November 13, 2013

All My Heart III

16 September itu salah satu hari penting, enak saja dia merayakannya bersama Joon di Jeju pula, “ANDWEE EUNGI-YA, AKU TIDAK RELA..!!”
“Tapi kan Oppa i..”
“SHIRO!! BATALKAN POKOKNYA!!”

“Kalau aku tidak mau bagaimana?” tanyaku mengancam, sumpah aku hampir mati menahan tawa melihat ekspresi wajahnya yang bodoh itu. Bagaimana mungkin dia percaya aku rela tidak bersamanya tanggal 16 nanti, babo!
“Yaa, EunGi-ya!!! Kau mengancamku?!” serunya tak percaya, aku mengangguk mantap, “Dasar menyebalkan!! Hmm.. baiklah, kalau begitu akan aku umumkan kalau Lee Sungmin sudah bertunangan dengan Shin Eun Gi!”
Aku langsung menjitak kepalanya, “Yaa, Oppa!! Kau mau membunuhku?!!”
Dia mengelus kepalanya, “Kalau begitu batalkan!”
“Shiro,” jawabku membuatnya semakin kesal.
“Kau.. Menyebalkan!”
“Oppa juga tidak mendengarkanku saat aku menyuruhmu menolak adegan ciuman di dramamu.. Jadi kenapa sekarang aku harus mendengarkanmu??” sambungku lagi membuatnya terdiam, aku menang!
“EunGi-ya..” panggilnya pelan, “Aku tidak mau membicarakan hal itu lagi.”
Aku menghela nafas, ya, terakhir kali membahas ini kami malah berakhir dengan tidak berbicara selama seminggu dan itu benar-benar membuatku sengsara.
“Batalkan ya..” rengeknya manja sambil menarik-narik tanganku seperti anak kecil minta permen, aku terkekeh dibuatnya, “Atau aku benar-benar akan mengumumkan hubungan kita sayang..”
“Silahkan saja Oppa umumkan, paling besoknya kau akan menemukan berita Shin Eun Gi dideportasi ke Indonesia karena membuat keributan dengan ELF..” jawabku santai, “Kalau sempat itu terjadi dan aku kehilangan program double degree’ku, aku tidak akan pernah memaafkanmu Oppa!”
“Aiish, kau ini menyebalkan sekali sih!!” umpatnya, “Kalau begitu batalkan EunGi-yaaaaa.. Aku sudah sengaja mengosongkan jadwalku tanggal 16 nanti biar bisa berduaan denganmu, kau malah memilih berduaan dengan si Joon itu.. Menyebalkan!”
“Sekali lagi kau sebut ‘menyebalkan’ aku benar-benar tidak akan bersamamu tanggal 16 nati Oppa!” ancamku jengah mendengarkan kata menyebalkan yang sudah berapa kali diucapnya.
“Arraseo, tidak akan kuucapkan lagi, tapi kau batalkan..”
“Hmmm, bagaimana yah..” aku senang sekali mempermainkannya.
“Kalau kau tidak mau, aku akan..”
“Mwo? Oppa akan apa? Oppa mau kita put..”
“Aiish! Yaa, yaa, Shin Eun Gi!! Jangan pernah kata itu kau ucapkan ya!” teriaknya tiba-tiba membuatku terdiam, “Putus, berpisah, berakhir, sampai disini, tidak akan pernah ada dihubungan kita, TIDAK AKAN PERNAH!”
Aku senang sekali mendengar ucapannya, “Arraseo..” gumamku lalu memeluknya, “Tanggal 16 nanti..”
“Kita rayakan bersama ya,” potongnya, aku mengangguk senang dalam pelukannya.

