November 13, 2013

All My Heart IV

“Aku bisa Hyojun-ah, asalkan dia bahagia..”
“Apa selama dua tahun ini kau pikir kau hidup Oppa??!” seru Hyojun geram, “Bahkan hanya karena mendengar kabarnya 3 hari yang lalu kau sudah seperti ini.. Kau tidak bisa hidup tanpanya Oppa..”
“Aku tidak mau dia menderita Hyojun-ah..”
“Tapi..”
“Sudahlah, aku ingin istirahat,” potong Sungmin.
“Seandainya dia masih mencintaimu, dia tidak akan menderita hanya karena kau lumpuh Oppa..” gumam Hyojun pelan sambil menghapus air matanya lalu meninggalkan Sungmin yang terpaku mendengar kenyataan itu disebutkan lagi didepannya, dia lumpuh, kakinya tidak bisa menopang tubuhnya lagi, tidak bisa dia gerakkan. Tak terasa air mata yang dari tadi ditahannya mengalir keluar, bayangan wajah yeoja yang dicintainya itu kembali menghantuinya...

PART 4

“Yepputaa!” seru Joon oppa begitu masuk ke ruang rias.
“Yeppunji?!” tanyaku sambil tersenyum senang, “Kau sudah siap Oppa?”
“Aku deg-degan sekalii..” jawabnya gugup sambil melap keringatnya, aku tertawa dibuatnya.
“Relax Oppa, ini cuma pertunangan.” kataku sambil memberikan tissue kepadanya, “Sekarang saja kau sudah begini apalagi saat pernikahannya nanti, aku gak bisa bayangin deh..”
“Kau mau kemana?” tanyanya begitu aku beranjak dari kursiku.
“Tentu saja keluar, aku mau menemui tamu-tamu diluar sana. Oppa tenangkan diri saja dulu disini…” jawabku, dia mengangguk.

“EunGi onnie!!” seseorang memanggilku saat baru saja masuk ke hall tempat acara pertunangannya.
“Jiyeon-ah!” pekikku senang, sudah lama tidak bertemu dengannya, dia langsung memelukku, “Oraenmanieyo… Bagaimana kabarmu?”
“Baik onnie, hwaaa, onnie cantik sekali..” serunya.
“Geez, kau ini!” kataku sambil mencubit pipinya gemas, “Dengan siapa kesini?”
“T-ara,” jawabnya, “Ah, sebentar onnie aku jawab telfon dulu..” katanya meminta izin dariku. Aku mengangguk lalu berjalan lagi melihat-lihat siapa lagi tamu yang kukenal dekat yang ada di hall ini.
Belum lama aku berjalan, akhirnya aku melihat mereka, semuanya tersenyum kaku saat melihatku, kecuali seorang namja yang berdiri diam dengan tatapan dinginnya yang tak berubah saat terakhir kali melihatku sebelum aku pindah ke Jerman.
“Oppa.. annyong..” sapaku pelan, berusaha tersenyum sebaik mungkin.
“An..nyong..” jawab Leeteuk oppa disusul dengan member Super Junior yang lain.
“Sudah lama tidak bertemu, kau semakin cantik saja EunGi-ya..” ucap Ryeowook oppa berusaha mencairkan suasana yang aneh diantara kami.
“Ahaha, gomawo Oppa..” jawabku.
“Kau apa kabar? Oppa dengar kuliah spesialismu baru selesai ya..?” tanya Leeteuk oppa lagi, aku mengangguk, “Chukae..” dia menyalamiku dan lagi-lagi member lain ikut menyalamiku dalam diam.
“Selamat juga atas pertunanganmu EunGi-ssi,” tambah namja yang dari tadi diam dengan tatapan dinginnya membuat suasana tak enak muncul lagi diantara kami.
Aku hampir menangis mendengarnya memanggilku dengan EunGi-ssi mengingat betapa dekatnya kami dulu. Begitu seringnya dia menjitak kepalaku dan aku langsung mengadu kepada orang yang sangat tidak ingin kuingat lagi sekarang..
“Aku tidak bisa menerima ucapan selamatmu Kyuhyun op.. ssi,” jawabku setenang mungkin membuat yang lainnya menatapku bingung, “Ini.. bukan pertunanganku,” tambahku membuat mereka semakin melongo.
“Tap..”
“EunGi-ya!” panggil Yonghwa oppa, “Kau kemana saja? Aku mencarimu… Ah, Super Junior sunbaenim ternyata, annyonghaseyo sunbae!”
“Ah, ne, annyonghaseyo Yonghwa-ssi,” jawab Leeteuk oppa.
“Ah, mian, aku harus membawa EunGi sebentar, tidak apa kan?” tanyanya.
“Oh, ya, silahkan..” jawab Leeteuk oppa.
“Aku permisi Oppa..” kataku pada mereka yang dijawab dengan anggukan, “Ada apa sih Oppa?” tanyaku pada Yonghwa.
“EunJi mencarimu, dia gugup sekali katanya..” jawab Yonghwa oppa sambil buru-buru menarikku.
“Hhahaha.. dasar itu calon pengantin berdua sama saja..” aku terkekeh mendengarnya.

