGi-ya, cutimu hanya sampai minggu ini..
Oppa mau Senin nanti, saat syuting dimulai, tidak ada lagi air mata seperti
ini.. Arachi??”
“Arasseo Joon songsaenim..”
candaku. Joon benar, life must go on, dan lagi bukannya aku sudah tau bagaimana
kisah percintaan selebritis yang mahsyur dengan cerita ‘seumur jagung’nya..
“Hwaiting EunGi-yaa!!!” seru
Joon tiba-tiba membuatku terkejut, “Aza aza hwaitting!!!!”
Aku memukul bahunya gemas,
membuat orang terkejut saja, “Aza aza hwaitting!” seruku ikut-ikutan dan kami
berdua tertawa seperti orang bodoh.
“Shin Eun Gi?” tanya seorang
yeoja begitu aku membuka pintu apartemenku.
Heehh, baru saja sampai sudah
ada saja orang yang mengganggu pikirku, “Ne, nuguya?” jawabku sekenanya.
“Hyojun imnida, Shin Hyo Jun..”
jawabnya pelan, “Kau tidak tau aku?”
Shin Hyo Jun, bukankah dia yeoja
yang digosipkan dengan Sungmin Oppa?! Ada
apa dia kemari? “Apa terjadi sesuatu dengan Sungmin Oppa?” tanyaku cepat.
“Apa boleh aku masuk dulu?”
tanyanya.
“Ah, mian..” jawabku, “Silahkan
masuk..”
“Apartemenmu bagus..”
komentarnya memulai percakapan diantara kami.
“Hmm, Sungmin Oppa yang
memilihkan,” jawabku.
Dia mengangguk, “Kau
mencintainya?”
“Mwo??!” tanyaku tak percaya
mendengar pertanyaannya, siapa dia berani-berani menanyakan itu padaku.
“Kau mencintai Sungmin Oppa?”
tanyanya lagi lebih keras seolah-olah aku tidak mendengar pertanyaannya yang
tadi.
“Apa urusanmu?!” tanyaku ketus.
“Jawab saja pertanyaanku..”
jawabnya.
“Kau pikir kau siapa bisa
menanyakan hal seperti itu seenaknya?!!” sergahku, “Tidak ada hubungannya
denganmu aku mencintainya atau tidak!!”
“Aku hanya memastikan..”
jawabnya tenang, “Apa kau benar mencintainya?”
Aku mendengus kesal, apa-apaan
orang ini, “Kau lebih baik kelu..”
“Dia.. Sungmin Oppa terjadi
sesuatu..” sambungnya tiba-tiba masih
dengan ketenangan yang luar biasa membuatku emosi.
“Ada apa dengan Sungmin Oppa??” tanyaku
khawatir seketika.
“Kau benar-benar mencintainya kan ?” tanyanya lagi
membuatku ingin menelannya.
“Yaa!! Kenapa kau terus-terusan
menanyakan itu??” bentakku, “Ne, aku mencintainya!! Sangat sangat
mencintainya!! Apa kau tau aku hampir gila karena tak bisa menghubunginya
berapa hari ini??!!” teriakku lagi dan air mataku kembali menetes, “Beri tau
aku dimana Sungmin Oppa, aku ingin menemuinya Hyojun-ssi.. Aku membutuhkannya…”
isakku sampai berlutut dihadapannya, “Kenapa kalian menyiksaku seperti ini??
Sungmin Oppa membuatku gila… ”
“Keumanhae..” pintanya ikut-ikutan
duduk disampingku, “Sungmin Oppa kece..”
Suara dering handphoneku membuat
Hyojun terdiam, “Jakkaman..” ucapku lalu mengangkat telepon yang ternyata dari
Joon, aku menarik nafasku dalam-dalam, berusaha setenang mungkin menjawab Joon,
“Ne Oppa, na gwaenchana..” “Hmm, Oppa bawakan saja makanan yang enak..” “Ne,
aku akan tunggu..” “Hmm, annyong..”
“Itu.. siapa?” tanya Hyojun
menunjuk handphoneku.
“Joon,” jawabku, “Beri tau aku
ada apa dengan Sungmin Oppa??”
“Joon MBLAQ..? Kau benar-benar
dekat dengannya ya..?” tanyanya lagi.
Aku mengangguk tak sabar, “Aku
sangat dekat dengannya, sekarang beri tau aku tentang Sungmin Oppa!!”