*

“Oppa dimana??” tanyaku begitu orang diseberang sana mengucapkan ‘yoboseo’, “Temani aku makan..”
Aigoo, aku tidak bisa Sayang..” aku menghela nafas sebal, “Aku lagi syuting CF..
“Kapan selesainya? Aku tungguin nih...”
Aniyo, kau makan saja. Sepertinya selesainya masih lama.. Model yeojanya belum datang.
“Yeoja..?” tanyaku sedikit tidak senang, pasti nanti dia makan bersama model itu selesai syuting.
Ne, jangan cemburu, aku disini dengan hyung dan dongsaengku juga kok..” katanya menenangkanku.
Tenang saja EunGi-ya, aku akan mengawasi Sungmin hyung kok.. Aww!! Kenapa kau menjitakku hyu..” samar-samar terdengar suara namja yang sepertinya suara Eunhyuk oppa disusul suara tawa yang lain.
Kau pikir aku sepertimu hah? Dasar..
Aku tertawa mendengar percakaan mereka, “Ya sudah lah, aku tutup ya...”
Jakkaman, kau tidak marah kan Sayang..?
“Aniyo,” aku menghela napas lagi.
Padahal aku sudah janji tidak akan membiarkanmu makan sendirian lagi.. Mianhae EunGi-ya.
“Gwaencahana, aku kan sudah biasa..”
Kau malah membuatku semakin merasa bersalah Sayang..
“Salahmu,” ucapku yang memang sedikit kesal, “Lain kali jangan buat janji yang tidak bisa kau penuhi Oppa..”
Mian EunGi-ya..
“Ya sudah lah..” jawabku, “Oppa jangan terlambat makan, ara?!”
Algessemnida EunGi songsaenim..” jawabnya membuatku geli.
“Cih, dasar!” umpatku, “Jangan memaksakan diri, kalau udah capek istirahat..”
Ne..
“Minum banyak,” sambungku lagi.
“Ne, algessemnida..
“Jangan dekat-dekat dengan Eunhyuk Oppa,” candaku.
Haha, ne, ne..
Yaa, EunGi-ya!! Aku dengar yaa..!!
“Hahaha, mian Oppa, just kidding!!” seruku yang sepertinya didengarnya karena setelah itu dia menggumam tak jelas, “Oppa..”
Hmm, apa lagi sayang?
“Jangan kecentilan!”
Ne, algesse.. Yaaa, Shin Eun Gi!!! Kau pikir aku yeoja??! Dasar..
“Entah lah, aku pun bingung kau itu yeoja atau namja Oppa..” ejekku.
Yaaa!! Aiis, dasar, yeojachingu tak berperasaan..
“Hahaha, salahmu namja pecinta pink!!”
Yaaaa! Kau juga pecinta pink!
“Aku yeoja Oppa, jadi wajar saja kalau aku cinta pink.. Nah, kalau Oppa kan.. Hmm, namja atau yeoja ya..?” ledekku lagi.
Oke, akan kubuktikan padamu kalau aku itu laki-laki sejati,” balasnya.
“Hahahaha...” tawaku menggelegar, aku sampai sakit perut dibuatnya.
Aku setuju Hyuuung, buktikan kejantananmu!!” suara Eunhyuk Oppa lagi.
Aku juga setuju hyung!” sepertinya suara Kyu Oppa.
Bagus Sungmin-ah.. Hei, EunGi jangan remehkan kejantanan namja pecinta pink seperti kami ya!!” bisa kupastikan itu Heechul Oppa walaupun suaranya tidak jelas, siapa lagi member Super Junior pecinta pink selain Sungmin kalau bukan dia??
Yaa, sudah sudah! Kenapa jadi kalian yang ribut??
“Hahahaa..” aku tertawa sambil memegangi perutku, “Aigoo, sampai sakit perutku kalian buat..”
Kau menyebalkan EunGi..
“Hahaha, aiis Oppa, aku kan cuma bercanda..” bujukku, “Tidak peduli Oppa pecinta pink dan terkadang seperti yeo..ja, tapi aku tetap cinta kok!!”
EunGi-ya..
“Saranghae Oppa, bye!!!” teriakku lalu menutup handphoneku, lalu bersiap-siap keluar.
Aku memutuskan untuk makan siang di luar sebelum pergi ke Incheon untuk syuting MV MBLAQ, restoran China yang baru buka di sebelah gedung apartemenku sepertinya boleh juga dicoba.
“EunGi!!!” panggil seseorang saat aku baru saja masuk ke restoran itu.
“Oppa??” aku menatapnya tak percaya, Joon sedang memakai seragam pelayan dan berdiri di belakang meja kasir, pantas saja banyak sekali yeoja yang datang. “Sedang apa Oppa disini? Syuting?” tanyaku bingung lalu melihat sekeliling, tidak ada kamera.
“Jakkaman,” katanya lalu memanggil seseorang dari pintu dibelakangnya untuk menggantikannya. Joon oppa melepas topi pelayannya lalu menarikku naik ke lantai 3, lalu masuk ke salah satu privat room.
“Sendirian?” tanyanya begitu kami masuk, dia duduk berseberangan denganku.
“Hmm,” aku mengangguk, “Apa yang Oppa lakukan disini?”
“Hanya membantu,” jawabnya santai, lalu sepertinya memilih makanan karena kulihat dia sibuk menekan-nekan layar touch screen disampingnya, “Kau mau apa?”
“Best of the best,” jawabku santai, dia mengangguk-ngangguk, “So...?” tanyaku meminta penjelasan kenapa dia ada disini menggunakan baju pelayan selain hanya alasan ‘hanya membantu’.
“Ini restoran baru pamanku,” jelasnya, “Setelah lumayan sukses di China dengan restoran Korea’nya dia membuka restoran China disini.”
“Aah, dan menggunakan sedikit ‘kharisma seorang Joon’ untuk promosi awal...?” tanyaku menggunakan tanda kutip di kharisma seorang Joon’nya.
Dia menggeleng tak setuju, “SEDIKIT?” tanyanya, “Lebih tepatnya BANYAK ‘kharisma seorang Joon’, kau lihat sendiri kan yeoja-yeoja dibawah tadi?!”
“Well, yah, aku lihat..” jawabku.
“Dimana suamimu?” tanyanya, “Kalian masih bertengkar?”
Aku menggeleng senang, “Mana bisa dia lama-lama marah pada yeoja sebaik dan secantik aku..” Joon Oppa memasang ekspresi seolah-olah dia akan muntah dan mati ditempat mendengar jawabanku, aku terkikik geli. “Dia sedang syuting CF dengan yang lain.. Jadi aku makan sendiri deeh!”
“Heh? Memang kalian selalu makan berdua?” tanyanya terkejut.
“Tidak selalu sih, tapi sering..” jawabku, “Kalau Sungmin Oppa tidak bisa biasanya masih ada member lain yang menemaniku makan, aku benci makan sendiri Oppa..”
“Ooh, sekarang kan ada Joon Oppa!!” katanya sok imut sambil mengedip-ngedipkan matanya.
“Eeeuuw, jangan pernah seperti itu lagi Oppa!!” seruku menatapnya jengah, “Itu menjijikan..”
“Kalau Sungmin yang begitu kau pasti tidak akan bilang itu menjijikan kan?” tanyanya memasang wajah cemberut, “Tidak adil..”
“Sungmin Oppa tidak akan pernah seperti tadi,” jawabku.
“Kalau seandainya dia seperi itu bagaimana??” tanyanya menantang.
“Kalau Sungmin Oppa selalu ada pengecualian,” jawabku sambil cengar-cengir membuatnya menatapku sebal, “Aku sih selalu suka apa saja yang dilakukan Sungmin Oppa.. Apalagi mendengar suaranya saat dia berbicara, aku bisa saja mati kalau tidak ingat seandainya aku mati aku tidak akan bisa mendengar suaranya lagi..”
“Tapi aku tidak begitu suka kalau dia bernyanyi dengan nada-nada tinggi, telingaku iritasi dibuatnya...” lanjutku lagi membuat Joon Oppa tertawa, “Tapi kalau melihat dia memainkan gitarnya, ya Tuhan, aku bisa sampai bertanya-tanya kenapa bisa namja sesempurna dia diciptakan di dunia ini..”
“Ya Tuhaaan...” seru Joon Oppa tiba-tiba, “Kenapa bisa kau ciptakan yeoja gila seperti ini??”
“Oppaa!!” seruku kesal, dia hanya tertawa.
“Kau benar-benar mencintainya ya??” tanyanya, aku mengangguk mantap.
“Aku mencintainya sampai tahap aku tidak akan bisa hidup kalau tidak ada dia Oppa,” jawabku serius, “Dari hampir setahun yang lalu aku sudah menggantungkan hidupku padanya..”
Joon Oppa diam saja sambil menggelengkan kepalanya, tak lama pesanan kami datang. Well, restoran paman Joon Oppa ini benar-benar oke. Hampir saja aku menghabiskan semua makanan kalau tidak ingat berat badanku yang sangat cepat bertambah kalau aku makan banyak. Dan sebagai ‘teman dekat’ Joon Oppa, pamannya malah membiarkan kami makan gratis, Ahjussi Lee malah sempat menanyakan kapan Joon Oppa akan menikahiku, haduuhh.. -_-”