*

“Kamsahamnida semua atas ucapannya..” ucap Joon kepada semua wartawan yang sudah dari tadi berkumpul di luar gedung menunggu pengklarifikasian berita pertunangannya yang sempat membuat heboh. “Sebelumnya, aku ingin meminta maaf dulu kepada yeodongsaengku yang tercinta, yang selama berada di Seoul ini tidak berhenti dikejar-kejar wartawan karena berita pertunanganku.. Mianhae EunGi-yaa..” sambungnya sambil mengacak-acak rambutku.
Aku pura-pura cemberut, lalu mengangguk sambil melepaskan tangannya dari kepalaku, bisa rusak nanti rambutku dibuatnya.
“Wah, kalau begitu kami juga harus minta maaf nih karena selama ini sudah salah memberitakan pertunangan Joon-ssi..” kata salah satu wartawan dan yang lain ikut mengangguk.
“Ahahaha, gwaenchana.. bukannya kami juga yang membuat kalian jadi salah paham?” tanyaku tersenyum geli.
“Iya, kami juga meminta maaf karena selama ini membuat kalian penasaran,” ucap Joon, “Jadi disini aku jelaskan, tunanganku bernama Shin Eun Ji, bukan EunGi..”
“Wah, kenapa namanya bisa mirip begitu?” Tanya wartawan, “Kebetulan sekali!”
“Aniya,” jawabku, “Bukan kebetulan, sebetulnya EunJi ini adalah sahabat yang menjadi saudara angkatku di Korea, selama beberapa bulan aku tinggal di rumahnya dan karena orang tuanya sudah menganggapku seperti anak sendiri mereka memberikanku nama korea yang mirip dengan nama anaknya yaitu Shin Eun Gi..”
“Oh..” gumam mereka.
“Jadi karena aku kasihan dengan Oppa’ku yang tak kunjung punya pasangan ini, hehehe, aku mengenalkannya dengan EunJi dan ternyata mereka saling jatuh cinta, hahahaha..”
“Hahahaha, ternyata EunGi yang menjadi cupid’nya ya..” celetuk salah satu dari mereka, “Kalau begitu kapan EunGi-ssi menyusul?”
“Ah, benar, kapan EunGi-ssi menyusul?” tanya mereka lagi, “Aku dengar kabar kau dekat dengan seorang leader band ya?”
“Mwo? Ah, jangan membuat kabar yang tidak-tidak..” jawabku santai.
“Haha, sepertinya EunGi-ssi ini walaupun sudah tidak bekerja di dunia hiburan lagi tapi tetap banyak berhubungan dengan artis-artis ya..” kata mereka lagi.
“Tentu saja,” jawabku, “Walaupun aku tidak di dunia hiburan lagi, mereka kan tetap teman-temanku...”
“Jadi, apa benar berita yang menyebutkan anda dekat dengan seorang leader band yang namanya sedang bersinar belakangan ini?” tanya salah satu dari mereka lagi.
“Hmm, ada benarnya juga sih…”
“Jinca?”
“Jongmalyo??!” seru mereka, tiba-tiba suasana jadi ribut karena jawabanku.
“Hahaha. Kan seperti yang kubilang tadi, mereka masih tetap teman-temanku, jadi aku dekat dengan mereka..” jawabku sambil tertawa geli melihat reaksi mereka.
“Aigoo, EunGi-ssi ini suka sekali membuat orang penasaran..” ucap salah satu wartawan.
“Baiklah, kita langsung to the point saja, apa benar EunGi-ssi dekat dengan leader CN. Blue Jung Yonghwa?”
“Mwoo??” tanyaku kaget mendengar pertanyaannya, mereka ini punya sumber informasi dari mana sih? Kenapa semuanya bisa tau? “Ah, kalian ini ada-ada saja..” jawabku sekenanya, “Ya sudah Oppa, semuanya, aku permisi ke belakang dulu, have something to do,” sambungku lalu meninggalkan mereka yang masih ribut dengan pertanyaan mengenai Yonghwa.



