16 September itu salah satu hari penting, enak saja dia merayakannya
bersama Joon di Jeju pula, “ANDWEE EUNGI-YA, AKU TIDAK RELA..!!”
“Tapi kan Oppa i..”
“SHIRO!! BATALKAN POKOKNYA!!”
“Kalau aku tidak mau bagaimana?”
tanyaku mengancam, sumpah aku hampir mati menahan tawa melihat ekspresi
wajahnya yang bodoh itu. Bagaimana mungkin dia percaya aku rela tidak
bersamanya tanggal 16 nanti, babo!
“Yaa, EunGi-ya!!! Kau mengancamku?!”
serunya tak percaya, aku mengangguk mantap, “Dasar menyebalkan!! Hmm.. baiklah,
kalau begitu akan aku umumkan kalau Lee Sungmin sudah bertunangan dengan Shin
Eun Gi!”
Aku langsung menjitak kepalanya,
“Yaa, Oppa!! Kau mau membunuhku?!!”
Dia mengelus kepalanya, “Kalau
begitu batalkan!”
“Shiro,” jawabku membuatnya semakin
kesal.
“Kau.. Menyebalkan!”
“Oppa juga tidak mendengarkanku saat
aku menyuruhmu menolak adegan ciuman di dramamu.. Jadi kenapa sekarang aku
harus mendengarkanmu??” sambungku lagi membuatnya terdiam, aku menang!
“EunGi-ya..” panggilnya pelan, “Aku
tidak mau membicarakan hal itu lagi.”
Aku menghela nafas, ya, terakhir
kali membahas ini kami malah berakhir dengan tidak berbicara selama seminggu
dan itu benar-benar membuatku sengsara.
“Batalkan ya..” rengeknya manja
sambil menarik-narik tanganku seperti anak kecil minta permen, aku terkekeh
dibuatnya, “Atau aku benar-benar akan mengumumkan hubungan kita sayang..”
“Silahkan saja Oppa umumkan, paling
besoknya kau akan menemukan berita Shin Eun Gi dideportasi ke Indonesia karena
membuat keributan dengan ELF..” jawabku santai, “Kalau sempat itu terjadi dan
aku kehilangan program double degree’ku, aku tidak akan pernah memaafkanmu
Oppa!”
“Aiish, kau ini menyebalkan sekali
sih!!” umpatnya, “Kalau begitu batalkan EunGi-yaaaaa.. Aku sudah sengaja
mengosongkan jadwalku tanggal 16 nanti biar bisa berduaan denganmu, kau malah
memilih berduaan dengan si Joon itu.. Menyebalkan!”
“Sekali lagi kau sebut ‘menyebalkan’
aku benar-benar tidak akan bersamamu tanggal 16 nati Oppa!” ancamku jengah
mendengarkan kata menyebalkan yang sudah berapa kali diucapnya.
“Arraseo, tidak akan kuucapkan lagi,
tapi kau batalkan..”
“Hmmm, bagaimana yah..” aku senang
sekali mempermainkannya.
“Kalau kau tidak mau, aku akan..”
“Mwo? Oppa akan apa? Oppa mau kita
put..”
“Aiish! Yaa, yaa, Shin Eun Gi!!
Jangan pernah kata itu kau ucapkan ya!” teriaknya tiba-tiba membuatku terdiam,
“Putus, berpisah, berakhir, sampai disini, tidak akan pernah ada dihubungan
kita, TIDAK AKAN PERNAH!”
Aku senang sekali mendengar
ucapannya, “Arraseo..” gumamku lalu memeluknya, “Tanggal 16 nanti..”
“Kita rayakan bersama ya,”
potongnya, aku mengangguk senang dalam pelukannya.
*
“Oppa dimana??” tanyaku begitu orang
diseberang sana mengucapkan ‘yoboseo’,
“Temani aku makan..”
“Aigoo,
aku tidak bisa Sayang..” aku menghela nafas sebal, “Aku lagi syuting CF..”
“Kapan selesainya? Aku tungguin
nih...”
“Aniyo,
kau makan saja. Sepertinya selesainya masih lama.. Model yeojanya belum datang.”
“Yeoja..?” tanyaku sedikit tidak
senang, pasti nanti dia makan bersama model itu selesai syuting.
“Ne,
jangan cemburu, aku disini dengan hyung dan dongsaengku juga kok..” katanya
menenangkanku.
“Tenang
saja EunGi-ya, aku akan mengawasi Sungmin hyung kok.. Aww!! Kenapa kau
menjitakku hyu..” samar-samar terdengar suara namja yang sepertinya suara
Eunhyuk oppa disusul suara tawa yang lain.
“Kau
pikir aku sepertimu hah? Dasar..”
Aku tertawa mendengar percakaan
mereka, “Ya sudah lah, aku tutup ya...”
“Jakkaman,
kau tidak marah kan Sayang..?”
“Aniyo,” aku menghela napas lagi.
“Padahal
aku sudah janji tidak akan membiarkanmu makan sendirian lagi.. Mianhae
EunGi-ya.”
“Gwaencahana, aku kan sudah biasa..”
“Kau
malah membuatku semakin merasa bersalah Sayang..”
“Salahmu,” ucapku yang memang
sedikit kesal, “Lain kali jangan buat janji yang tidak bisa kau penuhi Oppa..”
“Mian
EunGi-ya..”
“Ya sudah lah..” jawabku, “Oppa
jangan terlambat makan, ara?!”
“Algessemnida
EunGi songsaenim..” jawabnya membuatku geli.
“Cih, dasar!” umpatku, “Jangan
memaksakan diri, kalau udah capek istirahat..”
“Ne..”
“Minum banyak,” sambungku lagi.
“Ne, algessemnida..”
“Jangan dekat-dekat dengan Eunhyuk
Oppa,” candaku.
“Haha,
ne, ne..”
“Yaa,
EunGi-ya!! Aku dengar yaa..!!”
“Hahaha, mian Oppa, just kidding!!”
seruku yang sepertinya didengarnya karena setelah itu dia menggumam tak jelas,
“Oppa..”
“Hmm,
apa lagi sayang?”
“Jangan kecentilan!”
“Ne,
algesse.. Yaaa, Shin Eun Gi!!! Kau pikir aku yeoja??! Dasar..”
“Entah lah, aku pun bingung kau itu
yeoja atau namja Oppa..” ejekku.
“Yaaa!!
Aiis, dasar, yeojachingu tak berperasaan..”
“Hahaha, salahmu namja pecinta
pink!!”
“Yaaaa!
Kau juga pecinta pink!”