*

“OPPAAA!!!!” seruku kesal sambil berkacak pinggang menatap Sungmin Oppa yang masih tidur di tempat tidurnya.
Dia menatapku terkejut lalu berusaha duduk, “Wae?” tanyanya tak merasa bersalah.
“WAEEE??!!” aku memejamkan mataku berusaha meredam emosi, “Kenapa tidak memberi kabar?! Kenapa tidak mengangkat teleponku?! Kenapa tiba-tiba handphonemu mati?!” aku berhenti sebentar, “Kenapa tidak menjawabku Lee Sungmin??!”
“Akuu..” jawabnya pelan, “Aku ingin istirahat, boleh?”
Aku terdiam mendengar ucapannya. Oke, yeoja macam apa aku ini baru sekarang sadar kalau sepertinya namjachinguku itu sakit, wajahnya pucat sekali. “Oppa kau sakit?” tanyaku khawatir, dia diam saja masih duduk di atas tempat tidurnya.
Aku membungkuk sedikit, kutempelkan keningku ke keningnya yang sebenarnya membuat jantungku berdetak cepat, hembusan nafasnya diwajahku membuatku kepanasan. “Kau panas sekali Oppa,” gumamku kembali berdiri tegak, berulang kali aku menghela nafas menenangkan jantungku, kulihat wajahnya merah. “Sudah minum obat?” dia menggeleng, “Sudah makan?” dia menggeleng lagi, “Yaa, kau cari mati Oppa?!” seruku kesal.
“Kenapa tidak memberitahuku kalau Oppa sakit?”
“Aku kan bukan yeoja,” jawabnya membuatku bingung, “Aku bisa mengurus diriku sendiri, besok juga pasti sembuh..”
Aku menggigit bibir bawahku, ini akibat karena bercandaku kelewatan mengatakan dia seperti yeoja. Dia pasti tersinggung dan benar-benar marah sekarang, ottokhe??
“Kalau sakit, tidak peduli namja atau yeoja, pasti membutuhkan orang lain...” gumamku pelan berusaha menahan air mataku, ini benar-benar salahku. “Oppa tiduran saja lagi, aku masakkan bubur dulu..” ucapku lalu keluar dari kamarnya, aku tidak tahan berlama-lama menahan air mataku. Untung saja dorm sedang kosong pagi ini, cuma aku dan Sungmin Oppa, yang lain sedang memanfaatkan kesempatan langka di Minggu pagi, pergi gereja sama.
Aku memasak bubur untuk Sungmin dengan air mata yang terus menetes walaupun sudah beberapa kali berusaha mengingat kejadian lucu, salah satunya adegan Siwon Oppa menarik-narik Heechul Oppa agar ikut ke gereja tadi pagi, dasar aneh mereka itu! Tapi tetap saja rasa bersalahku menjalar-jalar memenuhi kepalaku.
“Yeoboo..”
Aku membeku seketika, tangan Sungmin Oppa melingkar dipinggangku dan bisa kurasakan nafasnya ditengkukku.  Jantungku semakin tak karuan saat dia menyandarkan kepalanya dibahuku. “Oppa..”
“Nyaman sekali..” gumamnya, “Setelah kita menikah nanti, aku pasti akan terus memelukmu seperti ini..”
“Oppa..” aku menggeliat berusaha melepaskan diri darinya tapi tetap saja dia memelukku kuat membuatku susah bernafas, suhu tubuhnya yang panas membuatku semakin sesak.
“EunGi-ya diam dulu,” suruhnya, “Aku ingin memelukmu lebih lama..”
“Oppa, kau bisa memelukku nanti selama apapun yang kau mau setelah bubur ini masak, kau makan, dan istirahat..” kataku, jantungku bisa lepas kalau begini terus. “Oppa..” rengekku. Akhirnya setelah mencium bahu kiriku yang membuatku seperti terkena sengatan listrik dia kembali ke kamarnya, aku bernafas lega. Ya Tuhan, apa-apaan si Sungmin babo itu!
“Oppa..!” panggilku sambil mengguncang tubuhnya, “Moko..” kutegakkan bantalnya lalu dia bersandar disitu. Aku menyuapinya dengan detak jantung yang sedikit berantakan, bagaimana tidak, dia menatapku hampir tanpa mengedipkan mata seolah-olah aku akan menghilang kalau dia menutup matanya walau hanya sepersekian detik. “Kenapa melihatku seperti itu Oppa?” tanyaku penasaran.
“Yeppo..” gumamnya sambil tersenyum.
“Yaa, Lee Sungmin baboya?!” repetku berusaha menutupi kegugupanku, “Bagaimana bisa kau baru menyadari kalau aku ini memang cantik?!”
“Wajahmu merah tau..” ledeknya, “Tambah manis..” tambahnya lagi, rasanya aku sudah meleleh sekarang, ah ya Tuhan, suaranya itu, aku suka sekali..
“Apa sih Oppa!” gerutuku, “Kau..” aku terdiam, dia, bibirnya mengunci bibirku, ya Tuhan.. kenapa dia menciumku?! Si bodoh ini walaupun sakit kenapa masih bisa mencium sehebat ini?! Dasar!
Perlahan tanpa kusadari aku mebalas ciumannya, membiarkan lidahnya bermain bebas dimulutku. “Oppa!” aku menghentikan ciuman kami setelah kurasa tangannya sudah cukup liar bermain ditubuhku. “Kau.. minum obat!” Dia tersenyum lalu mengambil obat dari tanganku dan meminumnya, aku mengibas-ngibaskan tanganku didepan wajahku, kenapa hari ini panas sekali sih?!