“Omonaaa.. kau ini tega sekali EunGi meninggalkanku dengan wartawan-wartawan itu kemarin!!” seru Joon sambil mencubit pipiku, lalu duduk disampingku mengganti channel televisi.
“Yaa, oppa! Bukannya mengucapkan salam, baru saja datang sudah mencubit orang, kemarikan remotenya!” ucapku.
“Mana Yonghwa?” tanyanya sambil tetap menahan remotenya.
“Ke studio…” jawabku menarik-narik remote dari tangannya, “Oppa nanti aku mau pergi nih, Oppa disini kan?”
“Yaaa, mau pergi bukannya ngajak malah nyuruh jagain apartemen!” repetnya, “Mau kemana?”
“Aiissh, aku juga perginya kan  mau nemenin Yonghwa Oppa belanja keperluannya…” jawabku, “Emang Oppa mau ikut? Kita jalan bertiga?”
“Ooh, mau kencaan..” ejeknya, “Nggak ikut ah, nggak mau ganggu..”
“Aiish, apa sih Oppa?!!” gerutuku.
“Hwahaaha, gwaenchana.. Oppa malah senang kalau kau mulai dekat dengannya lagi EunGi-ya, dia baik..”
“Yaa, yaa! Mwoyaa..?! Aku kan sudah bilang aku tidak ada apa-apa dengan Yonghwa Oppa..” seruku.
“Keuresso, jadi siapa pacarmu sekarang ini?” tanyanya serius, “Berapa tahun di Jerman tidak mungkin kan kau terus-terusan sendiri..?”
Aku menghela napas, “Hmm, aku kan sudah bilang berkali-kali pada Oppa, aku tidak tertarik dengan orang-orang barat sanaaaa… Lagi pula selama di Jerman kan Oppa setiap hari menelfonkuu, kalau ada pasti sudah kuberitahu dari dulu kan?”
“Open your heart EunGi-ya…” ucap Joon pelan masih tetap serius, tanpa sadar aku menggeleng lemah, “Kau masih belum bisa melupakannya?”
Aku menggigit bibirku, menahan air mata yang sudah mulai menggenang. Kutarik nafasku dalam-dalam berusaha menenangkan diri, “Aku sudah melupakannya Oppa..” jawabku tersenyum.
“Geojitmal..” ucapnya, “Aku mengenalmu bukan sehari dua hari EunGi-ya, aku tau kau belum melupakannya kan?!”
“Aku sudah melupakannya Oppa!” tegasku, “Kalau tidak, tidak mungkin aku kembali ke Seoul…” sambungku pelan.
“Lalu kenapa kau masih sendiri sampai sekarang Shin Eun Gi?!” tanyanya geram, aku terdiam, “Kau tidak bisa jawab??” tanyanya lagi, “Aku tau kenapa EunGi-ya, kau belum melu…”
“Aku sudah melupakannya Oppa!!!” teriakku, air mataku tak bisa lagi kutahan, “Hanya.. hanya saja aku tidak bisa.. aku tidak bisa berhenti mencintainya…” sambungku terisak. “Aku masih mencintai Sungmin, Oppa…”
Joon langsung menarikku ke dalam pelukannya, “Aku masih sangat.. sangat mencintainya Oppa..” gumamku disela-sela isak tangisku, Joon membiarkanku meluapkan perasaan yang selama ini sudah kukubur dalam-dalam.
“Kenapa kau tidak menemuinya..?” tanya Joon dan luka lama itu kembali menyeruak, potongan-potongan kenangan itu tergambar jelas dikepalaku.