“Sungmin Oppa…” dia diam
sebentar, “Kau.. Lupakan saja Sungmin Oppa..”
“Neo…” kugenggam tanganku
erat-erat mencegahnya lepas ke pipi yeoja yang ada dihadapanku sekarang ini,
“Beri tau aku dimana Sungmin Oppa!” ucapku dengan suara bergetar menahan emosi.
“Apa kau tidak mengerti juga
Shin Eun Gi??” tanyanya.
“Apa maksudmu?”
“Sungmin Oppa sudah tidak
menginginkanmu..”
Plak!! Satu tamparan mendarat
mulus dipipinya, “Geojitmal!!!” teriakku.
“Sungmin Oppa akan menikah
denganku!” tandasnya sambil memegangi pipinya yang memerah.
Dan satu kalimatnya itu berhasil
membuat seluruh sarafku membeku. Sesak sekali rasanya, seperti seribu ton beban
menghimpit dadaku, “Geojitmal…” gumamku antara sadar dan tak sadar.
“Mian,” ucapnya, “Tapi aku sudah
mengandung anaknya…” tambahnya tanpa ampun, tanpa melihat kearahku, tanpa
berbelas kasihan padaku yang sudah hampir mati mendengar berita yang bagaikan
petir di siang bolong menyambarku tanpa perasaan.
“Tidak mungkin…” kataku
berkeras, “Sungmin oppa selalu bersamaku, dia mencintaiku, mana mungkin dia
bersamamu…”
“Baiklah kalau kau tak percaya,”
jawabnya masih tetap tak melihatku, lalu dia mengambil handphonenya, menghubungkannya
dengan seseorang di luar sana .
“Oppa, aku sudah menceritakan semuanya, mungkin dia akan percaya kalau Oppa
yang bilang sendiri…”
Yeoja itu lagi-lagi tanpa
melihatku menyerahkan handphonenya padaku, “Yoboseyo EunGi-ya…”
Untuk pertama kalinya sejak aku
sadar dari tidur panjangku akhirnya aku mendengar suara Sungmin oppa lagi, air
mataku kembali berjatuhan tak terkontrol, “Oppa…” ucapku pelan ditengah-tengah
tangisku, “Oppa… Sungmin Oppa…”
“EunGi-ya…”
“Sungmin Oppa…”
Lama kami terdiam, aku hanya
bisa mendengar suara nafasnya dan itu semakin membuatku ingin menemuinya, aku
ingin memeluknya, aku ingin sekali…
“Mian…” ucapnya akhirnya,
“Lupakan aku…”
Sebuah tikaman menancap pasti di
jantungku, aku terduduk lemas. Seperti bumi berputar dengan jelas
disekelilingku membuatku pusing, muak, membuatku ingin mati… “Shireo..” gumamku
dengan sisa-sisa kekuatan yang masih mampu kukumpulkan
“Mianhae EunGi-ya…”
“Keumanhae..” jawabku, “Mianhata
hajima…”
“EunGi-ya…”
“Malhajima!!!” teriakku tanpa
sadar, “Aku tidak perduli apa yang sudah Oppa lakukan, aku tidak peduli, aku
mau Sungmin Oppa!!”
“EunGi…”
“Oppa, saranghae! Jongmal
saranghaeyo!” teriakku terisak, “Aku akan melupakan semuanya Oppa, asal Oppa
kembali padaku… Oppa, aku mau Oppa…”
“Jongmal mianhae EunGi-ya…”
“Keuman!” potongku, “Aku sudah
memaafkan Oppa, aku hanya mau Oppa kembali padaku sekarang.. Oppa odisseo?? Aku
ingin menemui Oppa…”
“Aku tidak bisa bersamamu lagi
Eun…”
“Aaaaaaaaa!!” teriakku tak ingin
mendengar ucapannya, “Aku hanya tau Sungmin Oppa mencintaiku, Oppa tidak
mungkin meninggalkanku, aku tidak peduli yang lain!! Oppa beritau aku Oppa
dima…”
“EunGi dengarkan aku!!!”
potongnya membentakku, “Aku tidak bisa bersamamu lagi…”
“Shikoro,” jawabku pelan, “Aku
tidak mau dengar apapun Oppa…”
“Aku tidak mencintaimu Shin Eun
Gi,” ucapnya kembali seperti petir yang menyambarku, “Aku… aku mau kau.. kau
jangan muncul lagi dihadapanku.”