“Sebentar lagi tanggal 16 kan..?” katanya sambil menarik tanganku mendekat padanya, aku duduk disampingnya, dia menyandarkan kepalanya dibahuku, “Kau mau apa?”
“Hmm.. aku mau.. Oppa!” jawabku.
“Jinca?” tanyanya terkejut, aku mengangguk, “Kau menginginkanku?” tanyanya lagi dan aku megangguk lagi, “Seutuhnya?” tanyanya melihatku dengan senyum genit.
“Yaaa!!” aku menjitak kepalanya, “Jangan berpikir yang aneh-aneh Oppa..!!” repetku, “Aku cuma mau kau menemaniku satu harian tanggal 16 nanti, tidak boleh ada yang mengganggu! Cuma aku dan Oppa, oke??”
“Oke!!” serunya semangat lalu menarikku kepelukannya, “Kita ke Jeju ya tanggal 16 nanti..”
“Hmm,” aku mengangguk, “Tanggal 16 pagi kita ketemu di Jungmun Resort..”
“Eh? Nggak barengan ke Jejunya?” tanyanya bingung.
“Aku syuting MV Oppa tanggal 15’nya, jadi uda di Jeju deluan..” jelasku, “Atau Oppa ikut aku tanggal 15?”
“Tanggal 15 ya..” dia mengambil handphonenya melihat jadwal, “Aku usahain deh..”
“Hmm..” aku mengangguk, “Oppa gak marah lagi?”
“Marah?”
“Tadi Oppa marah kan?” tanyaku melepas pelukannya.
“Hmm..” dia mengangguk, “Memang aku seperti yeoja ya?”
Aku menggigit bibir bawahku, “Hmm.. sedikit sih.”
“Jinca??!”
“Jangan marah lagii..” rengekku mendengar suaranya meninggi, aku langsung memeluknya. “Sebenarnya bukan seperti yeoja sih, tapi tingkah Oppa yang lembut seperti keibuan dan ditambah Oppa suka pink jadi yah, begitulah..”
“Jadi kau mau aku berubah?”
“Aniyo!!” seruku cepat, “Justru kalau Oppa berubah mungkin aku tidak akan menncintaimu lagi..” sambungku, “Aku suka Lee Sungmin seperti ini, jangan pernah berubah.. Dan lain kali kalau Oppa sakit harus kasih tau aku, jangan buat aku khawatir seperti tadi lagi..”
“Ara..” jawabnya pelan, “EunGi-ya..”
“Hmm?”
“Hubunganmu dengan Joon bagaimana?” tanyanya membuatku terkejut.
“Bagaimana apanya?”
“Kalian dekat kan? Ja..”
“Oppa, jangan bilang kau cemburu??!” potongku, “Ayolah Oppa, sudah berapa kali kubilang kalau aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Joon Oppa. Aku sudah menganggapnya Oppaku sendiri seperti Oppadeul Super Junior yang lain..”
“Oh, mian..” katanya lagi-lagi dengan suara pelan, “Hanya saja, kalau kau bahagia dengan Joon, aku.. mungkin akan berusaha melepasmu..”
“Oppa..” gumamku shock mendengar ucapannya, “Kau tidak akan meninggalkan aku kan?”
“EunGi-ya..”
“Jawab aku!!” seruku cepat, “Kau tidak akan meninggalkan aku kan??!” tanyaku mulai frustasi, kenapa dia berkata seperti itu?! “Kau harus berjanji tidak akan pernah meninggalkan aku, melepasku, atau.. atau..”
“Ne,” jawabnya cepat, “Aku tidak akan pernah melepaskanmu EunGi-ya..”
“Tapi.. kenapa Oppa berkata seperti tadi?” tanyaku penasaran.
“Karena sepertinya Joon sudah mulai menggantikan posisiku..” jawabnya membuatku bingung. “Dia menemanimu makan..”
“Darimana Oppa tau?!”
“News travel so fast..” jawabnya sambil mengeluarkan sebuah tabloid terbitan semalam. Setelah membuka beberapa halaman, disodorkannya tabloid itu padaku dan bisa kulihat dengan jelas beberapa foto saat aku dan Joon di restoran China milik paman Joon. Foto saat Joon menarik tanganku ke atas dan saat keluar dari restoran itu, ditambah sedikit kalimat dari Ahjussi Lee, paman Joon, “Aku sudah menanyakan kapan mereka akan menikah, mereka hanya tertawa saja, kupikir mereka cocok sekali. Aku senang Joonnie membawa pacarnya ke restoran baruku..
“Ini bisa kujelaskan Oppa..” kataku sedikit khawatir, tidak menyangka bakalan ada berita seperti ini.
“Aku memang menunggu penjelasanmu Sayang..” jawabnya dengan nada yang tidak bisa kujelaskan, antara kesal dan tidak percaya sepertinya.
“Kau tau restoran ini dimana Oppa?” tanyaku membuatnya bingung, tapi dia menggeleng saja, “Ini disamping gedung apartemenku Oppa.. Setelah tau kau tidak bisa menemaniku makan, aku memutuskan untuk makan di restoran terdekat saja sebelum ke Incheon,” jelasku, “Ternyata itu restoran paman Joon Oppa dan dia sedang membantu acara opening restorannya, jadi kami makan bersama, Oppa tau kan aku benci makan sendiri..?”
Dia hanya mengangguk dengan ekspresi datar.
“Oppa percaya padaku kan?” tanyaku skeptis.
“Hmm..” dia mengangguk lagi.