“Sungmin Oppa…” gumamku tak jelas saat melihat seorang namja yang duduk disampingku, aku mngerjap-ngerjapkan mataku berusaha melihatnya lebih jelas.
“Aniyo, EunGi-ya..” jawabnya, “Ini Joon Oppa..”
“Joon Oppa..?”
“Ne..”
“Sungmin Oppa odisseo?” tanyaku sedikit kecewa, kenapa bukan dia yang ada disampingku sekarang..
“Molla,” jawab Joon singkat.
“Eh?” aku tak percaya mendengar jawabannya, “Oppa.. Sungmin Oppa odisseo??” rengekku.
Nan jongmal mollayo!” jawab Joon kesal, “Kau lupakan saja dia!”
“Mworago??” tanyaku shock mendengar ucapannya, apa-apaan ini?! Siapa dia berani menyuruhku melupakan namjachinguku?! “Neo michyeosseo?!” Aku langsung berusaha berdiri melihat Joon tidak berniat menberitahukanku dimana Sungmin Oppa, “Aigoo…” gumamku, kepalaku pusing sekali.
“Gwaenchana?” tanya Joon, aku langsung menepis tangannya kesal. “Yaa, kau mau kemana? Istirahat saja dulu…”
“Aku mau Sungmin Oppa!” jawabku cepat. “Aku harus menemuinya di museum Teddy Bear…”
“Huh! Apa kau tak tau sekarang kita berada si Seoul??”
“Mwo? Seoul?” tanyaku tak percaya. “Apa yang sebenarnya terjadi Oppa??”
“Justru seharusnya aku yang bertanya apa yang sebenarnya terjadi sampai namjachingumu itu tega meninggalkanmu pingsan di museum teddy bear kemarin?!” tanya Joon balik.
Aku terdiam mendengar pertanyaan Joon, jadi Sungmin Oppa tidak datang hari itu? Dia meninggalkanku? “Tanggal berapa sekarang?”
“20, wae?”
“Dua puluh??? Jadi aku tidak sadarkan diri selama empat hari??” Joon mengangguk, “Kau tidak menghubungi Sungmin Oppa?”
“Aku tidak bisa menghubunginya, handphone’nya mati dan sekarang Super Junior berada di Thailand. Aku tidak bisa menghubungi mereka…”
“Dia tidak mencariku…?” Joon hanya menggeleng. “Jadi.. dia tidak mencariku…”
Aku terduduk lemas diranjangku mendengar kenyataan pahit yang baru saja diucapkan Joon oppa. Lee Sungmin, namjachinguku, namja yang sudah aku serahkan diriku sepenuhnya itu tidak mencariku, tidak memperdulikanku, tidak menghubungiku… Apa sebenarnya yang ada di kepalanya, apa yang dia lakukan sampai tidak tahu aku di rumah sakit sekarang..?