“Aku yeoja Oppa, jadi wajar saja
kalau aku cinta pink.. Nah, kalau Oppa kan.. Hmm, namja atau yeoja ya..?”
ledekku lagi.
“Oke,
akan kubuktikan padamu kalau aku itu laki-laki sejati,” balasnya.
“Hahahaha...” tawaku menggelegar, aku
sampai sakit perut dibuatnya.
“Aku
setuju Hyuuung, buktikan kejantananmu!!” suara Eunhyuk Oppa lagi.
“Aku
juga setuju hyung!” sepertinya suara Kyu Oppa.
“Bagus
Sungmin-ah.. Hei, EunGi jangan remehkan kejantanan namja pecinta pink seperti
kami ya!!” bisa kupastikan itu Heechul Oppa walaupun suaranya tidak jelas,
siapa lagi member Super Junior pecinta pink selain Sungmin kalau bukan dia??
“Yaa,
sudah sudah! Kenapa jadi kalian yang ribut??”
“Hahahaa..” aku tertawa sambil
memegangi perutku, “Aigoo, sampai sakit perutku kalian buat..”
“Kau
menyebalkan EunGi..”
“Hahaha, aiis Oppa, aku kan cuma
bercanda..” bujukku, “Tidak peduli Oppa pecinta pink dan terkadang seperti
yeo..ja, tapi aku tetap cinta kok!!”
“EunGi-ya..”
“Saranghae Oppa, bye!!!” teriakku
lalu menutup handphoneku, lalu bersiap-siap keluar.
Aku memutuskan untuk makan siang di
luar sebelum pergi ke Incheon untuk syuting MV MBLAQ, restoran China yang baru
buka di sebelah gedung apartemenku sepertinya boleh juga dicoba.
“EunGi!!!” panggil seseorang saat aku
baru saja masuk ke restoran itu.
“Oppa??” aku menatapnya tak percaya,
Joon sedang memakai seragam pelayan dan berdiri di belakang meja kasir, pantas
saja banyak sekali yeoja yang datang. “Sedang apa Oppa disini? Syuting?”
tanyaku bingung lalu melihat sekeliling, tidak ada kamera.
“Jakkaman,” katanya lalu memanggil
seseorang dari pintu dibelakangnya untuk menggantikannya. Joon oppa melepas topi
pelayannya lalu menarikku naik ke lantai 3, lalu masuk ke salah satu privat
room.
“Sendirian?” tanyanya begitu kami
masuk, dia duduk berseberangan denganku.
“Hmm,” aku mengangguk, “Apa yang
Oppa lakukan disini?”
“Hanya membantu,” jawabnya santai,
lalu sepertinya memilih makanan karena kulihat dia sibuk menekan-nekan layar
touch screen disampingnya, “Kau mau apa?”
“Best of the best,” jawabku santai,
dia mengangguk-ngangguk, “So...?” tanyaku meminta penjelasan kenapa dia ada
disini menggunakan baju pelayan selain hanya alasan ‘hanya membantu’.
“Ini restoran baru pamanku,”
jelasnya, “Setelah lumayan sukses di China dengan restoran Korea’nya dia
membuka restoran China disini.”
“Aah, dan menggunakan sedikit
‘kharisma seorang Joon’ untuk promosi awal...?” tanyaku menggunakan tanda kutip
di kharisma seorang Joon’nya.
Dia menggeleng tak setuju,
“SEDIKIT?” tanyanya, “Lebih tepatnya BANYAK ‘kharisma seorang Joon’, kau lihat
sendiri kan yeoja-yeoja dibawah tadi?!”
“Well, yah, aku lihat..” jawabku.
“Dimana suamimu?” tanyanya, “Kalian
masih bertengkar?”
Aku menggeleng senang, “Mana bisa
dia lama-lama marah pada yeoja sebaik dan secantik aku..” Joon Oppa memasang
ekspresi seolah-olah dia akan muntah dan mati ditempat mendengar jawabanku, aku
terkikik geli. “Dia sedang syuting CF dengan yang lain.. Jadi aku makan sendiri
deeh!”
“Heh? Memang kalian selalu makan
berdua?” tanyanya terkejut.
“Tidak selalu sih, tapi sering..”
jawabku, “Kalau Sungmin Oppa tidak bisa biasanya masih ada member lain yang
menemaniku makan, aku benci makan sendiri Oppa..”
“Ooh, sekarang kan ada Joon Oppa!!”
katanya sok imut sambil mengedip-ngedipkan matanya.
“Eeeuuw, jangan pernah seperti itu
lagi Oppa!!” seruku menatapnya jengah, “Itu menjijikan..”
“Kalau Sungmin yang begitu kau pasti
tidak akan bilang itu menjijikan kan?” tanyanya memasang wajah cemberut, “Tidak
adil..”
“Sungmin Oppa tidak akan pernah
seperti tadi,” jawabku.
“Kalau seandainya dia seperi itu
bagaimana??” tanyanya menantang.
“Kalau Sungmin Oppa selalu ada
pengecualian,” jawabku sambil cengar-cengir membuatnya menatapku sebal, “Aku
sih selalu suka apa saja yang dilakukan Sungmin Oppa.. Apalagi mendengar
suaranya saat dia berbicara, aku bisa saja mati kalau tidak ingat seandainya
aku mati aku tidak akan bisa mendengar suaranya lagi..”
“Tapi aku tidak begitu suka kalau
dia bernyanyi dengan nada-nada tinggi, telingaku iritasi dibuatnya...” lanjutku
lagi membuat Joon Oppa tertawa, “Tapi kalau melihat dia memainkan gitarnya, ya
Tuhan, aku bisa sampai bertanya-tanya kenapa bisa namja sesempurna dia
diciptakan di dunia ini..”
“Ya Tuhaaan...” seru Joon Oppa
tiba-tiba, “Kenapa bisa kau ciptakan yeoja gila seperti ini??”
“Oppaa!!” seruku kesal, dia hanya
tertawa.
“Kau benar-benar mencintainya ya??”
tanyanya, aku mengangguk mantap.
“Aku mencintainya sampai tahap aku
tidak akan bisa hidup kalau tidak ada dia Oppa,” jawabku serius, “Dari hampir
setahun yang lalu aku sudah menggantungkan hidupku padanya..”
Joon Oppa diam saja sambil
menggelengkan kepalanya, tak lama pesanan kami datang. Well, restoran paman
Joon Oppa ini benar-benar oke. Hampir saja aku menghabiskan semua makanan kalau
tidak ingat berat badanku yang sangat cepat bertambah kalau aku makan banyak.