*

“Sabar Lee Sungmin..” gumamku pada diriku sendiri untuk ke sekian kalianya sambil mengepal telapak tanganku.
Ini kedua kali aku merasa seperti pecundang memandangi yeojachinguku dari jauh sedang dicumbu dengan namja lain. Aku tau ini hanya akting, hanya untuk keperluan MV, tapi aku benar-benar cemburu. Memang tidak ada ciuman bibir seperti sebelumnya, tapi dia memeluk EunGi’ku dari belakang, menciumi lehernya, tertawa bersamanya.. Itu, itu harusnya tempatku, cuma aku yang boleh begitu dengan EunGi!!
Aku menatap mereka nanar dari dalam mobil, EunGi’ku tidak lagi mempermasalahkan kalau mereka harus mengulang adegan itu, tidak seperti dulu saat dia benar-benar kesal pada Joon karena harus mengulang adegan ciuman. Apa dia sekarang sudah merasa nyaman dengan Joon? Apa dia mungkin.. mulai menyukainya?
Aku mengantukkan kepalaku ke stir mobil, menutup mataku dan menghirup udara dalam-dalam. Kalau begini jadinya aku benar-benar menyesal harus ikut dengan EunGi ke Jeju sekarang!! Ani, ani, aku tidak boleh menyesal. Kalau aku tidak ikut hari ini aku tidak akan tau apa yang terjadi antara EunGi dan Joon..
Kupandangi kotak kecil yang tadi kulempar ke kursi sebelah sangkin kesalnya, kuambil lagi kotak itu dan membukanya. Cincin emas berlian yang sudah sebulan lalu kubeli langsung tampak dari kotak itu. Aku tersenyum membayangkan dia memakai cincin itu di jari manisnya. Aku sudah tidak sabar menunggu hari itu...
Oppa odiseo?” suara EunGi begitu aku menerima panggilan di handphoneku, dia ini memang jarang sekali mengucapakan ‘yoboseyo’, “Masih menungguku di tempat tadi?
“Ne,” jawabku, “Waeyo?”
Hmm..” dia diam sebentar, “Sepertinya aku tidak bisa pulang dengan Oppa nih, MBLAQ mengundang aku dan kru-kru untuk makan malam bersama..
“Aiish~!” umpatku kesal, apa dia lupa kalau aku sudah menunggunya berjam-jam disini hanya untuk makan malam bersamanya? Memang sih ini masih tanggal 15, tapi kan dia sudah janji untuk makan bersama!!
Hmm, kalau begitu.. aku tolak saja ya Oppa..” sambungnya lagi, sepertinya dia khawatir aku marah, “Oppa tunggu ak..
“Ya sudah lah,” potongku, “Tidak baik kalau kau tidak ikut makan bersama mereka, itu kan perayaan selesai syuting MV..”
Tapi Oppa..
“Gwaenchana,” jawabku yang sebenarnya tak rela, “Jangan pulang terlalu malam tapi ya..”
Tapi..
“Aku tunggu di hotel!” potongku lagi lalu menutup handphoneku, aku menghela nafas panjang lalu menjalankan mobilku menuju Jungmun Resort, hari sudah mulai gelap.
Aku memandang makananku tidak berselera, kulihat beberapa yeoja yang dari tadi sibuk melihatku sambil berbisik-bisik dan terkikik seperti menghina kesendirianku ditinggal yeoja’ku makan sendiri. Kuambil handphoneku dan kembali berusaha menghubungi EunGi.. Hasilnya sama saja, dia tidak menjawab panggilanku, menyebalkan!!
Kulirik jam tanganku, sudah jam 10 dan dia belum ada tanda-tanda kembali. Heehh, aku menghela nafas untuk ke sekian kali, kuputuskan untuk kembali ke kamarku. Tak lupa aku tersenyum pada yeoja-yeoja yang dari tadi melihatku, mungkin saja kan mereka ELF..
Satu jam sudah berlalu sejak aku masuk ke kamarku. Entah apa saja yang kulakukan, mengganti-ganti chanel TV, mondar-mandir mengitari kamarku, beribu kali berusaha menelepon EunGi walaupun tetap tidak mendapat jawaban, dan sekarang aku baru selesai mandi, tiba-tiba menjadi gerah membayangkannya sedang dengan Joon sekarang..
Setelah beberapa lama berpikir, akhirnya kuputuskan untuk menunggu di kamarnya saja. Kebetulan satu kunci kamarnya dia berikan padaku, jadi aku bisa langsung tau jika dia sudah kembali ke kamarnya..

*

“Oppa sampai disini saja..” kataku begitu pintu lift terbuka.
“Kau yakin?” tanyanya masih menahan lift terbuka, “Biar aku antar sampai kamarmu, aku kan harus memastikan dongsaengku ini selamat sampai kamarnya..”
“Kamarku itu kok,” kataku sambil menunjuk kamarku yang berjarak 3 kamar dari lift.
“Hmm.. baiklah,” katanya akhirnya, “EunGi-ya, gomawo!”
“Aiish, itu kan sudah pekerjaanku Oppa..” balasku.
“Ya, dan kau melakukannya dengan sangat baik.. Makanya syutingnya bisa cepat selesai seperti ini” katanya lagi sambil tersenyum, “Dan sampaikan maafku ke suamimu karena sudah membuatmu minum minuman soda tadi.. Hehehe. Aku yakin dia pasti bakalan marah besar..”
“Tenang saja, aku tidak akan memberitaunya,” jawabku lalu tertawa.
“Aigoo, gadis nakal!” serunya pura-pura marah, “Kalau kau tidak memberitaunya, biar aku yang beritau...”
“Aiish, Oppa..” rengekku, “Kau tega dongsaengmu ini digigit olehnya?” tanyaku sok serius membuatnya terbahak-bahak lalu mengacak rambutku.
“Kekeke.. Ya sudah, aku pulang ya..” ucapnya, aku mengangguk lalu dia mencium keningku, “Good night Shin Eun Gi!!!” serunya sambil mengedipkan matanya lalu pintu lift pun tertutup.
Aku berjalan menuju kamar Sungmin dan perasaan tak enak’ku muncul lagi, apa Sungmin marah ya?? Kuurungkan niatku ke kamarnya, sepertinya lebih baik besok saja aku minta maaf lagi.. Walaupun tadi dia mengijinkan, tetap saja aku jahat sekali meninggalkannya sendiri padahal aku yang mengajaknya kesini.
Baru saja aku akan menutup pintu kamar hotelku, tiba-tiba seseorang menerjangku ke belakang, mendorongku ke tembok. “Oppa..??!!” pekikku kaget saat menyadari siapa laki-laki yang mendorongku dan dia langsung menciumku kasar.
“Oppa andwee!!” teriakku saat dia melepas paksa coat’ku sambil tetap menciumi leherku. Ottokhae?! Kenapa dia seperti ini??
Sungmin oppa tidak memperdulikan teriakanku, semakin aku mendorongnya berusaha melepaskan diri semakin dia memelukku erat, menciumku panas. Ottokahe??? Kalau semakin lama seperti ini aku takut pertahananku bisa runtuh..
“Kau milikku EunGi-ya...” bisiknya disela-sela ciumannya, membuatku bergidik. “Bibirmu..” ucapnya lalu mencium bibirku, “Matamu.. Pipimu.. Telingamu...” aku menggeliat saat dia menggigit telingaku, “Lehermu.. hanya aku yang boleh memilikimu..”
“Aku tau Oppa, keumanhe.. ah..” dia menghisap leherku, “Keumanhe..” ucapku lagi saat dia melepas paksa kemejaku, beberapa kancing atas’ku lepas, tangan dan bibirnya langsung menuju daerah dadaku.
“Oppa!!” pekikku saat dia membuat kiss mark di dadaku yang masih tertutup bra. Sungmin mengangkatku dan menjatuhkanku ke ranjang besar dengan seprai putih bersih bersamaan dengan dentang jam yang menunjukkan sudah jam 12, sudah tanggal 16..
“Shin Eun Gi..” ucapnya yang sudah menindihku, aku terkesiap mendengarnya, jantungku semakin tak karuan, “Marry me..” sambungnya mengambil tangan kananku dan memasangkan cincin emas ke jari manisku tanpa menunggu jawabanku, perasaanku bercampur aduk, jantungku seperti sudah lepas dari tempatnya. Dia mencium tangan kananku lalu menatapku, “Be mine forever..”
Aku menatap matanya yang menatap lurus ke mataku, aku rasa pertahananku sudah runtuh sepenuhnya, “I’m all yours..” jawabku pelan sambil menarik kerahnya lalu menciumnya...

