November 13, 2013

All My Heart V


“Ani, maksudku.. posisi nomor satu sebagai namja yang ada di hati EunGi, bukan sebagai Oppa’nya..” jelas Yonghwa oppa membuatku terdiam.
“Ah, kalau itu kau tanyakan sajalah langsung pada EunGi,” jawab Joon oppa cepat, “Hmm, aku lupa tadi aku ada janji menghubungi EunJi! EunGi-ya, aku pinjam kamarmu yaa, kalian lanjutkan saja berdua...” sambungnya lagi lalu masuk ke kamarku.
Apa-apaan namja tengik itu, beraninya dia meninggalkan kami setelah menciptakan suasana yang canggung seperti ini! Aigoo, apa yang harus kukatakan? Ottokhae?! Ottokhae?!!


PART 5

“Ah, itu.. itu..” kataku terbata-bata, bingung mau menjawab apa.
“Aniyo, tidak usah dijawab sekarang EunGi-ya, take your time to think..” potong Yonghwa oppa, diacaknya rambutku pelan, aku lega sekali rasanya.
“Kita jadi pergi Oppa?” tanyaku langsung mengalihkan pembicaraan, “Kau bilang mau belanja keperluanmu kan..”
“Ah, itu, tadi Minhyuk bilang dia yang akan belanja,” jawab Yonghwa oppa, “Bagaimana kalau hari ini kita ke taman bermain? Ajak Joon dan Eunji juga..”
“Taman bermain??” tanyaku heran, sejak kapan Yonghwa oppa suka ke taman bermain?
“Hmm,” gumam Yonghwa oppa sambil mengangguk, “Sudah lama aku tidak kesana, kau juga kan?”
Aku mengangguk, “Hmm, baiklah, aku ajak Joon oppa dulu..” jawabku lalu pergi ke kamarku untuk mengajak Joon oppa.

“Hwaaaa...” teriakku dan Eunji kesenangan begitu kami sampai di taman bermain, benar-benar sudah lama tidak kesini, terakhir kali aku kesini sudah berapa tahun yang lalu bersama.. ah, sudahlah lupakan!
“Hmm, inilah susahnya kalau kita pergi dengan artis EunGi-yaa..” keluh Eunji melihat Joon oppa dan Yonghwa oppa sibuk menutup-nutupi wajah mereka.
Aku terkikik geli, “Heehehehe, sudahlah Eunji kau terima saja nasibmu punya calon suami orang terkenal seperti itu..” kataku membuat Eunji memutar bola matanya.
“Waah, bianglala!!” pekik Eunji senang, “Ayo kita naik ituuu!!” katanya bersemangat langsung menarik Joon oppa sambil berlari-lari kecil.
Aku dan Yonghwa oppa berjalan santai mengikuti mereka, beberapa orang yang kami lewati sibuk melihat kami sambil berbisik-bisik, sepertinya mereka tau kalau namja yang sedang menggandeng tanganku ini adalah leader CN. Blue.
Aku dan Yonghwa oppa duduk berdua dalam diam, perlahan bianglala itu berputar. Aku memandang pemandangan kota Seoul dengan kagum, sudah 2 tahun aku meninggalkan kota ini, juga meninggalkan kenangan itu, tapi entah kenapa kenangan-kenangan itu seakan tak mau lepas dari ingatanku.
Tanpa sadar aku tersenyum sendiri mengingat kencan pertamaku dengan namja itu, kami pergi ke taman bermain ini. Dan di bianglala ini kami hampir saja berciuman, kalau saja saat itu bianglala ini tidak macet.