“Hwaaaa… Ige mwoyaa?!!” teriak seorang yeoja yang sedang sibuk dengan notebooknya sampai-sampai tidak memperdulikan makanannya lagi. Berisik sekali dia…
“Yaa, mworago?” tanya temannya.
“Sungmin berpacaran dengan Hyojun!!!” teriaknya antusias.
“Sungmin nugu??”
“Lee Sungmin! Sungmin Super Junior!!!”
“Mwooyaaa??!! Dia berpacaran dengan siapaaa???”
“Hyojun! Model yeoja di iklan Super Junior yang  Sweet Berry..”
“Hyojun.. Hyojun… Ah! Shin Hyo Jun?!!”
“Ne, disini ditulis Shin Hyo Jun… Waaaahh, yepputa..”
“Omonaaa, menghancurkan hatiku sajaa…”
Serangkaian kalimat itu terdengar jelas di telingaku.. Apa kau tahu bagaimana rasanya mendengar itu? Aku tidak bisa menjelaskan perasaanku sekarang.. Penjelasan seperti seribu pedang menancap di hatiku pun rasanya belum cukup untuk menggambarkan perasaanku sekarang.. Apa aku masih bermimpi sekarang? Bisakah seseorang membangunkanku? Aku tidak mau mendengarkan ini! Ini sampah! Mana mungkin Sungmin’ku berpacaran dengan yeoja lain!! Dasar mahluk-mahluk bodoh!!
Aku berdiri dari bangkuku, kembali menutup sebagian wajahku dengan sapu tangan agar tidak ada orang yang mengenaliku. Kugigit bibirku kuat-kuat menahan rasa sesak yang sebenarnya tidak pantas aku rasakan, Sungmin tidak mungkin begitu…

“Kasihan Eunjung..” ucap seorang yeoja yang duduk tak jauh dariku di taman rumah sakit.
“Hmm, aku tidak menyangka akan begini jadinya.. Tapi lebih baik memang dia di rumah sakit jiwa sekarang, kita tidak bisa menjamin keselamatannya mengingat setiap waktu dia berusaha bunuh diri..”
“Apa sudah ada kabar mengenai Jihwan?”
“Belum, namja brengsek itu menghilang setelah meniduri Eunjung, makanya dia stress..”
“Aku tidak menyangka Jihwan bisa melakukan hal seperti ini.. Kupikir dia sangat-sangat mencintai Eunjung..”
“Hmmm, dia bahkan melakukan apa saja untuk menyenangkan Eunjung, tidak pernah memarahinya, aku saja sampai iri dibuatnya..”
“Haah, namja sekarang memang tidak dapat dipercaya.. Kau tidak akan tau apakah dia tulus mencintaimu atau hanya menginginkan tubuhmu..”
“Ne, kau benar. Sekali dia mendapatkanmu, selesai sudah, kau hanya tinggal seonggok sampah yang akan dengan cepat dibuangnya..”

Sampah? Apa mungkin Sungmin berpikir kalau aku ini sampah sekarang? Apa kau akan membuangku sebentar lagi Oppa? Babo! Mana mungkin Sungmin oppa begitu..!! Aku pergi meninggalkan bangku taman itu, menyeramkan rasanya mendengar percakapan dua orang yeoja yang sedang membahas temannya itu…

“Kau sudah berhasil menghubunginya?” tanya Joon saat membantuku mengepak barang-barangku, hari ini aku sudah bisa keluar dari rumah sakit. Aku menggeleng lemah, “Member lain?” tanyanya lagi, dan lagi-lagi aku hanya bisa menggeleng.
“Sudah seminggu lebih..” gumamku, “Mungkin dia benar-benar sudah mencampakkanku..”
“Aku akan membunuhnya kalau itu terjadi..” ucap Joon pasti.
Aku menghapus air mata yang sejak hari aku sadar dari tidur panjangku tidak berhenti mengalir, “Gomawo..” jawabku, “Setidaknya aku masih punya Oppa..” Joon membenamkan wajahku dipelukannya, aku tak tau ini sudah keberapa kali aku menangis dipelukannya. Dia benar-benar oppa yang baik buatku.
“Hmm, kalau begitu hapus air matamu!” suruhnya, “Life must go on EunGi-ya, cutimu hanya sampai minggu ini.. Oppa mau Senin nanti, saat syuting dimulai, tidak ada lagi air mata seperti ini.. Arachi??”
“Arasseo Joon songsaenim..” candaku. Joon benar, life must go on, dan lagi bukannya aku sudah tau bagaimana kisah percintaan selebritis yang mahsyur dengan cerita ‘seumur jagung’nya..
“Hwaiting EunGi-yaa!!!” seru Joon tiba-tiba membuatku terkejut, “Aza aza hwaitting!!!!”
Aku memukul bahunya gemas, membuat orang terkejut saja, “Aza aza hwaitting!” seruku ikut-ikutan dan kami berdua tertawa seperti orang bodoh.