Aku terbangun saat merasa silau karena seberkas sinar matahari menembus masuk menyinari wajahku, rasanya badanku capek sekali. Kulihat diriku hanya memakai kemeja putih Sungmin semalam, sementara pakaianku sendiri berserakan di bawah ranjang disampingku, Sungmin sudah tidak ada disampingku. Aku tersenyum melihat cincin di jari manis kananku dan terdiam sendiri melihat sebercak noda merah di seprai putih kamar hotelku, dia sudah memilikiku sepenuhnya...
Saat akan mengambil pakaianku dari lantai, kulihat sebuah kertas dan sekaleng susu coklat di atas meja disampingku.

Gomawo EunGi, you’re damn hot! ^ ^
Can’t wait to meet you yeobo..
Temui aku di Teddy Bear Museum jam 10..
Saranghae!! :)

“Damn hot??” ulangku, “Cih, menggodaku Lee Sungmin?!” rutukku, tapi mau tak mau aku tersenyum juga, “Jam 10? Ah, harus cepat-cepat, malah nggak enak badan lagi..” keluhku, kuambil susu cokelat kaleng yang sepertinya sudah memanggil-manggilku untuk meminumnya. Ku baca lagi note itu..

PS. Masih ingat susu cokelat ini?

“Tentu saja aku ingat bodoh..” gumamku teringat saat pertama kali aku bertemu dengannya di Jungmun Resort ini juga, memberikan sekaleng susu cokelat untuknya, aku jadi tersenyum lagi.
Aku segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke Teddy Bear Museum, sudah jam setengah sembilan. Buru-buru aku masuk ke bus yang memang disediakan untuk tamu menuju tempat-tempat yang biasa dikunjungi di Jeju, salah satunya Teddy Bear Museum, bus ini sepi sekali, hanya ada aku dan dua orang barat yang duduk dibelakang. Ah, lama sekali bus ini, batinku saat melihat jam tanganku sudah hampir jam 10, perasaanku jadi resah tak karuan.
Tiba-tiba bus yang kutumpangi berhenti, kulihat didepan sepertinya ada keramaian entah apa. Seorang namja masuk ke bus kami, sepertinya aku mengenali namja ini.
“Oppa??” pekikku kaget, “Yonghwa Oppa??!!”
“Eun-ah??!!” pekiknya tak kalah kaget melihatku, dia langsung duduk disampingku yang kebetulan kosong dan memelukku erat, “Bogoshipoyo.. Sudah lama sekali kita tidak bertemu!”
“Hmm, aku juga merindukanmu..” jawabku melepas pelukannya, “Ada apa di luar Oppa? Sepertinya ramai sekali..”
“Oh, tadi ada tabrakan,” jawabnya, seketika jantungku berdegup kencang.
“Apa ada korban Oppa??” tanyaku panik, “Apa dia tidak apa-apa??” Aku melihat keluar jendela saat bus yang kami tumpangi mulai berjalan lagi, perasaanku benar-benar tak enak saat melihat bekas darah di jalan yang sepertinya darah korban tabrakan itu. Aku yang jelas-jelas seorang mahasiswi fakultas kedokteran merasa tidak berguna jika tidak menolong saat ada kecelakaan seperti ini.
“Sudah dibawa ke rumah sakit tadi, sepertinya namja dua atau tiga orang. Oppa juga tidak begitu jelas tau, hanya mendengar dari orang-orang disitu tadi..” jawab Yonghwa oppa, “Kau sedang apa disini?”
“Oh,” gumamku masih dengan perasaan tak enak, “Aku, hmm..” aku tersenyum, kenapa aku jadi malu-malu sendiri??
“Kencan ya?” tanyanya tepat sasaran, aku mengangguk pelan. “Jadi kau benar-benar berpacaran dengan Joon??”
“Ehh??” aku melongo dibuatnya, kenapa Joon??
“Sudah lah mengaku saja, Oppa sudah lihat beritanya kok..” sambung Yonghwa oppa lagi, “Aku rasa dia baik.. Yah, setidaknya lebih baik dariku, tidak akan meninggalkanmu..”
“Oppa..” gumamku canggung dengan pembicaraan ini.
“Kau juga harus bahagia Eun-ah, sama seperti saat kau menyuruhku untuk bahagia bersama Seohyun..” Yonghwa oppa tersenyum, tapi kenapa aku merasa ada kesedihan di senyumannya, “Oh iya, berapa nomor handphonemu?” tanyanya sambil mengeluarkan handphonenya, “Jangan mentang-mentang kau jadi artis besar lalu melupakanku dong..” guraunya.
“Aiish, Oppa! Mana mungkin aku melupakanmu, kau kan Oppaku..” jawabku lalu kami bertukar nomor handphone.
“Hmm, kau tidak boleh melupakanku, siapa tau nanti Oppa butuh bantuanmu menjadi model MV..” ucapnya.