Dan sebagai ‘teman dekat’ Joon Oppa, pamannya malah membiarkan kami makan
gratis, Ahjussi Lee malah sempat menanyakan kapan Joon Oppa akan menikahiku,
haduuhh.. -_-”
*
“OPPAAA!!!!” seruku kesal sambil
berkacak pinggang menatap Sungmin Oppa yang masih tidur di tempat tidurnya.
Dia menatapku terkejut lalu berusaha
duduk, “Wae?” tanyanya tak merasa bersalah.
“WAEEE??!!” aku memejamkan mataku
berusaha meredam emosi, “Kenapa tidak memberi kabar?! Kenapa tidak mengangkat
teleponku?! Kenapa tiba-tiba handphonemu mati?!” aku berhenti sebentar, “Kenapa
tidak menjawabku Lee Sungmin??!”
“Akuu..” jawabnya pelan, “Aku ingin
istirahat, boleh?”
Aku terdiam mendengar ucapannya.
Oke, yeoja macam apa aku ini baru sekarang sadar kalau sepertinya namjachinguku
itu sakit, wajahnya pucat sekali. “Oppa kau sakit?” tanyaku khawatir, dia diam
saja masih duduk di atas tempat tidurnya.
Aku membungkuk sedikit, kutempelkan
keningku ke keningnya yang sebenarnya membuat jantungku berdetak cepat,
hembusan nafasnya diwajahku membuatku kepanasan. “Kau panas sekali Oppa,”
gumamku kembali berdiri tegak, berulang kali aku menghela nafas menenangkan
jantungku, kulihat wajahnya merah. “Sudah minum obat?” dia menggeleng, “Sudah
makan?” dia menggeleng lagi, “Yaa, kau cari mati Oppa?!” seruku kesal.
“Kenapa tidak memberitahuku kalau
Oppa sakit?”
“Aku kan bukan yeoja,” jawabnya
membuatku bingung, “Aku bisa mengurus diriku sendiri, besok juga pasti
sembuh..”
Aku menggigit bibir bawahku, ini
akibat karena bercandaku kelewatan mengatakan dia seperti yeoja. Dia pasti
tersinggung dan benar-benar marah sekarang, ottokhe??
“Kalau sakit, tidak peduli namja
atau yeoja, pasti membutuhkan orang lain...” gumamku pelan berusaha menahan air
mataku, ini benar-benar salahku. “Oppa tiduran saja lagi, aku masakkan bubur
dulu..” ucapku lalu keluar dari kamarnya, aku tidak tahan berlama-lama menahan
air mataku. Untung saja dorm sedang kosong pagi ini, cuma aku dan Sungmin Oppa,
yang lain sedang memanfaatkan kesempatan langka di Minggu pagi, pergi gereja
sama.
Aku memasak bubur untuk Sungmin
dengan air mata yang terus menetes walaupun sudah beberapa kali berusaha
mengingat kejadian lucu, salah satunya adegan Siwon Oppa menarik-narik Heechul
Oppa agar ikut ke gereja tadi pagi, dasar aneh mereka itu! Tapi tetap saja rasa
bersalahku menjalar-jalar memenuhi kepalaku.
“Yeoboo..”
Aku membeku seketika, tangan Sungmin
Oppa melingkar dipinggangku dan bisa kurasakan nafasnya ditengkukku. Jantungku semakin tak karuan saat dia
menyandarkan kepalanya dibahuku. “Oppa..”
“Nyaman sekali..” gumamnya, “Setelah
kita menikah nanti, aku pasti akan terus memelukmu seperti ini..”
“Oppa..” aku menggeliat berusaha
melepaskan diri darinya tapi tetap saja dia memelukku kuat membuatku susah
bernafas, suhu tubuhnya yang panas membuatku semakin sesak.
“EunGi-ya diam dulu,” suruhnya, “Aku
ingin memelukmu lebih lama..”
“Oppa, kau bisa memelukku nanti
selama apapun yang kau mau setelah bubur ini masak, kau makan, dan istirahat..”
kataku, jantungku bisa lepas kalau begini terus. “Oppa..” rengekku. Akhirnya
setelah mencium bahu kiriku yang membuatku seperti terkena sengatan listrik dia
kembali ke kamarnya, aku bernafas lega. Ya Tuhan, apa-apaan si Sungmin babo
itu!
“Oppa..!” panggilku sambil
mengguncang tubuhnya, “Moko..” kutegakkan bantalnya lalu dia bersandar disitu.
Aku menyuapinya dengan detak jantung yang sedikit berantakan, bagaimana tidak,
dia menatapku hampir tanpa mengedipkan mata seolah-olah aku akan menghilang
kalau dia menutup matanya walau hanya sepersekian detik. “Kenapa melihatku
seperti itu Oppa?” tanyaku penasaran.
“Yeppo..” gumamnya sambil tersenyum.
“Yaa, Lee Sungmin baboya?!” repetku
berusaha menutupi kegugupanku, “Bagaimana bisa kau baru menyadari kalau aku ini
memang cantik?!”
“Wajahmu merah tau..” ledeknya,
“Tambah manis..” tambahnya lagi, rasanya aku sudah meleleh sekarang, ah ya
Tuhan, suaranya itu, aku suka sekali..
“Apa sih Oppa!” gerutuku, “Kau..”
aku terdiam, dia, bibirnya mengunci bibirku, ya Tuhan.. kenapa dia menciumku?!
Si bodoh ini walaupun sakit kenapa masih bisa mencium sehebat ini?! Dasar!
Perlahan tanpa kusadari aku mebalas
ciumannya, membiarkan lidahnya bermain bebas dimulutku. “Oppa!” aku
menghentikan ciuman kami setelah kurasa tangannya sudah cukup liar bermain ditubuhku.
“Kau.. minum obat!” Dia tersenyum lalu mengambil obat dari tanganku dan
meminumnya, aku mengibas-ngibaskan tanganku didepan wajahku, kenapa hari ini
panas sekali sih?!
“Sebentar lagi tanggal 16 kan..?”
katanya sambil menarik tanganku mendekat padanya, aku duduk disampingnya, dia
menyandarkan kepalanya dibahuku, “Kau mau apa?”
“Hmm.. aku mau.. Oppa!” jawabku.
“Jinca?” tanyanya terkejut, aku
mengangguk, “Kau menginginkanku?” tanyanya lagi dan aku megangguk lagi,
“Seutuhnya?” tanyanya melihatku dengan senyum genit.
“Yaaa!!” aku menjitak kepalanya,
“Jangan berpikir yang aneh-aneh Oppa..!!” repetku, “Aku cuma mau kau menemaniku
satu harian tanggal 16 nanti, tidak boleh ada yang mengganggu! Cuma aku dan
Oppa, oke??”