“Shin Eun Gi?” tanya seorang yeoja begitu aku membuka pintu apartemenku.
Heehh, baru saja sampai sudah ada saja orang yang mengganggu pikirku, “Ne, nuguya?” jawabku sekenanya.
“Hyojun imnida, Shin Hyo Jun..” jawabnya pelan, “Kau tidak tau aku?”
Shin Hyo Jun, bukankah dia yeoja yang digosipkan dengan Sungmin Oppa?! Ada apa dia kemari? “Apa terjadi sesuatu dengan Sungmin Oppa?” tanyaku cepat.
“Apa boleh aku masuk dulu?” tanyanya.
“Ah, mian..” jawabku, “Silahkan masuk..”
“Apartemenmu bagus..” komentarnya memulai percakapan diantara kami.
“Hmm, Sungmin Oppa yang memilihkan,” jawabku.
Dia mengangguk, “Kau mencintainya?”
“Mwo??!” tanyaku tak percaya mendengar pertanyaannya, siapa dia berani-berani menanyakan itu padaku.
“Kau mencintai Sungmin Oppa?” tanyanya lagi lebih keras seolah-olah aku tidak mendengar pertanyaannya yang tadi.
“Apa urusanmu?!” tanyaku ketus.
“Jawab saja pertanyaanku..” jawabnya.
“Kau pikir kau siapa bisa menanyakan hal seperti itu seenaknya?!!” sergahku, “Tidak ada hubungannya denganmu aku mencintainya atau tidak!!”
“Aku hanya memastikan..” jawabnya tenang, “Apa kau benar mencintainya?”
Aku mendengus kesal, apa-apaan orang ini, “Kau lebih baik kelu..”
“Dia.. Sungmin Oppa terjadi sesuatu..” sambungnya  tiba-tiba masih dengan ketenangan yang luar biasa membuatku emosi.
Ada apa dengan Sungmin Oppa??” tanyaku khawatir seketika.
“Kau benar-benar mencintainya kan?” tanyanya lagi membuatku ingin menelannya.
“Yaa!! Kenapa kau terus-terusan menanyakan itu??” bentakku, “Ne, aku mencintainya!! Sangat sangat mencintainya!! Apa kau tau aku hampir gila karena tak bisa menghubunginya berapa hari ini??!!” teriakku lagi dan air mataku kembali menetes, “Beri tau aku dimana Sungmin Oppa, aku ingin menemuinya Hyojun-ssi.. Aku membutuhkannya…” isakku sampai berlutut dihadapannya, “Kenapa kalian menyiksaku seperti ini?? Sungmin Oppa membuatku gila… ”
“Keumanhae..” pintanya ikut-ikutan duduk disampingku, “Sungmin Oppa kece..”
Suara dering handphoneku membuat Hyojun terdiam, “Jakkaman..” ucapku lalu mengangkat telepon yang ternyata dari Joon, aku menarik nafasku dalam-dalam, berusaha setenang mungkin menjawab Joon, “Ne Oppa, na gwaenchana..” “Hmm, Oppa bawakan saja makanan yang enak..” “Ne, aku akan tunggu..” “Hmm, annyong..”
“Itu.. siapa?” tanya Hyojun menunjuk handphoneku.
“Joon,” jawabku, “Beri tau aku ada apa dengan Sungmin Oppa??”
“Joon MBLAQ..? Kau benar-benar dekat dengannya ya..?” tanyanya lagi.
Aku mengangguk tak sabar, “Aku sangat dekat dengannya, sekarang beri tau aku tentang Sungmin Oppa!!”
“Sungmin Oppa…” dia diam sebentar, “Kau.. Lupakan saja Sungmin Oppa..”
“Neo…” kugenggam tanganku erat-erat mencegahnya lepas ke pipi yeoja yang ada dihadapanku sekarang ini, “Beri tau aku dimana Sungmin Oppa!” ucapku dengan suara bergetar menahan emosi.
“Apa kau tidak mengerti juga Shin Eun Gi??” tanyanya.
“Apa maksudmu?”
“Sungmin Oppa sudah tidak menginginkanmu..”
Plak!! Satu tamparan mendarat mulus dipipinya, “Geojitmal!!!” teriakku.
“Sungmin Oppa akan menikah denganku!” tandasnya sambil memegangi pipinya yang memerah.
Dan satu kalimatnya itu berhasil membuat seluruh sarafku membeku. Sesak sekali rasanya, seperti seribu ton beban menghimpit dadaku, “Geojitmal…” gumamku antara sadar dan tak sadar.
“Mian,” ucapnya, “Tapi aku sudah mengandung anaknya…” tambahnya tanpa ampun, tanpa melihat kearahku, tanpa berbelas kasihan padaku yang sudah hampir mati mendengar berita yang bagaikan petir di siang bolong menyambarku tanpa perasaan.