“Oppa, ini sih namanya bukan kencan..” gerutuku pada Sungmin oppa yang sedang mengatur nafasnya, kami bersembunyi di dalam sebuah gua di taman bermain yang menjadi tempat pilihan kami untuk kencan pertama kami.
Sungmin oppa mengintip keluar dengan wajah khawatir, dari tadi kami dikejar-kejar oleh Elf karena penyamaran Sungmin oppa terbongkar.
“Mianhae EunGi-ya..” jawabnya kembali menatapku, “Aku tidak tau akan begini jadinya, mian..” sambungnya lagi, dia benar-benar menyesal sepertinya.
Aku hanya bisa tersenyum, bagaimana pun ini kencan pertama kami, mana mungkin aku merusaknya dengan marah-marah tak jelas. Sungmin oppa berusaha mencari waktu untuk kencan kami saja aku sudah senang, mengingat jadwalnya yang padat itu.
“Gwaenchana,” jawabku, “Asal bisa bersama Oppa saja aku sudah senang..” sambungku lagi membuat senyuman indah di wajahnya kembali lagi, ah, manis sekali senyumnya itu.
Sungmin oppa menarikku ke pelukannya, “Ah, aku tau bagaimana supaya kita bisa berduaan saja, lepas dari kejaran Elf EunGi-ya..”
“Bagaimana?” tanyaku melepas pelukannya.
“Ayo siap-siap lari lagi..” katanya menggemgam tanganku.
“Mau lari kemana lagi Oppa?” tanyaku.
“Ayolah, tidak jauh dari sini kok,” jawabnya, aku menghela nafas, membalas genggaman tangannya mantap.
Setelah menghitung sampai 3 kami keluar dari gua itu, benar saja semua Elf yang sudah kelimpungan mencari-cari kami segera teriak dan ikut berlari mengejar kami, Sungmin oppa mempererat genggamannya. Setelah agak lama berlari dan sepertinya Elf agak ketinggalan dibelakang kami, Sungmin oppa berhenti, lalu berbicara pada seorang petugas, lalu menarik tanganku lagi masuk ke kantor kecil, sepertinya tempat petugas itu.
“Oppa, untuk apa kita kesini?” tanyaku bingung.
“Antri,” jawabnya santai, membuatku melongo.
“Antri??”
Dia mengangguk, “Antri untuk naik itu,” jawabnya sambil menunjuk keluar jendela.
“Ah, bianglala..” aku dari tadi tidak memperhatikan sekitar kami karena terlalu fokus berlari menghindar dari kejaran Elf.
“Nanti setelah bianglalanya hampir penuh baru kita naik,” jelas Sungmin oppa, lalu dia mengintip ke jendela melihat Elf yang kembali bingung mencari kami, satu-satu Elf itu mulai pergi, mungkin mencari kami ke tempat lain.
“Sungmin-ssi, kalian boleh naik sekarang,” kata seorang petugas masuk ke kantor kecil ini.
Aku dan Sungmin oppa masuk ke bianglala pelan-pelan untuk menghindari perhatian, setelah kami duduk baru bianglala itu berputar.
“Oppa, kau mengenal petugas tadi?” tanyaku.
Dia mengangguk, “Waktu kami syuting MV, dia yang membantu..”
“Oh,” gumamku, lalu memperhatikan pemandangan kota Seoul, “Dari atas sini, kota Seoul itu indah sekali ya.. Sepertinya aku tidak akan pernah bosan memandangnya,”kataku kagum.
“Hmm, sama seperti aku yang tidak akan pernah bosan memandangmu..” ucap Sungmin oppa, membuatku tertegun.
Aku melihat kearahnya yang duduk disampingku, dia tengah menatapku intens. Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya, membuat jantungku jumpalitan. Aku bingung harus bagaimana, ini yang pertama kali buatku, sebelumnya aku tidak pernah dengan pacarku yang lalu. Aku menutup mataku menanti apa yang selanjutnya akan terjadi.
Treekk, bianglalanya mendadak berhenti.
Aku dan Sungmin oppa lantas membuka mata kami terkejut, “Oppa, ottokhae?” tanyaku khawatir, yang benar saja, kami sedang berada di paling atas bianglala ini, aku memandang kesekitar, membuatku semakin takut.
Aku merapatkan diri ke Sungmin oppa, dia menggenggam tanganku, “Tenang saja,” katanya, dia terlihat tenang-tenang saja. Terdengar dari bawah pengumuman bahwa ada kesalahan tehknis dan bianglala ini akan diberhentikan beberapa saat.
“Oppa, kenapa kau tenang-tenang saja?” tanyaku heran, kenapa dia tidak takut.
“Mwo? Kenapa aku harus takut?” tanyanya balik, “Kemungkinan terburuknya cuma kita jatuh atau mati disini kan, kalau pun aku mati, aku bakal mati dipelukanmu kan? Kenyataan itu saja sudah cukup kok untuk membuatku tenang..” sambungnya lagi dengan ketenangan yang sama, dia memelukku erat.
“Kau ini..” gumamku dengan wajah yang bersemu merah, mau tak mau aku senang sekali mendengar ucapannya, adakah yeoja yang lebih beruntung dariku?