“Oke!!” serunya semangat lalu
menarikku kepelukannya, “Kita ke Jeju ya tanggal 16 nanti..”
“Hmm,” aku mengangguk, “Tanggal 16
pagi kita ketemu di Jungmun Resort..”
“Eh? Nggak barengan ke Jejunya?”
tanyanya bingung.
“Aku syuting MV Oppa tanggal 15’nya,
jadi uda di Jeju deluan..” jelasku, “Atau Oppa ikut aku tanggal 15?”
“Tanggal 15 ya..” dia mengambil handphonenya
melihat jadwal, “Aku usahain deh..”
“Hmm..” aku mengangguk, “Oppa gak
marah lagi?”
“Marah?”
“Tadi Oppa marah kan?” tanyaku
melepas pelukannya.
“Hmm..” dia mengangguk, “Memang aku
seperti yeoja ya?”
Aku menggigit bibir bawahku, “Hmm..
sedikit sih.”
“Jinca??!”
“Jangan marah lagii..” rengekku
mendengar suaranya meninggi, aku langsung memeluknya. “Sebenarnya bukan seperti
yeoja sih, tapi tingkah Oppa yang lembut seperti keibuan dan ditambah Oppa suka
pink jadi yah, begitulah..”
“Jadi kau mau aku berubah?”
“Aniyo!!” seruku cepat, “Justru
kalau Oppa berubah mungkin aku tidak akan menncintaimu lagi..” sambungku, “Aku
suka Lee Sungmin seperti ini, jangan pernah berubah.. Dan lain kali kalau Oppa
sakit harus kasih tau aku, jangan buat aku khawatir seperti tadi lagi..”
“Ara..” jawabnya pelan, “EunGi-ya..”
“Hmm?”
“Hubunganmu dengan Joon bagaimana?”
tanyanya membuatku terkejut.
“Bagaimana apanya?”
“Kalian dekat kan? Ja..”
“Oppa, jangan bilang kau cemburu??!”
potongku, “Ayolah Oppa, sudah berapa kali kubilang kalau aku tidak ada hubungan
apa-apa dengan Joon Oppa. Aku sudah menganggapnya Oppaku sendiri seperti
Oppadeul Super Junior yang lain..”
“Oh, mian..” katanya lagi-lagi
dengan suara pelan, “Hanya saja, kalau kau bahagia dengan Joon, aku.. mungkin
akan berusaha melepasmu..”
“Oppa..” gumamku shock mendengar
ucapannya, “Kau tidak akan meninggalkan aku kan?”
“EunGi-ya..”
“Jawab aku!!” seruku cepat, “Kau
tidak akan meninggalkan aku kan??!” tanyaku mulai frustasi, kenapa dia berkata
seperti itu?! “Kau harus berjanji tidak akan pernah meninggalkan aku,
melepasku, atau.. atau..”
“Ne,” jawabnya cepat, “Aku tidak
akan pernah melepaskanmu EunGi-ya..”
“Tapi.. kenapa Oppa berkata seperti
tadi?” tanyaku penasaran.
“Karena sepertinya Joon sudah mulai
menggantikan posisiku..” jawabnya membuatku bingung. “Dia menemanimu makan..”
“Darimana Oppa tau?!”
“News travel so fast..” jawabnya
sambil mengeluarkan sebuah tabloid terbitan semalam. Setelah membuka beberapa
halaman, disodorkannya tabloid itu padaku dan bisa kulihat dengan jelas
beberapa foto saat aku dan Joon di restoran China milik paman Joon. Foto saat
Joon menarik tanganku ke atas dan saat keluar dari restoran itu, ditambah
sedikit kalimat dari Ahjussi Lee, paman Joon, “Aku sudah menanyakan kapan mereka akan menikah, mereka hanya tertawa
saja, kupikir mereka cocok sekali. Aku senang Joonnie membawa pacarnya ke
restoran baruku..”
“Ini bisa kujelaskan Oppa..” kataku
sedikit khawatir, tidak menyangka bakalan ada berita seperti ini.
“Aku memang menunggu penjelasanmu
Sayang..” jawabnya dengan nada yang tidak bisa kujelaskan, antara kesal dan
tidak percaya sepertinya.
“Kau tau restoran ini dimana Oppa?”
tanyaku membuatnya bingung, tapi dia menggeleng saja, “Ini disamping gedung
apartemenku Oppa.. Setelah tau kau tidak bisa menemaniku makan, aku memutuskan
untuk makan di restoran terdekat saja sebelum ke Incheon,” jelasku, “Ternyata
itu restoran paman Joon Oppa dan dia sedang membantu acara opening restorannya,
jadi kami makan bersama, Oppa tau kan aku benci makan sendiri..?”
Dia hanya mengangguk dengan ekspresi
datar.
“Oppa percaya padaku kan?” tanyaku
skeptis.
“Hmm..” dia mengangguk lagi.
*
“Sabar Lee Sungmin..” gumamku pada
diriku sendiri untuk ke sekian kalianya sambil mengepal telapak tanganku.
Ini kedua kali aku merasa seperti
pecundang memandangi yeojachinguku dari jauh sedang dicumbu dengan namja lain.
Aku tau ini hanya akting, hanya untuk keperluan MV, tapi aku benar-benar
cemburu. Memang tidak ada ciuman bibir seperti sebelumnya, tapi dia memeluk
EunGi’ku dari belakang, menciumi lehernya, tertawa bersamanya.. Itu, itu
harusnya tempatku, cuma aku yang boleh begitu dengan EunGi!!
Aku menatap mereka nanar dari dalam
mobil, EunGi’ku tidak lagi mempermasalahkan kalau mereka harus mengulang adegan
itu, tidak seperti dulu saat dia benar-benar kesal pada Joon karena harus
mengulang adegan ciuman. Apa dia sekarang sudah merasa nyaman dengan Joon? Apa
dia mungkin.. mulai menyukainya?
Aku mengantukkan kepalaku ke stir
mobil, menutup mataku dan menghirup udara dalam-dalam. Kalau begini jadinya aku
benar-benar menyesal harus ikut dengan EunGi ke Jeju sekarang!! Ani, ani, aku
tidak boleh menyesal. Kalau aku tidak ikut hari ini aku tidak akan tau apa yang
terjadi antara EunGi dan Joon..