“Tidak mungkin…” kataku berkeras, “Sungmin oppa selalu bersamaku, dia mencintaiku, mana mungkin dia bersamamu…”
“Baiklah kalau kau tak percaya,” jawabnya masih tetap tak melihatku, lalu dia mengambil handphonenya, menghubungkannya dengan seseorang di luar sana. “Oppa, aku sudah menceritakan semuanya, mungkin dia akan percaya kalau Oppa yang bilang sendiri…”
Yeoja itu lagi-lagi tanpa melihatku menyerahkan handphonenya padaku, “Yoboseyo EunGi-ya…”
Untuk pertama kalinya sejak aku sadar dari tidur panjangku akhirnya aku mendengar suara Sungmin oppa lagi, air mataku kembali berjatuhan tak terkontrol, “Oppa…” ucapku pelan ditengah-tengah tangisku, “Oppa… Sungmin Oppa…”
“EunGi-ya…”
“Sungmin Oppa…”
Lama kami terdiam, aku hanya bisa mendengar suara nafasnya dan itu semakin membuatku ingin menemuinya, aku ingin memeluknya, aku ingin sekali…
“Mian…” ucapnya akhirnya, “Lupakan aku…”
Sebuah tikaman menancap pasti di jantungku, aku terduduk lemas. Seperti bumi berputar dengan jelas disekelilingku membuatku pusing, muak, membuatku ingin mati… “Shireo..” gumamku dengan sisa-sisa kekuatan yang masih mampu kukumpulkan
“Mianhae EunGi-ya…”
“Keumanhae..” jawabku, “Mianhata hajima…”
“EunGi-ya…”
“Malhajima!!!” teriakku tanpa sadar, “Aku tidak perduli apa yang sudah Oppa lakukan, aku tidak peduli, aku mau Sungmin Oppa!!”
“EunGi…”
“Oppa, saranghae! Jongmal saranghaeyo!” teriakku terisak, “Aku akan melupakan semuanya Oppa, asal Oppa kembali padaku… Oppa, aku mau Oppa…”
“Jongmal mianhae EunGi-ya…”
“Keuman!” potongku, “Aku sudah memaafkan Oppa, aku hanya mau Oppa kembali padaku sekarang.. Oppa odisseo?? Aku ingin menemui Oppa…”
“Aku tidak bisa bersamamu lagi Eun…”
“Aaaaaaaaa!!” teriakku tak ingin mendengar ucapannya, “Aku hanya tau Sungmin Oppa mencintaiku, Oppa tidak mungkin meninggalkanku, aku tidak peduli yang lain!! Oppa beritau aku Oppa dima…”
“EunGi dengarkan aku!!!” potongnya membentakku, “Aku tidak bisa bersamamu lagi…”
“Shikoro,” jawabku pelan, “Aku tidak mau dengar apapun Oppa…”
“Aku tidak mencintaimu Shin Eun Gi,” ucapnya kembali seperti petir yang menyambarku, “Aku… aku mau kau.. kau jangan muncul lagi dihadapanku.”
“Oppa…”  ucapku serak.
“Keuman EunGi…” katanya, “Dan… aku harap kau berhenti menemui Super Junior, berhenti mengusik hidupku…”
“Sampah…” gumamku.
“Mwo..??”
“Begitukan Oppa melihatku sekarang?” tanyaku entah dapat kekuatan darimana, “Beralasan kau sudah menghamili yeoja ini hanya untuk mencampakku kan? Ini hanya rekayasa kan? Ini semua hanya karena kau ingin meninggalkanku kan?”
“Aku tidak pernah menganggapmu sampah Eun..”
“Shikoro!!” bentakku, “Kau tidak berbeda dengan namja-namja lain…” sambungku pelan, kugigit bibirku menahan air mata yang sepertinya sebentar lagi akan tumpah. “Baiklah kalau Oppa ingin aku melupakan Oppa..”
“EunGi..”
“Saranghae Oppa..” ucapku tanpa bisa menahan air mataku lagi, “Berbahagialah selalu…”
Kuputuskan sambungan telepon itu, “Kau tau pintu keluarnya kan?” tanyaku pada Hyojun sambil menyerahkan handphonenya.
Setelah dia menutup pintu apartemenku, aku masuk ke kamarku. Kupandangi sekali lagi fotonya yang terpampang jelas dikamarku, “Jadi begini akhirnya…” gumamku, kuambil foto-foto itu dan semua barang-barang pemberiannya, “Hahhh, sepertinya aku butuh beribu-ribu kotak untuk ini semua...” ucapku menghibur diriku sendiri. Kumasukkan semua barang-barang itu kedalam kotak besar dengan ditemani lagu I Will Forget You – CN. Blue yang akhirnya membawaku ke alam mimpi.