“MV?” tanyaku bingung.
“Hei, memangnya kau saja yang boleh jadi artis??” ejeknya, “Aku juga mungkin sebentar lagi debut di Korea..”
“Band indie Oppa?” tanyaku semangat, dia mengangguk tak kalah semangat.
“Tapi tidak dengan Kwang Jin lagi..” jelasnya sedikit sedih.
“Waeyo?” tanyaku penasaran, “Jadi siapa bassist’nya?”
“Jungshin, dia member baru..”
“Hmm, kau harus mengenalkannya padaku Oppa!” pintaku yang memang sudah dekat dengan teman-teman satu band Yonghwa oppa, Jonghyun, Minhyuk, dan Kwang Jin..
Dia mengangguk, “Akan aku kenalkan, tapi jangan jatuh cinta padanya ya, bisa gawat nanti aku dibunuh pacarmu.. Hahahaha.”
Aku mencubit lengannya gemas, “Oh iya, Seohyun Onnie bagaimana?”
Mendadak wajahnya muram lagi, “Dia sudah tenang dan bahagia disana..” jawabnya sambil menatap langit dari jendela disampingku, aku mengangguk mengerti, Kim Seohyun, istri Yonghwa Oppa memang sudah lama sakit parah. “Eun-ah, kau sakit ya? Kenapa pucat sekali..?” tanya Yonghwa Oppa tiba-tiba.
“Ah, benarkah?” tanyaku kaget, “Mungkin aku kecapekan dan lagi semalam aku minum soda..”
“Soda? Ada apa dengan  soda?” tanyanya bingung, aku baru ingat kalau dia tidak tau dokter sudah melarang keras aku minum soda karena kesehatan hati dan ginjalku, yang tau kan Sungmin oppa..
“Ah, ani, ani.. Tidak apa-apa, hmm, pasti wajahku tidak cantik ya pucat begini..” jawabku mengalihkan pembicaraan, aku malas membahas tentang minuman soda yang tak bisa lagi kuminum, itu menyebalkan.
“Kau tetap cantik kok..” pujinya membuatku tersipu, kupukul lengannya pelan.
“Ah, aku sudah sampai,” ucapku begitu melihat Teddy Bear Museum.
“Disini?” tanya Yonghwa oppa saat bus berhenti, aku mengangguk, “Sampaikan salamku pada pacarmu ya.. Lain kali kenalkan aku!” aku mengangguk lagi lalu turun dari bus.
“Eun-ah..” panggilnya lagi, “Saengil chukae!!” teriaknya saat pintu bus akan tertutup lalu dia melambaikan tangannya saat bus sudah mulai berjalan, aku balas melambai, “Gomawo,” ucapku tanpa suara, sepertinya dia bisa menangkap apa yang kuucapkan karena setelah itu Yonghwa oppa mengangguk lalu bus pun berbelok menghilang dari pandanganku.
“Aku terlambat hampir setengah jam, pasti nanti Sungmin Oppa mencerewetiku,” gumamku sambil masuk ke museum itu, sepi sekali hari ini karena memang bukan hari libur, hanya beberapa wisata asing yang datang. Aku berkeliling gedung itu tapi tidak menemukan Sungmin, beberapa kali kucoba menghubunginya tapi handphone’nya tidak aktif.
Aku terduduk lemas dibangku luar gedung museum itu, “Apa mungkin Oppa sudah pulang ya?” tanyaku pada diri sendiri, tapi mana mungkin dia meninggalkanku tanpa kabar begitu, atau another surprise??
Tiba-tiba aku merasa pusing dan perutku sakit, ah, seharusnya aku makan dulu tadi. Kalau tau Oppa terlambat begini kan aku tidak hanya akan minum sekaleng susu cokelat, batinku. Aku melirik jam’ku hampir mati bosan, sudah berapa lama aku menunggu ya?? Kucoba menelepon Sungmin Oppa lagi, hasilnya sama saja, nihil..
Aku berkeliling sekali lagi, sudah hampir jam 3, kemana sih dia?!! Ini sih namanya bukan menghabiskan satu hari bersama, rutukku dalam hati sambil melempar handphoneku kesal. Ulang tahunku kenapa sih selalu buruk begini??? “Aku benci Sungmin Oppa..” gumamku lirih, air mataku sudah jatuh, perasaanku benar-benar tak enak, marah, kecewa, benci, sedih, khawatir, takut, semua bercampur ditambah badanku yang sepertinya mulai panas benar-benar membuatku gila. Aku duduk lagi dibangku tadi, aku terus menunggu Sungmin Oppa yang tak kunjung datang, aku tak tau sudah berapa lama aku menunggu sampai aku lelah dan mengantuk. “Kenapa Oppa meninggalkanku? Oppa kan sudah berjanji tidak akan meninggalkanku..” gumamku tak mampu menahan air mataku lagi, sebelum aku kehilangan kesadaran dan pandanganku mulai menghitam...