Kupandangi kotak kecil yang tadi
kulempar ke kursi sebelah sangkin kesalnya, kuambil lagi kotak itu dan
membukanya. Cincin emas berlian yang sudah sebulan lalu kubeli langsung tampak
dari kotak itu. Aku tersenyum membayangkan dia memakai cincin itu di jari
manisnya. Aku sudah tidak sabar menunggu hari itu...
“Oppa
odiseo?” suara EunGi begitu aku menerima panggilan di handphoneku, dia ini
memang jarang sekali mengucapakan ‘yoboseyo’, “Masih menungguku di tempat tadi?”
“Ne,” jawabku, “Waeyo?”
“Hmm..”
dia diam sebentar, “Sepertinya aku tidak
bisa pulang dengan Oppa nih, MBLAQ mengundang aku dan kru-kru untuk makan malam
bersama..”
“Aiish~!” umpatku kesal, apa dia lupa
kalau aku sudah menunggunya berjam-jam disini hanya untuk makan malam
bersamanya? Memang sih ini masih tanggal 15, tapi kan dia sudah janji untuk
makan bersama!!
“Hmm,
kalau begitu.. aku tolak saja ya Oppa..” sambungnya lagi, sepertinya dia
khawatir aku marah, “Oppa tunggu ak..”
“Ya sudah lah,” potongku, “Tidak baik
kalau kau tidak ikut makan bersama mereka, itu kan perayaan selesai syuting
MV..”
“Tapi
Oppa..”
“Gwaenchana,” jawabku yang sebenarnya
tak rela, “Jangan pulang terlalu malam tapi ya..”
“Tapi..”
“Aku tunggu di hotel!” potongku lagi
lalu menutup handphoneku, aku menghela nafas panjang lalu menjalankan mobilku
menuju Jungmun Resort, hari sudah mulai gelap.
Aku memandang makananku tidak
berselera, kulihat beberapa yeoja yang dari tadi sibuk melihatku sambil
berbisik-bisik dan terkikik seperti menghina kesendirianku ditinggal yeoja’ku
makan sendiri. Kuambil handphoneku dan kembali berusaha menghubungi EunGi..
Hasilnya sama saja, dia tidak menjawab panggilanku, menyebalkan!!
Kulirik jam tanganku, sudah jam 10 dan
dia belum ada tanda-tanda kembali. Heehh, aku menghela nafas untuk ke sekian
kali, kuputuskan untuk kembali ke kamarku. Tak lupa aku tersenyum pada
yeoja-yeoja yang dari tadi melihatku, mungkin saja kan mereka ELF..
Satu jam sudah berlalu sejak aku masuk
ke kamarku. Entah apa saja yang kulakukan, mengganti-ganti chanel TV,
mondar-mandir mengitari kamarku, beribu kali berusaha menelepon EunGi walaupun
tetap tidak mendapat jawaban, dan sekarang aku baru selesai mandi, tiba-tiba
menjadi gerah membayangkannya sedang dengan Joon sekarang..
Setelah beberapa lama berpikir,
akhirnya kuputuskan untuk menunggu di kamarnya saja. Kebetulan satu kunci
kamarnya dia berikan padaku, jadi aku bisa langsung tau jika dia sudah kembali
ke kamarnya..
*
“Oppa sampai disini saja..” kataku
begitu pintu lift terbuka.
“Kau yakin?” tanyanya masih menahan
lift terbuka, “Biar aku antar sampai kamarmu, aku kan harus memastikan
dongsaengku ini selamat sampai kamarnya..”
“Kamarku itu kok,” kataku sambil
menunjuk kamarku yang berjarak 3 kamar dari lift.
“Hmm.. baiklah,” katanya akhirnya,
“EunGi-ya, gomawo!”
“Aiish, itu kan sudah pekerjaanku
Oppa..” balasku.
“Ya, dan kau melakukannya dengan
sangat baik.. Makanya syutingnya bisa cepat selesai seperti ini” katanya lagi
sambil tersenyum, “Dan sampaikan maafku ke suamimu karena sudah membuatmu minum
minuman soda tadi.. Hehehe. Aku yakin dia pasti bakalan marah besar..”
“Tenang saja, aku tidak akan
memberitaunya,” jawabku lalu tertawa.
“Aigoo, gadis nakal!” serunya
pura-pura marah, “Kalau kau tidak memberitaunya, biar aku yang beritau...”
“Aiish, Oppa..” rengekku, “Kau tega
dongsaengmu ini digigit olehnya?” tanyaku sok serius membuatnya terbahak-bahak
lalu mengacak rambutku.
“Kekeke.. Ya sudah, aku pulang ya..”
ucapnya, aku mengangguk lalu dia mencium keningku, “Good night Shin Eun Gi!!!”
serunya sambil mengedipkan matanya lalu pintu lift pun tertutup.
Aku berjalan menuju kamar Sungmin
dan perasaan tak enak’ku muncul lagi, apa Sungmin marah ya?? Kuurungkan niatku
ke kamarnya, sepertinya lebih baik besok saja aku minta maaf lagi.. Walaupun
tadi dia mengijinkan, tetap saja aku jahat sekali meninggalkannya sendiri
padahal aku yang mengajaknya kesini.
Baru saja aku akan menutup pintu
kamar hotelku, tiba-tiba seseorang menerjangku ke belakang, mendorongku ke
tembok. “Oppa..??!!” pekikku kaget saat menyadari siapa laki-laki yang
mendorongku dan dia langsung menciumku kasar.
“Oppa andwee!!” teriakku saat dia
melepas paksa coat’ku sambil tetap menciumi leherku. Ottokhae?! Kenapa dia
seperti ini??
Sungmin oppa tidak memperdulikan
teriakanku, semakin aku mendorongnya berusaha melepaskan diri semakin dia memelukku
erat, menciumku panas. Ottokahe??? Kalau semakin lama seperti ini aku takut
pertahananku bisa runtuh..
“Kau milikku EunGi-ya...” bisiknya
disela-sela ciumannya, membuatku bergidik. “Bibirmu..” ucapnya lalu mencium
bibirku, “Matamu.. Pipimu.. Telingamu...” aku menggeliat saat dia menggigit
telingaku, “Lehermu.. hanya aku yang boleh memilikimu..”
“Aku tau Oppa, keumanhe.. ah..” dia
menghisap leherku, “Keumanhe..” ucapku lagi saat dia melepas paksa kemejaku,
beberapa kancing atas’ku lepas, tangan dan bibirnya langsung menuju daerah
dadaku.
“Oppa!!” pekikku saat dia membuat
kiss mark di dadaku yang masih tertutup bra. Sungmin mengangkatku dan
menjatuhkanku ke ranjang besar dengan seprai putih bersih bersamaan dengan
dentang jam yang menunjukkan sudah jam 12, sudah tanggal 16..