“Oppa…” ucapku serak.
“Keuman EunGi…” katanya, “Dan…
aku harap kau berhenti menemui Super Junior, berhenti mengusik hidupku…”
“Sampah…” gumamku.
“Mwo..??”
“Begitukan Oppa melihatku
sekarang?” tanyaku entah dapat kekuatan darimana, “Beralasan kau sudah
menghamili yeoja ini hanya untuk mencampakku kan? Ini hanya rekayasa kan ? Ini semua hanya
karena kau ingin meninggalkanku kan ?”
“Aku tidak pernah menganggapmu
sampah Eun..”
“Shikoro!!” bentakku, “Kau tidak
berbeda dengan namja-namja lain…” sambungku pelan, kugigit bibirku menahan air
mata yang sepertinya sebentar lagi akan tumpah. “Baiklah kalau Oppa ingin aku
melupakan Oppa..”
“EunGi..”
“Saranghae Oppa..” ucapku tanpa
bisa menahan air mataku lagi, “Berbahagialah selalu…”
Kuputuskan sambungan telepon
itu, “Kau tau pintu keluarnya kan ?”
tanyaku pada Hyojun sambil menyerahkan handphonenya.
Setelah dia menutup pintu
apartemenku, aku masuk ke kamarku. Kupandangi sekali lagi fotonya yang
terpampang jelas dikamarku, “Jadi begini akhirnya…” gumamku, kuambil foto-foto
itu dan semua barang-barang pemberiannya, “Hahhh, sepertinya aku butuh
beribu-ribu kotak untuk ini semua...” ucapku menghibur diriku sendiri.
Kumasukkan semua barang-barang itu kedalam kotak besar dengan ditemani lagu I
Will Forget You – CN. Blue yang akhirnya membawaku ke alam mimpi.
*
“Annyonghaseyoo…” terdengar suara dari arah pintu.
“Oppa, wasseo?” tanyaku langsung mengambilkan air minum
untuk Yonghwa oppa, sepertinya dia sedang capek.
“Hmm,” jawabnya sambil mengangguk, “Gomawo…”
“Yaa, yaa, ige mwoya?!” seru Joon tiba-tiba, “Oppa tadi
datang kau bahkan tidak menawarkan minum, sekarang Yonghwa datang kau malah
dengan cepat mengambilkannya minum!!” protesnya.
“Eiish, apa sih Oppa..” gerutuku.
“Waah, jinca Hyung?” tanya Yonghwa seperti kesenangan,
“Ah, aku jadi merasa lebih special..”
“Yaa, bocah! Mentang-mentang EunGi memberikanmu minum,
jangan berpikir kalau kau lebih special dariku ya!!” repet Joon, “Aku tetap
yang nomor satu untuk EunGi..!!”
“Eh..?” aku menatap Joon bingung, narsis sekali namja
yang satu ini, “Aigoo, pernyataan macam apa itu Joon-ssi??! Sejak kapan kau
jadi nomor satu untukku??”
Joon menatapku sebal, “EunGi-yaaaa, jangan
mempermalukanku!”
Aku tertawa mendengar ucapannya, seperti anak kecil saja,
“Ciih, arraseo, araseo.. Kau yang nomor satu untukku Joon Oppa tersayang!!”
“Jadi aku nomor berapa?” tanya Yonghwa polos.
Aku memutar bola mataku, “Oppa nomor dua… hahahaha.”
“Tak bisa kah aku nomor satu saja?” tanya Yonghwa lagi
membuatku dan Joon memandangnya bingung.
“Aku yang nomor satu Yonghwa-ssi..” ucap Joon bangga.
“Ani, maksudku.. posisi nomor satu sebagai namja yang ada
di hati EunGi, bukan sebagai Oppa’nya..” jelas Yonghwa oppa membuatku terdiam.
“Ah, kalau itu kau tanyakan sajalah langsung pada EunGi,”
jawab Joon oppa cepat, “Hmm, aku lupa tadi aku ada janji menghubungi EunJi!
EunGi-ya, aku pinjam kamarmu yaa, kalian lanjutkan saja berdua...” sambungnya
lagi lalu masuk ke kamarku.
Apa-apaan namja tengik itu, beraninya dia meninggalkan
kami setelah menciptakan suasana yang canggung seperti ini! Aigoo, apa yang
harus kukatakan? Ottokhae?! Ottokhae?!!
No comments:
Post a Comment