****

2 tahun kemudian...

“EunGi-ya gaunmu untuk besok sudah beres?” tanya Joon begitu melihat EunGi yang sedang duduk santai di sofa sambil menonton TV.
“Hmm,” EunGi mengangguk, “Oppa darimana?”
“Mengambil jas’ku..” jawab Joon lalu duduk disamping EunGi, “Besok.. Super Junior diundang, tak apa kan?”
EunGi tidak mengalihkan matanya dari TV tapi tak bisa dipungkiri perasaannya tak menentu saat mendengar nama boyband ‘Super Junior’, “Tentu saja tidak apa-apa Oppa, memangnya kenapa dengan  mereka?” tanya EunGi berpura-pura tak acuh.
“Kau masih mengingat dia?” tanya Joon membuat EunGi terdiam, “Masih mengingat Sung...”
“Keumanhe Oppa,” potong EunGi, “Besok hari bahagia, jangan mengingat-ngingat dia lagi.. Membuat mood rusak saja!”
“Mian,” ucap Joon merasa bersalah.
EunGi hanya mengangguk sedikit lalu mengganti chanel TV, “Lihat Oppa, acara semalam..” ucap EunGi mengalihkan pembicaraan, Joon ikut memperhatikannya.

“Siapa yeoja beruntung itu Joon-ssi? Kenapa tidak memberitaukannya kepada kami..?” tanya MC sebuah acara yang bintang tamunya Joon MBLAQ.
Joon hanya tersenyum malu-malu, “Kalian akan tau nanti saat acara pertunangannya,” jawabnya.
“Apa benar yeoja itu Shin EunGi?” tanyanya lagi.
“Shin EunGi yang pernah menjadi model MV MBLAQ itu?” tanya MC yang lain, kali ini seorang namja, “Aku dengar dia menyelesaikan kuliah spesialisnya di Jerman..”
“Ne, dia memang kuliah di Jerman, tapi sudah selesai dan sekarang dia di Seoul..” jawab Joon.
“Ah, jadi benar calon tunanganmu itu EunGi?” tanyanya lagi.
“Eh? Aku tidak bilang begitu kok..” jawab Joon salah tingkah, yang lain hanya tertawa saja.
“Oh iya, aku dengar EunGi itu sebenarnya orang Indo.. Indonesia ya?” tanya MC nya lagi.
“Ne, dia ikut progran double degree dari kuliahnya di Indonesia untuk kuliah di Korea..”
“Tapi kenapa dia menghilang saat namanya tengah bersinar dua tahun lalu?” MC semakin penasarann.
“EunGi itu bekerja di dunia hiburan hanya untuk menyalurkan hobi dan membiayai dirinya selama tinggal di Korea.. Dua tahun lalu EunGi menamatkan kuliahnya jadi dia tidak punya alasan lagi untuk menetap bekerja disini, apalagi dia dapat beasiswa spesialis ke Jerman.  Jadi setelah menyelesaikan filmnya, dia pindah ke Jerman..” terang Joon.
“Film yang lawan mainnya kau kan Joon-ssi?” tanya MC, Joon hanya mengangguk.
“Setelah selesai dari Jerman kenapa EunGi tidak kembali ke Indonesia?”
“Aigoo, kau ini, tentu saja karena tunangannya ada di Korea maka dia kembali ke Korea..” jawab MC yeoja’nya semangat, semua orang jadi tertawa dibuatnya.
“Keunde, kenapa kita jadi membicarakan EunGi?” tanya Joon sedikit jengah ditanyai masalah EunGi terus.
“Ah, iya ya..” salah satu MC menepuk jidatnya, “Tapi aku benar-benar penasaran dengan yeoja calon tunanganmu.. Kalau begitu kita telepon saja seseorang yang bisa memberi informasi!!”
“Nugu? Nugu?” tanya MC yeoja semangat.
“Jakkaman..” ucap MC namja, “Yoboseo..”
Yoboseyo...” suara seorang yeoja terdengar di studio.
“EunGi-ya..?” tanya Joon sedikit terkejut.
Ne, nuguya?
“Annyong, EunGi-ssi.. Ini dari acara Kpop Talk dengan saya MC Yong..”
Oh, annyonghaseyo Yong-ssi.. Weniriseyo?
“Hmm, karena hari ini bintang tamu kami Joon MBLAQ dan berita pertunangan Joon sedang ramai dibicarakan, kami ingin sedikit informasi dari anda..” jelas MC Yong lagi.
Oh, informasi? Informasi apa? Apa Joon Oppa ada disitu?
“Ne, dia disini..
“Ne, EunGi-ya.. Waeyo?” potong Joon.
Ah, ani, ani, hanya ingin memastikan Oppa..
“EunGi-ssi..” panggil MC yeoja.
Ne?
“Apa benar yeoja calon tunangan Joon itu anda?”
Terdengar suara EunGi terkikik, “It’s a secret..” jawaban EunGi membuat seluruh orang yang ada di studio kecewa, kecuali Joon.
“EunGi-ssi, kami dengar kau baru saja pulang dari Jerman ya?” tanya MC Yong.
Oh, ne, aku baru sampai di Seoul 3 hari lalu..
“Untuk pertunanganmu dengan Joon ya?” tanyanya lagi.
Ahahaha.. Ani, ani, aku kan sudah menyelesaikan kuliahku di Jerman jadi aku kembali ke Seoul..
“Apa kau akan kembali ke dunia hiburan lagi?” tanya MC yeoja penasaran.
Ah, aku belum berpikir untuk kembali. Lagi pula aku sudah menjadi dokter sekarang,  jadi seperti tidak mungkin untuk kembali..
“Aah, padahal aku suka sekali film’mu dengan Joon dua tahun lalu, aktingmu bagus dan film itu mendapat award kan..” sambungnya lagi.
Oh, hehehe, gomawo.. Itu juga karena cerita Romance d’Amour dan pengarahan yang baik..
“Aigoo, baik sekali..” gumam MC Yong.
“Ah, EunGi-ssi ini benar-benar orang yang humble, aku jadi semakin kagum..” sambung MC yeoja.
Ahaha, biasa saja..


“Keuman Hyung!!” sergah seorang namja sambil menutup notebook yang menayangkan siaran streaming acara Kpop Talk dengan bintang tamu Joon itu, “Aku muak melihatmu 3 hari ini begini terus!!” sambungnya.
“Sungjin Oppa..” tegur seorang yeoja masuk ke kamar itu, namja yang tadi marah itu mendengus lalu keluar dari kamar, “Gwaenchana?”
Namja yang terbaring seperti mayat hidup di ranjang itu hanya mengangguk lemah menatap notebook itu nanar.
“Moko..” ucap yeoja itu hendak menyuapkan makanan tapi ditolak oleh namja itu, “Oppa! Kau tidak akan sembuh kalau tidak makan.. Kondisimu buruk sekali 3 hari ini Oppa, kau tidak mau terapi, mengurung diri terus disini, apa kau tidak kasihan dengan Ahjuma dan Ahjusi??!! Aku dan Sungjin pun sangat khawatir dengan keadaanmu, jangan begini terus Oppa...” cerca yeoja itu mulai emosi.
“Keluarlah Hyojun-ah, aku ingin sendiri..” ucap namja itu pelan dengan tatapan kosong.
“Oppa..”
“Jebal Hyojun-ah,” pintanya lagi.
“Sungmin Oppa..”
“Aku ingin sendiri,” ucap Sungmin pelan lalu berbalik memunggungi Hyojun.
“Kalau tau begini aku tidak akan setuju denganmu dulu itu Oppa, kau bahkan tidak bisa hidup tanpa dia..” ucap Hyojun sedih.
“Aku bisa Hyojun-ah, asalkan dia bahagia..”
“Apa selama dua tahun ini kau pikir kau hidup Oppa??!” seru Hyojun geram, “Bahkan hanya karena mendengar kabarnya 3 hari yang lalu kau sudah seperti ini.. Kau tidak bisa hidup tanpanya Oppa..”
“Aku tidak mau dia menderita Hyojun-ah..”
“Tapi..”
“Sudahlah, aku ingin istirahat,” potong Sungmin.
“Seandainya dia masih mencintaimu, dia tidak akan menderita hanya karena kau lumpuh Oppa..” gumam Hyojun pelan sambil menghapus air matanya lalu meninggalkan Sungmin yang terpaku mendengar kenyataan itu disebutkan lagi didepannya, dia lumpuh, kakiknya tidak bisa menopang tubuhnya lagi, tidak bisa dia gerakkan. Tak terasa air mata yang dari tadi ditahannya mengalir keluar, bayangan wajah yeoja yang dicintainya itu kembali menghantuinya...


No comments:

Post a Comment