“Shin Eun Gi..” ucapnya yang sudah
menindihku, aku terkesiap mendengarnya, jantungku semakin tak karuan, “Marry
me..” sambungnya mengambil tangan kananku dan memasangkan cincin emas ke jari
manisku tanpa menunggu jawabanku, perasaanku bercampur aduk, jantungku seperti
sudah lepas dari tempatnya. Dia mencium tangan kananku lalu menatapku, “Be mine
forever..”
Aku menatap matanya yang menatap
lurus ke mataku, aku rasa pertahananku sudah runtuh sepenuhnya, “I’m all
yours..” jawabku pelan sambil menarik kerahnya lalu menciumnya...
Aku terbangun saat merasa silau
karena seberkas sinar matahari menembus masuk menyinari wajahku, rasanya
badanku capek sekali. Kulihat diriku hanya memakai kemeja putih Sungmin
semalam, sementara pakaianku sendiri berserakan di bawah ranjang disampingku,
Sungmin sudah tidak ada disampingku. Aku tersenyum melihat cincin di jari manis
kananku dan terdiam sendiri melihat sebercak noda merah di seprai putih kamar
hotelku, dia sudah memilikiku sepenuhnya...
Saat akan mengambil pakaianku dari
lantai, kulihat sebuah kertas dan sekaleng susu coklat di atas meja
disampingku.
Gomawo EunGi, you’re damn hot! ^ ^
Can’t wait to meet you yeobo..
Temui aku di Teddy Bear Museum jam 10..
Saranghae!! :)
“Damn hot??” ulangku, “Cih,
menggodaku Lee Sungmin?!” rutukku, tapi mau tak mau aku tersenyum juga, “Jam
10? Ah, harus cepat-cepat, malah nggak enak badan lagi..” keluhku, kuambil susu
cokelat kaleng yang sepertinya sudah memanggil-manggilku untuk meminumnya. Ku
baca lagi note itu..
PS. Masih ingat susu
cokelat ini?
“Tentu saja aku ingat bodoh..”
gumamku teringat saat pertama kali aku bertemu dengannya di Jungmun Resort ini
juga, memberikan sekaleng susu cokelat untuknya, aku jadi tersenyum lagi.
Aku segera mandi dan bersiap-siap untuk
pergi ke Teddy Bear Museum, sudah jam setengah sembilan. Buru-buru aku masuk ke
bus yang memang disediakan untuk tamu menuju tempat-tempat yang biasa
dikunjungi di Jeju, salah satunya Teddy Bear Museum, bus ini sepi sekali, hanya
ada aku dan dua orang barat yang duduk dibelakang. Ah, lama sekali bus ini,
batinku saat melihat jam tanganku sudah hampir jam 10, perasaanku jadi resah
tak karuan.
Tiba-tiba bus yang kutumpangi
berhenti, kulihat didepan sepertinya ada keramaian entah apa. Seorang namja
masuk ke bus kami, sepertinya aku mengenali namja ini.
“Oppa??” pekikku kaget, “Yonghwa
Oppa??!!”
“Eun-ah??!!” pekiknya tak kalah
kaget melihatku, dia langsung duduk disampingku yang kebetulan kosong dan
memelukku erat, “Bogoshipoyo.. Sudah lama sekali kita tidak bertemu!”
“Hmm, aku juga merindukanmu..”
jawabku melepas pelukannya, “Ada apa di luar Oppa? Sepertinya ramai sekali..”
“Oh, tadi ada tabrakan,” jawabnya,
seketika jantungku berdegup kencang.
“Apa ada korban Oppa??” tanyaku
panik, “Apa dia tidak apa-apa??” Aku melihat keluar jendela saat bus yang kami
tumpangi mulai berjalan lagi, perasaanku benar-benar tak enak saat melihat
bekas darah di jalan yang sepertinya darah korban tabrakan itu. Aku yang
jelas-jelas seorang mahasiswi fakultas kedokteran merasa tidak berguna jika
tidak menolong saat ada kecelakaan seperti ini.
“Sudah dibawa ke rumah sakit tadi,
sepertinya namja dua atau tiga orang. Oppa juga tidak begitu jelas tau, hanya
mendengar dari orang-orang disitu tadi..” jawab Yonghwa oppa, “Kau sedang apa disini?”
“Oh,” gumamku masih dengan perasaan
tak enak, “Aku, hmm..” aku tersenyum, kenapa aku jadi malu-malu sendiri??
“Kencan ya?” tanyanya tepat sasaran,
aku mengangguk pelan. “Jadi kau benar-benar berpacaran dengan Joon??”
“Ehh??” aku melongo dibuatnya,
kenapa Joon??
“Sudah lah mengaku saja, Oppa sudah
lihat beritanya kok..” sambung Yonghwa oppa lagi, “Aku rasa dia baik.. Yah,
setidaknya lebih baik dariku, tidak akan meninggalkanmu..”
“Oppa..” gumamku canggung dengan
pembicaraan ini.
“Kau juga harus bahagia Eun-ah, sama
seperti saat kau menyuruhku untuk bahagia bersama Seohyun..” Yonghwa oppa
tersenyum, tapi kenapa aku merasa ada kesedihan di senyumannya, “Oh iya, berapa
nomor handphonemu?” tanyanya sambil mengeluarkan handphonenya, “Jangan
mentang-mentang kau jadi artis besar lalu melupakanku dong..” guraunya.
“Aiish, Oppa! Mana mungkin aku
melupakanmu, kau kan Oppaku..” jawabku lalu kami bertukar nomor handphone.
“Hmm, kau tidak boleh melupakanku,
siapa tau nanti Oppa butuh bantuanmu menjadi model MV..” ucapnya.
“MV?” tanyaku bingung.
“Hei, memangnya kau saja yang boleh
jadi artis??” ejeknya, “Aku juga mungkin sebentar lagi debut di Korea..”
“Band indie Oppa?” tanyaku semangat,
dia mengangguk tak kalah semangat.
“Tapi tidak dengan Kwang Jin lagi..”
jelasnya sedikit sedih.
“Waeyo?” tanyaku penasaran, “Jadi
siapa bassist’nya?”
“Jungshin, dia member baru..”
“Hmm, kau harus mengenalkannya
padaku Oppa!” pintaku yang memang sudah dekat dengan teman-teman satu band
Yonghwa oppa, Jonghyun, Minhyuk, dan Kwang Jin..
Dia mengangguk, “Akan aku kenalkan,
tapi jangan jatuh cinta padanya ya, bisa gawat nanti aku dibunuh pacarmu..