*

“Annyonghaseyoo…” terdengar suara dari arah pintu.
“Oppa, wasseo?” tanyaku langsung mengambilkan air minum untuk Yonghwa oppa, sepertinya dia sedang capek.
“Hmm,” jawabnya sambil mengangguk, “Gomawo…”
“Yaa, yaa, ige mwoya?!” seru Joon tiba-tiba, “Oppa tadi datang kau bahkan tidak menawarkan minum, sekarang Yonghwa datang kau malah dengan cepat mengambilkannya minum!!” protesnya.
“Eiish, apa sih Oppa..” gerutuku.
“Waah, jinca Hyung?” tanya Yonghwa seperti kesenangan, “Ah, aku jadi merasa lebih special..”
“Yaa, bocah! Mentang-mentang EunGi memberikanmu minum, jangan berpikir kalau kau lebih special dariku ya!!” repet Joon, “Aku tetap yang nomor satu untuk EunGi..!!”
“Eh..?” aku menatap Joon bingung, narsis sekali namja yang satu ini, “Aigoo, pernyataan macam apa itu Joon-ssi??! Sejak kapan kau jadi nomor satu untukku??”
Joon menatapku sebal, “EunGi-yaaaa, jangan mempermalukanku!”
Aku tertawa mendengar ucapannya, seperti anak kecil saja, “Ciih, arraseo, araseo.. Kau yang nomor satu untukku Joon Oppa tersayang!!”
“Jadi aku nomor berapa?” tanya Yonghwa polos.
Aku memutar bola mataku, “Oppa nomor dua… hahahaha.”
“Tak bisa kah aku nomor satu saja?” tanya Yonghwa lagi membuatku dan Joon memandangnya bingung.
“Aku yang nomor satu Yonghwa-ssi..” ucap Joon bangga.
“Ani, maksudku.. posisi nomor satu sebagai namja yang ada di hati EunGi, bukan sebagai Oppa’nya..” jelas Yonghwa oppa membuatku terdiam.
“Ah, kalau itu kau tanyakan sajalah langsung pada EunGi,” jawab Joon oppa cepat, “Hmm, aku lupa tadi aku ada janji menghubungi EunJi! EunGi-ya, aku pinjam kamarmu yaa, kalian lanjutkan saja berdua...” sambungnya lagi lalu masuk ke kamarku.
Apa-apaan namja tengik itu, beraninya dia meninggalkan kami setelah menciptakan suasana yang canggung seperti ini! Aigoo, apa yang harus kukatakan? Ottokhae?! Ottokhae?!!


No comments:

Post a Comment