“EunGi-yaa.. EunGi..” aku tersadar dari lamunanku, Yonghwa oppa sedang melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.
“Ah, iya, ada apa Oppa?” tanyaku.
“Kau banyak melamun belakangan ini EunGi-ya,” jawabnya.
“Ah, benarkah Oppa?” tanyaku, “Mianhae, tadi aku hanya teringat sesuatu saja..”
Dia mengangguk, “Sesuatu yang menyenangkan sepertinya, dari tadi kau senyum sendiri..”
Benarkah aku tersenyum? “Ah, ani, sama sekali bukan hal yang menyenangkan..”
“Jinca?” tanyanya tak percaya, aku mengangguk lalu kembali memperhatikan pemandangan diluar.
Yonghwa oppa diam, ikut memperhatikan keluar, sepertinya dia tau aku tidak ingin membahas tentang lamunanku tadi.
“EunGi-ya, apa kau masih marah karena dulu aku pernah menghianatimu?” tanya Yonghwa oppa, membuatku menatapnya.
Aku tersenyum, “Aku bahkan sudah melupakannya Oppa..” jawabku, “Lagi pula bukan salahmu, kan aku yang meninggalkanmu selama setahun dan tidak memberimu kabar..”
“Tapi kita sudah berjanji untuk menjaga perasaan kita masing-masing kan?” tanyanya, “Tapi aku malah jatuh cinta pada yeoja lain..”
“Siapa juga namja yang tidak akan jatuh cinta pada Seohyun Onnie, kalau aku jadi kau, aku juga pasti akan jatuh cinta padanya Oppa..” kataku, “Dia yeoja yang baik..”
Yonghwa oppa mengangguk, “Dan kau juga yeoja yang tak kalah baik, karena itu aku berulang kali jatuh cinta padamu..” ucapnya terang-terangan.
Aku hanya bisa diam mendengar ucapannya. Aku sendiri tak yakin dengan perasaanku, di satu sisi aku nyaman bersama Yonghwa oppa, di sisi lain aku tidak yakin untuk menerima perasaannya. Aku takut jika aku menerima cintanya malah akan menyakiti dia dan aku, bagaimana pun perasaanku pada namja yang telah lama berlalu itu masih belum sepenuhnya hilang.
“Ayo kita turun,” ajak Yonghwa oppa menarik tanganku, aku mengikutinya tanpa suara.
“Aku lapaar..” kata Eunji begitu kami sudah berempat lagi.
“Ayo kita makan,” ajak Yonghwa oppa.
“Ayoo!!” seru Eunji senang lalu menarik tanganku, “Kita biarkan saja kedua artis itu di belakang, kan enak punya bodyguard artis, hehhehehe..” candanya membuatku ikut tertawa.
“Kau mau makan apa EunGi?” tanya Joon Oppa, aku membolak-balik buku menunya, tinggal aku yang belum memesan.
“Aku tidak lapar,” jawabku, “Strawberry milkshake saja satu,” ucapku pada pelayan.
“Hyung, kapan rencananya kalian menikah?” tanya Yonghwa oppa.
“Desember tahun ini,” jawab Joon oppa, “Ya kan Eunji?”
Eunji mengangguk, “Hmm, aku suka sekali musim salju, makanya aku mau pernikahanku nanti di musim salju,” terangnya, “Ah, EunGi-ya kau juga suka musim salju kan?”
“Eh? Aku..”
“Jongmal?” tanya Yonghwa oppa penasaran, “Aku baru tau kau suka musim salju EunGi-ya.. Kenapa kau suka musim salju?”
“Masa Oppa tidak tau?” tanya Eunji heran, “EunGi suka musim salju karena saat musim salju lah EunGi pertama kali bertemu Sungmin Op...” Eunji menutup mulutnya, Joon Oppa memelototinya, “Mianhae..” ucap Eunji memelas padaku.
Aku tersenyum kecut, “Aniyo, gwaenchana..” jawabku.
Kami terdiam cukup lama, sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Untunglah tak lama pesanan kami datang, lalu kami kembali bercerita tentang rencana pernikahan Eunji dan Joon oppa.

Aku duduk diam memandang keluar jendela kamarku, di luar hujan deras. Kulirik jam dindingku, sudah jam 2 subuh, ntah sudah berapa jam aku duduk diam begini. Ini lah yang ku takutkan pulang ke Seoul, baru beberapa hari aku kembali ke kota ini dan tak sehari pun aku tidak mengingat dia. Kenangannya di kota ini terlalu kuat.
Aku teringat ucapan Eunji tadi, dia benar, aku suka sekali musim salju. Karena musim itu mengingatkanku pertama kali aku bertemu namja itu, namja yang akhirnya mencuri seluruh hatiku. Tentu saja saat itu aku masih tidak ingat ternyata kami pernah bertemu di Jeju sebelumnya.