Hahahaha.”
Aku mencubit lengannya gemas, “Oh
iya, Seohyun Onnie bagaimana?”
Mendadak wajahnya muram lagi, “Dia
sudah tenang dan bahagia disana..” jawabnya sambil menatap langit dari jendela
disampingku, aku mengangguk mengerti, Kim Seohyun, istri Yonghwa Oppa memang
sudah lama sakit parah. “Eun-ah, kau sakit ya? Kenapa pucat sekali..?” tanya
Yonghwa Oppa tiba-tiba.
“Ah, benarkah?” tanyaku kaget, “Mungkin
aku kecapekan dan lagi semalam aku minum soda..”
“Soda? Ada apa dengan soda?” tanyanya bingung, aku baru ingat kalau
dia tidak tau dokter sudah melarang keras aku minum soda karena kesehatan hati
dan ginjalku, yang tau kan Sungmin oppa..
“Ah, ani, ani.. Tidak apa-apa, hmm,
pasti wajahku tidak cantik ya pucat begini..” jawabku mengalihkan pembicaraan,
aku malas membahas tentang minuman soda yang tak bisa lagi kuminum, itu
menyebalkan.
“Kau tetap cantik kok..” pujinya
membuatku tersipu, kupukul lengannya pelan.
“Ah, aku sudah sampai,” ucapku
begitu melihat Teddy Bear Museum.
“Disini?” tanya Yonghwa oppa saat
bus berhenti, aku mengangguk, “Sampaikan salamku pada pacarmu ya.. Lain kali
kenalkan aku!” aku mengangguk lagi lalu turun dari bus.
“Eun-ah..” panggilnya lagi, “Saengil
chukae!!” teriaknya saat pintu bus akan tertutup lalu dia melambaikan tangannya
saat bus sudah mulai berjalan, aku balas melambai, “Gomawo,” ucapku tanpa
suara, sepertinya dia bisa menangkap apa yang kuucapkan karena setelah itu Yonghwa
oppa mengangguk lalu bus pun berbelok menghilang dari pandanganku.
“Aku terlambat hampir setengah jam,
pasti nanti Sungmin Oppa mencerewetiku,” gumamku sambil masuk ke museum itu,
sepi sekali hari ini karena memang bukan hari libur, hanya beberapa wisata
asing yang datang. Aku berkeliling gedung itu tapi tidak menemukan Sungmin,
beberapa kali kucoba menghubunginya tapi handphone’nya tidak aktif.
Aku terduduk lemas dibangku luar
gedung museum itu, “Apa mungkin Oppa sudah pulang ya?” tanyaku pada diri sendiri,
tapi mana mungkin dia meninggalkanku tanpa kabar begitu, atau another
surprise??
Tiba-tiba aku merasa pusing dan
perutku sakit, ah, seharusnya aku makan dulu tadi. Kalau tau Oppa terlambat
begini kan aku tidak hanya akan minum sekaleng susu cokelat, batinku. Aku
melirik jam’ku hampir mati bosan, sudah berapa lama aku menunggu ya?? Kucoba
menelepon Sungmin Oppa lagi, hasilnya sama saja, nihil..
Aku berkeliling sekali lagi, sudah
hampir jam 3, kemana sih dia?!! Ini sih namanya bukan menghabiskan satu hari
bersama, rutukku dalam hati sambil melempar handphoneku kesal. Ulang tahunku
kenapa sih selalu buruk begini??? “Aku benci Sungmin Oppa..” gumamku lirih, air
mataku sudah jatuh, perasaanku benar-benar tak enak, marah, kecewa, benci,
sedih, khawatir, takut, semua bercampur ditambah badanku yang sepertinya mulai
panas benar-benar membuatku gila. Aku duduk lagi dibangku tadi, aku terus
menunggu Sungmin Oppa yang tak kunjung datang, aku tak tau sudah berapa lama
aku menunggu sampai aku lelah dan mengantuk. “Kenapa Oppa meninggalkanku? Oppa
kan sudah berjanji tidak akan meninggalkanku..” gumamku tak mampu menahan air
mataku lagi, sebelum aku kehilangan kesadaran dan pandanganku mulai
menghitam...
****
2 tahun
kemudian...
“EunGi-ya gaunmu untuk besok sudah beres?” tanya
Joon begitu melihat EunGi yang sedang duduk santai di sofa sambil menonton TV.
“Hmm,” EunGi mengangguk, “Oppa darimana?”
“Mengambil jas’ku..” jawab Joon lalu duduk
disamping EunGi, “Besok.. Super Junior diundang, tak apa kan?”
EunGi tidak mengalihkan matanya dari TV tapi tak
bisa dipungkiri perasaannya tak menentu saat mendengar nama boyband ‘Super
Junior’, “Tentu saja tidak apa-apa Oppa, memangnya kenapa dengan mereka?” tanya EunGi berpura-pura tak acuh.
“Kau masih mengingat dia?” tanya Joon membuat
EunGi terdiam, “Masih mengingat Sung...”
“Keumanhe Oppa,” potong EunGi, “Besok hari
bahagia, jangan mengingat-ngingat dia lagi.. Membuat mood rusak saja!”
“Mian,” ucap Joon merasa bersalah.
EunGi hanya mengangguk sedikit lalu mengganti
chanel TV, “Lihat Oppa, acara semalam..” ucap EunGi mengalihkan pembicaraan,
Joon ikut memperhatikannya.
“Siapa
yeoja beruntung itu Joon-ssi? Kenapa tidak memberitaukannya kepada kami..?”
tanya MC sebuah acara yang bintang tamunya Joon MBLAQ.
Joon
hanya tersenyum malu-malu, “Kalian akan tau nanti saat acara pertunangannya,”
jawabnya.
“Apa
benar yeoja itu Shin EunGi?” tanyanya lagi.
“Shin
EunGi yang pernah menjadi model MV MBLAQ itu?” tanya MC yang lain, kali ini
seorang namja, “Aku dengar dia menyelesaikan kuliah spesialisnya di Jerman..”
“Ne, dia
memang kuliah di Jerman, tapi sudah selesai dan sekarang dia di Seoul..” jawab
Joon.
“Ah, jadi
benar calon tunanganmu itu EunGi?” tanyanya lagi.
“Eh? Aku
tidak bilang begitu kok..” jawab Joon salah tingkah, yang lain hanya tertawa
saja.
“Oh iya,
aku dengar EunGi itu sebenarnya orang Indo.. Indonesia ya?” tanya MC nya lagi.
“Ne, dia
ikut progran double degree dari kuliahnya di Indonesia untuk kuliah di Korea..”
“Tapi
kenapa dia menghilang saat namanya tengah bersinar dua tahun lalu?” MC semakin
penasarann.
“EunGi
itu bekerja di dunia hiburan hanya untuk menyalurkan hobi dan membiayai dirinya
selama tinggal di Korea.. Dua tahun lalu EunGi menamatkan kuliahnya jadi dia
tidak punya alasan lagi untuk menetap bekerja disini, apalagi dia dapat
beasiswa spesialis ke Jerman. Jadi
setelah menyelesaikan filmnya, dia pindah ke Jerman..” terang Joon.
“Film
yang lawan mainnya kau kan Joon-ssi?” tanya MC, Joon hanya mengangguk.
“Setelah
selesai dari Jerman kenapa EunGi tidak kembali ke Indonesia?”
“Aigoo,
kau ini, tentu saja karena tunangannya ada di Korea maka dia kembali ke
Korea..” jawab MC yeoja’nya semangat, semua orang jadi tertawa dibuatnya.
“Keunde,
kenapa kita jadi membicarakan EunGi?” tanya Joon sedikit jengah ditanyai
masalah EunGi terus.
“Ah, iya
ya..” salah satu MC menepuk jidatnya, “Tapi aku benar-benar penasaran dengan
yeoja calon tunanganmu.. Kalau begitu kita telepon saja seseorang yang bisa
memberi informasi!!”
“Nugu?
Nugu?” tanya MC yeoja semangat.
“Jakkaman..”
ucap MC namja, “Yoboseo..”
“Yoboseyo...” suara seorang yeoja
terdengar di studio.
“EunGi-ya..?”
tanya Joon sedikit terkejut.
“Ne, nuguya?”
“Annyong,
EunGi-ssi.. Ini dari acara Kpop Talk dengan saya MC Yong..”
“Oh, annyonghaseyo Yong-ssi.. Weniriseyo?”
“Hmm,
karena hari ini bintang tamu kami Joon MBLAQ dan berita pertunangan Joon sedang
ramai dibicarakan, kami ingin sedikit informasi dari anda..” jelas MC Yong
lagi.
“Oh, informasi? Informasi apa? Apa Joon Oppa
ada disitu?”
“Ne, dia
disini..
“Ne,
EunGi-ya.. Waeyo?” potong Joon.
“Ah, ani, ani, hanya ingin memastikan Oppa..”
“EunGi-ssi..”
panggil MC yeoja.
“Ne?”
“Apa
benar yeoja calon tunangan Joon itu anda?”
Terdengar
suara EunGi terkikik, “It’s a secret..”
jawaban EunGi membuat seluruh orang yang ada di studio kecewa, kecuali Joon.
“EunGi-ssi,
kami dengar kau baru saja pulang dari Jerman ya?” tanya MC Yong.
“Oh, ne, aku baru sampai di Seoul 3 hari
lalu..”
“Untuk
pertunanganmu dengan Joon ya?” tanyanya lagi.
“Ahahaha.. Ani, ani, aku kan sudah
menyelesaikan kuliahku di Jerman jadi aku kembali ke Seoul..”
“Apa kau
akan kembali ke dunia hiburan lagi?” tanya MC yeoja penasaran.
“Ah, aku belum berpikir untuk kembali. Lagi
pula aku sudah menjadi dokter sekarang,
jadi seperti tidak mungkin untuk kembali..”
“Aah,
padahal aku suka sekali film’mu dengan Joon dua tahun lalu, aktingmu bagus dan
film itu mendapat award kan..” sambungnya lagi.
“Oh, hehehe, gomawo.. Itu juga karena cerita
Romance d’Amour dan pengarahan yang baik..”
“Aigoo,
baik sekali..” gumam MC Yong.
“Ah,
EunGi-ssi ini benar-benar orang yang humble, aku jadi semakin kagum..” sambung
MC yeoja.
“Ahaha, biasa saja..”
“Keuman Hyung!!” sergah seorang namja sambil
menutup notebook yang menayangkan siaran streaming acara Kpop Talk dengan
bintang tamu Joon itu, “Aku muak melihatmu 3 hari ini begini terus!!”
sambungnya.
“Sungjin Oppa..” tegur seorang yeoja masuk ke
kamar itu, namja yang tadi marah itu mendengus lalu keluar dari kamar,
“Gwaenchana?”
Namja yang terbaring seperti mayat hidup di
ranjang itu hanya mengangguk lemah menatap notebook itu nanar.
“Moko..” ucap yeoja itu hendak menyuapkan makanan
tapi ditolak oleh namja itu, “Oppa! Kau tidak akan sembuh kalau tidak makan..
Kondisimu buruk sekali 3 hari ini Oppa, kau tidak mau terapi, mengurung diri
terus disini, apa kau tidak kasihan dengan Ahjuma dan Ahjusi??!! Aku dan
Sungjin pun sangat khawatir dengan keadaanmu, jangan begini terus Oppa...”
cerca yeoja itu mulai emosi.
“Keluarlah Hyojun-ah, aku ingin sendiri..” ucap
namja itu pelan dengan tatapan kosong.
“Oppa..”
“Jebal Hyojun-ah,” pintanya lagi.
“Sungmin Oppa..”
“Aku ingin sendiri,” ucap Sungmin pelan lalu
berbalik memunggungi Hyojun.
“Kalau tau begini aku tidak akan setuju denganmu
dulu itu Oppa, kau bahkan tidak bisa hidup tanpa dia..” ucap Hyojun sedih.
“Aku bisa Hyojun-ah, asalkan dia bahagia..”
“Apa selama dua tahun ini kau pikir kau hidup
Oppa??!” seru Hyojun geram, “Bahkan hanya karena mendengar kabarnya 3 hari yang
lalu kau sudah seperti ini.. Kau tidak bisa hidup tanpanya Oppa..”
“Aku tidak mau dia menderita Hyojun-ah..”
“Tapi..”
“Sudahlah, aku ingin istirahat,” potong Sungmin.
“Seandainya dia masih mencintaimu, dia tidak akan
menderita hanya karena kau lumpuh Oppa..” gumam Hyojun pelan sambil menghapus
air matanya lalu meninggalkan Sungmin yang terpaku mendengar kenyataan itu
disebutkan lagi didepannya, dia lumpuh, kakiknya tidak bisa menopang tubuhnya
lagi, tidak bisa dia gerakkan. Tak terasa air mata yang dari tadi ditahannya
mengalir keluar, bayangan wajah yeoja yang dicintainya itu kembali
menghantuinya...
No comments:
Post a Comment