“Ah, harusnya tadi aku bawa mantelku..” gerutuku, menggosok-gosokkan kedua telapak tanganku, ini benar-benar dingin sekali, batinku, tentu saja ini kan bulan Desember, ah EunGi babo!
Aku memandang sekitar coffe shop yang sedang kudatangi ini, seprtinya sebentar lagi akan tutup, hanya tinggal aku dan seorang namja yang sibuk dengan notebooknya yang duduk di coffe shop ini. Aku memandang lesu handphoneku yang sudah mati, kalau begini bagaimana caranya aku menghubungi Eunji, bahkan nomor handphonenya pun aku tak hapal..
Aku menghela nafas dalam, baiklah EunGi-ya, biar bagaimana pun kau harus melewati malam dingini ini, kalau tidak kau tidak akan sampai di apartemenmu yang hangat, ucapku dalam hati membayangkan ranjangku dan bedcover tebal yang sudah menungguku. Aku merapikan barang-barangku, namja yang duduk tak jauh dariku juga sedang merapikan barangnya.
Aku segera meninggalkan bangkuku, lalu membuka pintu coffe shop itu dan brrr.. seketika aku menggigil, ini benar-benar dingin, aku bisa mati kalau begini. Aku menggosok-gosok kedua tanganku lagi.
“Kau tidak bawa mantel?” tanya namja yang tadi duduk di coffe shop, dia sudah berdiri disampingku, kenapa wajahnya khawatir begitu?
Otomatis aku menggeleng dan tiba-tiba dia memakaikan mantel yang dipegangnya padaku membuatku terkejut, “Aniyo, tidak perlu..” kataku cepat-cepat sambil melepas mantelnya, tapi sepertinya aku mengenal wajah namja ini, astaga! “Neo.. Lee Sungmin Super Junior kan??” pekikku tak percaya.
Dia hanya mengangguk dan kembali memakaikan mantelnya padaku, “Kau bisa mati membeku kalau tidak pakai ini,” katanya lalu melepas syalnya dan memakaikannya padaku yang masih terbengong. Dia melepas sarung tangan kirinya dan memakaikannya di tangan kiriku, lalu digenggamnya tangan kananku, “Kajja, kita ke mobilku, aku antar kau pulang..” katanya menarik tanganku dan aku yang masih belum sepenuhnya sadar hanya mengikutinya.
“Jangkkaman!!” seruku tiba-tiba membuatnya berhenti, “Salju..” ucapku kagum melihat butiran-butiran putih mulai berjatuhan dari langit, kulepas tanganku dari genggamannya, lalu merasakan salju-salju itu jatuh di telapak tanganku, dingin.
Aku melihat ke arahnya yang dari tadi memandangiku intens, dia sepertinya tersadar aku melihatinya dengan bingung. “Kajja!” katanya lalu menarik tanganku lagi.
“Kau tau Sungmin-ssi,” ucapku sambil terus berjalan cepat-cepat mengikuti langkahnya, “Aku selalu membayangkan bisa berduaan dengan orang yang kusuka melihat pertama kali turun salju,” sambungku tak peduli sepertinya dia tidak mendengar ucapanku, “Dan kau mewujudkannya..”
Dia membukakan pintu mobilnya padaku dan menyuruhku masuk, lalu dia masuk ke dalam mobil tanpa bicara sedikit pun. Aku menyebutkan alamatku tanpa ditanyanya. Lalu kami hanyut dengan pikiran kami masing-masing.
“Gomawoyo..” ucapku begitu kami sampai di depan geudng apartemenku, dia turun lalu membukakan pintu mobilnya untukku. “Ini..”
“Besok aku akan kembali mengambil mantelnya,” potongnya saat aku akan melepaskan mantelnya, “Masuklah,” katanya dan entah kenapa aku malah menuruti kata-katanya, saat aku melangkah masuk dia kembali masuk ke mobilnya, dia membuka kaca jendelanya, lalu dengan sedikit berteriak dia bilang,“Ternyata hyungku benar Shin EunGi, kalau aku berjodoh dengamu aku pasti akan bertemu denganmu, sampai jumpa besok!” lalu dia pergi meninggalkanku yang masih terbengong.
“Sepertinya aku tidak ada menyebut namaku tadi..” gumamku bingung.


Aku menghapus air mataku yang sudah menetes tanpa kusadari, benarkah kita berjodoh Sungmin oppa, batinku. Apa kau pernah sekali saja mengingatku Oppa? Apa kau sudah bahagia dengan yeoja itu sampai tidak pernah mengingatku bahkan sekali saja? I still love you Lee Sungmin, with all my heart..

No comments:

Post a Comment